·
Tittle :
I Want To Be Your Dongsaeng
·
Art & Storyline by : Yeon Veggy
·
Actor : - Hideyashu
Sofa
-
Jeon Jungkook
- Do Kyungsoo
·
Genre : Friendly & Romance
·
Category :
One Shoot
Happy Reading~
Aku
tidak tahu mengapa akhir-akhir ini pikiranku selalu tertuju pada Korea Selatan.
Mungkin itu adalah dampak dari aku menyukai K-pop sejak sekolah menengah
pertama. Aku juga sudah banyak mengkoleksi berbagai foto, video, lagu,
barang-barang dari Korea yang sudah di jual di negaraku sendiri, dan bahkan aku
sudah faseh berbahasa Korea karna aku mengikuti kursus setiap hari. Aku
benar-benar antusias dengan yang namanya Korea Negeri ginseng tersebut. Sempat
terpikirkan olehku untuk pergi ke sana, tapi itu benar-benar tidak mungkin dan
sangat berlebihan. Bibi dan paman pun selalu meledek ku ketika aku sudah
membahas Korea di depan mereka, sungguh menyebalkan. Aku adalah Hideyashu Sofa,
negara kelahiran ku adalah Jepang. Aku pun sudah memberikan nama Korea untuk
diri ku sendiri, Jung Sofa.
Hari-hari
ku selalu di sibukkan dengan kegiatan di depan computer. Dan pastinya, karna
sekarang adalah zaman yang sedang di rambah oleh Twitter, E-mail, Facebook,
Weibo, Instagram, Cacaotalk, dan masih banyak lagi, kesempatan emas ku untuk
mencari teman yang berasal dari Negara yang sedang aku gilai itu. Tetapi dari
semua jaringan social tersebut, yang selalu on adalah Cacaotalk.
Nama
akun ku pun “Jung Sofa” dan di sana hampir semua teman yang ku cari adalah
Korean. Jadi sangat banyak pengetahuan yang ku pelajari dari mereka, karna
mereka sangatlah baik dan perhatian. Tetapi rata-rata mereka semua akan
membalas pesanku ketika tengah malam, tentu saja itu sangat menyusahkanku yang
bukan warga Korea.
Salah
seorang dari mereka ada yang benar-benar baik menurutku, ia juga sangat manis.
Nama akunnya adalah Kookie. Itulah alasan mengapa aku selalu On. Biasanya
Korean chattingan dengan teman luar pakai bahasa Inggris, karna kalau membalas
menggunakan tulisan Hangeul tidak mungkin, apa lagi seperti menuliskan
“Annyeonghaseo”, kecuali jika menuliskan sebuah nama.
(Enlish)
#ceritanya pakai English, tapi gak mungkin pakai English semua.
“Hey…” sapa ku di
pesannya.
“Hey too ^_^” balas Kookie
yang semakin membuatku gemas.
“What’re u doing?” Sofa.
“Me? Sedang membantu adik
ku mengerjakan tugasnya. How about you(bagaimana dengan mu?)?”
Kookie.
“Berkutik depan tablet.
Hehe.. ah, kedengarannya menyenangkan..” Sofa.
“Menyenangkan? Kau salah,
sekarang aku sangat lelah.. bagaimana dengan keluargamu? Kau tidak berkumpul
bersama mereka?” Kookie.
“Who? My aunt and uncle?
What for??(Siapa? Bibi dan pamanku? Untuk apa?)” Sofa.
“Aunt and unlce? Kau tidak
bersama kedua orangtua mu?” Kookie.
“Hais.. mereka sudah
berpisah sejak lama. Sebelum mereka berpisah, aku sudah melarikan diri karna
aku akan gila jika tetap diam. Sekarang bibi dan paman ku lah yang masih
perduli dengan ku, mereka akan datang berkunjung jika sedang libur bekerja”
Sofa.
“What? Really?? I’m
sorry.. I don’t know.. I’m really sorry..” Kookie.
“It’s okay.. ^_^” Sofa.
“So, you’re alone?” Kookie.
“Yes.. why?” Sofa.
“Nothing... ^_^” Kookie.
“Hais.. I’m fine..
” Sofa.
“Hm..so.. I
want to be your oppa” Kookie.
“What? Are you
kidding me? Haha” Sofa.
“No..” Kookie.
“Haha.. I don’t
believe..” Sofa.
“Hey, bukankah kau
tadi bilang “I’m fine”?? tapi jika kau tidak ingin, tidak apa..” Kookie.
“Jika itu sungguhan tentu
saja aku mau.. hehe” Sofa.
“Good ^_^” Tae Tae.
“So.. I call you oppa now?”
Sofa.
“Of Course.. ^__^” Kookie.
“Tapi, kau adalah oppa
yang sangat jauh. Tentu saja aku masih sendiri.. Tetapi.. jika aku sangat
membutuhkanmu, aku akan pergi mencarimu” Sofa.
“Kau akan mencariku? Kau
akan ke korea? Haha..” Kookie.
“Kenapa? Kau meledekku?
Akan ku buktikan kalau aku bisa melakukannya..” Sofa.
“Ah Really?? Akan ku
pegang omonganmu..” Kookie.
“Yah.. tentu saja.. Hah..
sudahlah. Aku bukanlah orang ahli seperti kalian yang dapat bertahan hingga
subuh untuk tidak tidak tidur. I will go to sleep, Good night ” Sofa.
“Ah, kau menyebalkan. Baiklah..
good night..^_^” Kookie.
Sebelum tidur aku mengingat lagi kata-kata Jungkook
oppa. “Aku ingin menjadi oppa mu”. Aigo, I’m going crazy. Aku pun
tersenyum-senyum sendiri.
~~
Hingga tiga bulan kemudian saat liburan kenaikan
kelas. Aku benar-benar ingin menepati keinginan ku, tentu saja untuk pergi ke
Korea Selatan. Uang yang sudah aku kumpulkan selama bertahun-tahun di bank
tidak terasa sudah sangat banyak karna aku sangat jarang menggunakannya. Tidak
lupa aku juga mengajak teman-teman ku untuk liburan ke sana. Tetapi ternyata
mereka semua berhalangan. Jadi aku memutuskan untuk pergi sendiri bertemankan
dengan semua keberanian ku.
~~
Akhirnya.. kedua kaki ku pun dapat merasakan tanah
Korea. Hawanya sedikit berbeda dengan di Jepang, di sini terasa lebih dingin.
Setelah mendapatkan apartemen untuk ku tinggali sementara.
Ke esokkan harinya ketika matahari masih belum meninggi, tepatnya pukul 08.00
am. Aku harus menyempatkan untuk jalan-jalan dan mencari makanan untuk sarapan
pagi. Aku benar-benar tidak ingat sekali dengan Jungkook, padahal selain
tujuanku jalan-jalan aku juga sangat berniat untuk bertemu dengannya.
Aku pun menemukan rumah makan di gang kecil di sana.
Segera aku masuk dengan sangat sopan. Melihat ku yang masuk dengan penuh
kehati-hatian, seorang pelayan perempuan menyambut dengan sangat baik.
“Annyeonghaseo..” sapanya
ramah tamah.
“Ne annyeonghaseo..” balas
ku sambil membungkukkan badan.
Ia pun mempersilahkan aku masuk dengan duduk di meja
yang berada tidak jauh dari pintu keluar. Ternyata di sana Jungkook bersama
teman dekatnya yang bernama Taehyung juga sedang berada di rumah makan
tersebut. Dari pertama sejak aku masuk Jungkook tampak melihat-lihat dengan
curiga ke arah ku, sementara aku tidak sadar sama sekali.
“Ada apa?” tanya Taehyung.
“Aniy.. mengapa wajah
yeoja itu seperti tidak asing..” tutur Jungkook sambil menunjuk ke arah ku.
“Jeongmal? Aku rasa ia bukan
warga sini..” balas Taehyung sambil melahap Ramyeon hangatnya.
Merasa ragu, Jungkook merogoh tablet merahnya dan
segera mengetik pesan di Cacao.
“Sofa-ssi, where are you
now?” tulis Jungkook lalu segera ia kirim ke kontak ku.
5
menit kemudian~
“Tidak biasanya ia tidak
membalas” tutur Jungkook heran.
“Hm.. nugu? Yeojachingumu
ne..?” tanya Taehyung sambil melirik ke layar tablet Jungkook.
“Aniy.. hanya teman” jawab
Jungkook tetap memperhatikan aku yang sedang menunggu pesanan datang.
Takjub dengan keadaan sekitar, aku tidak berhenti
untuk melihat-lihat di sekelilingku. Aku pun melihat ke luar rumah makan ini,
ada seekor kucing yang sedang berada di pinggir jalan tepatnya di depan rumah
makan itu. Aku benar-benar tidak tahan melihatnya, bagaimana tidak, sepertinya
itu kucing angora. Aku pun pergi menemuinya lalu mengelus lembut bulunya.
“Ah.. manis sekali.. omo…”
ujarku sambil menggendong kucing tersebut.
“Yak lihat yeoja itu,
sekarang ia akan menculik kucing tersebut. Ia belum tahu kalau pemiliknya
sangat mengerikan” ujar Taehyung ikut memperhatikan.
“Dia pernah bilang kalau dia
suka kucing..” gumam Jungkook pelan.
“Mwo??” tanya Taehyung
tidak mendengar.
“Aniya..”
Setelah pesanan datang aku pun kembali masuk. Selesai
makan aku segera keluar dari rumah makan tersebut. Jungkook memperhatikanku
dengan teliti, sayangnya tertutup oleh rambut ku. Aku kembali menyusuri kota Seoul lagi.
~~
Karna kelelahan, ku baringkan tubuhku di atas kasur
yang lembut di apartemen tersebut. Aku pun segera mengambil tablet dan tampak
kaget setelah melihat pesan Jungkook, dan pesan itu masuk sudah sejak tadi
pagi.
“Me? I’m now being in
Seoul..^_^(Aku? Sekarang aku sedang berada di Seoul)” Sofa.
“Haha.. It’s a lie(bohong)..
:p” Kookie.
“Hey! I’m not kidding..(Yak,
aku tidak bercanda)” Sofa.
“Really?? Really? So..
some time ago it’s you..! I see you in restaurant!!(benarkah? Jadi tadi
itu adalah kau! Aku melihat mu di restoran)” Kookie.
“Whaat?? So you get
there?? I really don’t know..(apa? Jadi kau ada di sana? Aku benar2 tidak
tahu)” Sofa.
“Oh my.. aren’t you
approaches a cat?? Raight??(omo, bukankah kau yang menghampiri seekor
kucing? Benarkan?)” Kookie.
“Yes..” Hye Kyo.
Aku dan Jungkook sama-sama terkejut ketika
mengetahuinya. Aku benar-benar tidak tahu kalau di rumah makan tersebut ada ia
di sana.
Setelah
lama membahas kejadian yang tidak terduga tersebut, kami pun memutuskan untuk
bertemu. Kami juga segera bertukar nomor kami masing-masing agar lebih mudah
berkomunikasi.
~~
Hari ini
kami berniat untuk bertemu. Jadi aku menunggunya di taman, aku sungguh tidak
sabar ingin melihat wujud aslinya, bukan foto selcanya yang sering ku lihat di
jaringan sosial.
“Oppa.. kau di mana..”
gumam ku yang duduk manis di kursi taman kota.
Tidak lama kemudian, sebuah pesan dari Jungkook.
Sofa-ssi..
I’m sorry.. I’m so busy now...
Aku tampak kecewa dengan pesannya. Sungguh kecewa,
aah..
Really.?.
ah.. It’s okay ^_^
Karna kata Jungkook ia benar-benar sibuk sekarang,
aku pun segera pulang, karna matahari hampir tenggelam ke arah barat.
~~
Hari
kedua aku menunggunya. Aku yakin pasti dia akan datang. Semoga..
“Baby baby geudaeneun, Caramel macchiato,
yeojeonhi nae ipgaen, geudae hyang-gi dalkomhae,
Baby, baby tonight..”
yeojeonhi nae ipgaen, geudae hyang-gi dalkomhae,
Baby, baby tonight..”
Untuk
menghilangkan rasa bosan aku mencoba bernyanyi. Tiba-tiba munculah pesan dari
Jungkook.
Sofa-ssi,
today I’m transcription in studio sudden.. sorry(Hari ini aku rekaman di
studio mendadak, maaf)
Lag-lagi
aku harus menerima inti pesan yang sama darinya. Sabar, aku hanya bisa bersabar
meskipun sebenarnya di benakku sudah cukup kecewa. Meskipun begitu, aku tetap
membalas pesannya.
Hm..
okay.. I’m fine oppa. .^_^(Oke, aku tidak apa-apa oppa)
Katanya
sekarang ia juga tidak bisa karna ia sedang rekaman mendadak di studio. Karna
perut yang lapar aku pun pergi ke sebuah cafee untuk mengisi perut yang sedang
kosong saat ini.
~~
Sofa-ssi,
let us meet..(Sofa, ayo kita bertemu)
Pesan
Jungkook di message ku.
Sorry,
I’m weary now..(Maaf, aku lelah sekarang)
Balas
ku singkat.
Why?
Are you angry with me? I’m sorry..(Kenapa? Kau marah pada ku? Maafkan aku)
Akhirnya
Jungkook pun sadar.
No..
^_^
Balas
ku lagi mencoba damai.
Lie!(bohong)”
Ujarnya
tahu akan isi hatiku sebenarnya.
Terakhir
aku malas ingin membala. Hari pertama sudah sekitar satu jam aku menunggunya,
dan hari kedua bertambah satu jam setengah. Sekarang biar ia yang merasakannya.
~~
Sudah
seminggu aku berada di Seoul, tetapi aku belum juga bertemu dengan Jungkook.
Hari ini adalah hari terakhirku. Aku juga ingin berbelanja untuk ku bawa pulang
ke Jepang sebagai oleh-oleh.
“Hah.. seperti dinosaurus..” gumam ku melihat
namja-namja yang lalu lalang.
Ketika
sampai di toko yang menjual barang pernak-pernik. Mataku tambah berbinar-binar,
ingin semuanya aku beli. Di sana pun tampak ramai, mungkin bukan hanya aku
pendatang dari luar yang ingin berbelanja untuk oleh-oleh.
Di
sana juga menjual alat elektronik yang unik. Seperti mouse computer yang
berbentuk Lady Bug dan loadspeaker yang beragam bentuk dan warna. Aku semakin
tertarik saja ketika melihatnya.
Ketika
aku sedang asik memilih sesuatu yang ingin ku beli, dua orang yang lewat di
belakang ku membuat aku tidak tahan untuk melihatnya. Ku lihat dua sepasang
tersebut, dan yang paling aku perhatikan adalah namja-nya.
Ia
memang sedang membelakangiku, tetapi rasanya aku sangat tahu itu siapa.
Perasaanku sudah tidak enak dan aku pun sedikit menjauh dari mereka. Aku masih
memantau namja tersebut dan ketika ia menyamping….
“Jungkook??” ujar ku tanpa sadar mengucapkan
namanya.
Ia
langsung menatap ke arahku dengan sangat terkejut. Benar-benar membuat sakit hati.
Siapa yeoja yang bersamanya itu eoh?!. Aku langsung pergi dari toko tersebut.
“Sofa-ssi..!” panggilnya tanpa ku dengarkan.
“Yak oppa! Siapa itu..?” tanya yeoja di
sampingnya yang kemungkinan adalah kekasihnya sendiri.
“Jamsiman ne..” suruh Jungkook lalu ia pergi
meninggalkan yeoja itu.
Ia
segera mencariku. Karna daerah tersebut banyak gang kecil, aku lewati saja ke
mana arah gang itu tertuju tanpa tahu akankah aku tersesat. Tujuanku adalah
mencari jalan besar lalu menunggu taksi untuk pergi ke bandara, buat apa aku
berlama-lama di sini.
Akhirnya
taksi yang ku tunggu-tunggu pun datang. Baru saja tanganku ingin menarik
ganggang pintu taksi tersebut. Tiba-tiba saja Jungkook menemukanku dan kini ia
sedang berdiri di hadapanku, membuat taksi tersebut melaju pergi.
“Sofa-ssi..” ucapnya senang.
“Who are you?(nuguya?)” tanyaku kesal.
“Hey.. don’t feign..(yak, jangan pura2
tidak tahu)” ujarnya terkekeh.
“I don’t know you..(Nugu? Aku tidak
mengenal mu)” aku pun kembali memanggil taksi yang ingin mendekat dan
tidak memperdulikan ocehannya.
“Sofa-ssi, what happens..?(Hye Kyo, apa
yang terjadi?)” tanya Jungkook tanpa menyadari perbuatannya.
Aku
pun langsung masuk ke dalam taksi itu lalu pergi meninggalkannya yang masih
terdiam melihat ku yang mulai menjauh dari pandangannya.
~~
Lima
tahun kemudian. Aku benar-benar tidak menyangka dengan diriku yang sekarang.
Aku menjadi penyanyi solo terkenal di negaraku sendiri. Itu karna aku sering
menunggah rekaman bernyanyi ku ke Youtube, dan seseorang mengajakku untuk
berkreasi di bidang musik, itulah awalnya.
Komunikasi
ku dengan Jungkook pun sudah terputus sejak ke pulangan ku dari Korea semalam.
Aku sengaja menghapusnya dari pertemanan ku dan tidak menerima permintaannya
lagi.
Aku
sangat lelah sehabis tampil di acara Awards di sebuah gelora Shikari yang
sangat luas. Setelah turun belakang panggung aku menyuruh mereka (staff) semua
untuk tidak mengganggu ku malam ini, aku sangat bosan mendengarkan ocehan
mereka yang tidak pernah berhenti lewat dan lalu lalang di telinga ku.
Sengaja
aku berjalan menuju halte bus yang sudah sunyi, mencari angin malam. Mencari
ketenangan dan berusaha mengingat masa laluku yang sering seperti ini.
“Sofa-ssi..” teriak seorang laki-laki dari
kejauhan.
“(Sofa-ssi? Bukankah.. itu.???)”
Aku
sadar kalau nama panggilan seperti itu adalah ciri khas warga korea. Dengan
hati yang ragu dan sangat tidak percaya, aku menebak kalau saja itu adalah
Jungkook. Ia memang tidak tahu nama asliku karna aku terus-terusan menggunakan
nama Jung Sofa padanya. Aku pun berbalik dan….
“(Jeon Jungkook?)” gumamku pelan dengan mata
sedikit terbelalak. Seseorang itu benar-benar Jungkook. Ia berlari ke arah ku
dengan tergopoh-gopoh.
“Sofa-ssi..” ucapnya seperti pertama kali
bertemu.
“Ne..? wae geurae?” tanya ku menggunakan
bahasanya sambil tersenyum.
“Neo.. kau sudah tidak marah lagi denganku?”
tanya-nya dengan penuh harapan.
“Tentu saja, aku sudah sangat bahagia
sekarang..” ucapku tanpa di sadarinya apa arti dari kata-kata tersebut.
Sebaliknya
ia malah mengajak ku duduk di halte tersebut. Wajahnya tampak sangat senang.
“Sofa-ssi.. nan neomu joha.. kau tahu?” ia
memulai pembicaraan saat di antara kami berdiam sejenak.
“Waeyo?” sahut ku tidak kalah senangnya.
“Akhirnya aku bisa melihatmu dengan
sempurna..” ujarnya masih menyisakan senyum bahagianya.
“Nado.. oppa..^_^”
“Kau masih ingat kata-kata itu? Haha..”
ujarnya terkekeh.
“Ne, bukankah kau sendiri yang berkata kau
akan jadi oppa untuk ku” aku mengingatkan kembali.
“Ah, Sofa-ssi, jeongmal mianhae.. saat itu
aku sudah mengkhianati mu. Aku tahu kau saat itu sangat marah. Aku sangat
meminta maaf.. aku ke sini hanya untuk mencari mu.. beogo shipeo..”
tuturnya lalu menyandarkan kepalanya di pundak ku.
“Nado beogo shipeo
oppa..” balas ku tulus.
“Jeongmal?” Jungkook bangun dari pundak ku.
“Ye.. oppa, aku ingin memberi tahu sesuatu
pada mu”
“Mwo?” tanya-nya sambil tersenyum.
“Aku sudah di miliki orang lain.. ia juga
sama seperti seperti mu, warga Korea. Aku sangat mencintainya.. begitu pula
dengannya. Jeongmal jeongmal mianhae.. kau adalah oppa ku, dan akan tetap jadi
oppa ku selamanya..”
Chup~
Aku
pun mencium pipi kanannya. Dan ia hanya terdiam. Entah ia terdiam karna
kelakuanku yang tidak wajar ini, atau ia tidak terima dengan perkataanku.
“Arraseo?” tanya ku berusaha membuatnya
tegar.
“Nde.. gomawoyo..” ia menyunggingkan senyumannya
meskipun wajahnya menyembunyikan sebuah kesedihan.
Tidak
lama kemudian, sebuah mobil berhenti tepat di seberang halte ini. Kyungsoo datang
menjemputku. Laki-laki yang telah ku ceritakan pada Jungkook tadi.
“Oppa.. aku harus pulang sekarang.. annyeong..”
lambai ku padanya sembari berjalan menjauh.
“Ne annyeong..” balasnya manis.
Aku
sangat tidak tega meninggalkannya sendiri di sana.
~~
“Penggemar mu?” tanya Kyungsoo lembut.
“Ne oppa.. dia sangat baik..” jawab ku
berbohong.
“Aah.. beruntung sekali kau mempunyai
penggemar yang tampan..” puji Kyungsoo.
“Hehe.. aniy..” tolak ku.
Meskipun
Jungkook harus menahan rasa sakitnya, ia tetap mencoba bahagia. Padahal ia
sudah bersusah payah pergi ke Jepang untuk menjemput ku. Tetapi semua itu tidak
terjadi dengan baik. Bagaimana mungkin aku harus melepaskan Kyungsoo, itu
sangat tidak mungkin. Aku pergi ke Korea untuk menemui Jungkook, tetapi apa yang terjadi? Ia sudah memiliki kekasih.
Jadi
ia harus menerimanya juga, karna itu sangat setimpal. Tetapi Jungkook tetap akan
menjadi kakak laki-laki ku yang sesungguhnya, karna itulah yang aku harapkan
sejak dulu. Mempunyai kakak laki-laki yang tampan terlebih lagi warga Korea dan
juga baik hati.
The End
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar