Senin, 10 Agustus 2015

BTS V & EXO KAI FANFICTION "YOU DON'T BELIEVE ME"



Art & Storyline by       : Yeon Veggy
Tittle                            : You Don’t Believe Me
Cast                             :
-          Jung Yeon Young (K-Land)
-          Kim Tae Hyung (BTS  Sub Vocal)
-          Kim Jong In (EXO Visual, Main Dancer & Lead Rapper)
Other Cast                    :
-          Jung Ho Seok (BTS Main Dancer & Lead Rapper)
-          Lee Dongyoo (K-Land)
-          Lee Hakyo (K-Land)
-          Lee Eunhwa (K-Land)
-          Han Sang Hyuk (Vixx Magnae)
Genre                           : Ratting 18±, Romance (Long Shoot), Rivalry, & Conflict
Ost                               :
-          BTS - 잡아줘 (Hold Me Tight)
-          Justin Bieber – All That Matters
Happy Reading~





“Aah jinja! Aku bosan chagi-ah, cepatlah kita keluar dari tempat ini” keluh seorang namja dengan perawakan pundak lebarnya.
Rambutnya yang tidak lepas dari semir, menambah kesan bad boy-nya semakin mencolok. Sudah sejak tadi ia menemani yeojachingu-nya berlama-lama  di perpustakaan kota hanya untuk membaca buku ‘Guitar Chord’. Tangan kanannya bergelantungan di pinggang ramping kekasihnya itu. Namja itu, Kim Taehyung. Ia tinggal sendiri di Seoul karna ingin melanjutkan kuliahnya di Brain Iducation Major.
“Aku bosan di rumah oppa..” jawab yeojachingu-nya sambil mendengus lelah.
          Yeoja itu bernama lengkap Jung Yeon Young. Ia masih asik membaca kumpulan bermacam kunci gitar di hadapan buku yang ia tatap itu sekarang. Membiarkan Taehyung besandar ke pundak kecilnya.
“Wae? bukankah rumahmu sering sepi juga?” tanya Taehyung, karna ia tahu betul Yeonyoung sangat senang  dengan tempat sepi.
“Guerae, tapi jika eomma pulang pasti ia langsung memerintahku ini dan itu. Jadi lebih baik di luar saja”
“Ke apartemen saja kalau begitu, aku sudah kelaparan sejak tadi berada di sini” ujar Taehyung manja.
“Aah algaesseoyo” Yeonyoung langsung menghentikan aktifitasnya karna risih dengan sikap namjachingu-nya yang merengek-rengek sejak tadi.
          Melihat itu Taehyung langsung bangun dari tempatnya dengan semangat. Mereka pun berjalan keluar menuju pintu exit.
~~
          Setelah selesai makan di sebuah café yang terdapat di jalan Keimdong, Taehyung dan Yeonyoung segera berlanjut ke kediaman Taehyung.
Di kediaman Taehyung yang berada di hotel tepatnya di ruangan 364. Yeonyoung langsung merebahkan tubuhnya sambil memeluk bantal di atas sofa panjang bewarna dark karna begitu kelelahan, ia memejamkan kedua matanya. Taehyung datang dan duduk di sampingnya.
“Jangan tidur di situ” tegur Taehyung.
“Apa aku harus tidur di lantai?” sahut Yeonyoung pelan tanpa membuka matanya.
“Di kamar tersedia kasur, pergilah ke sana. Atau.. kau ingin aku menggengdongmu eoh?” goda Taehyung jahil.
“Issh yaaak.. kau menyebalkan. Waeyoo??” Yeonyoung mendudukkan tubuhnya dan menatap kesal pada namja yang berada di hadapannya.
           Taehyung menatap balik dengan kedua mata tajam yang ia miliki dan di selingi senyum nakalnya. Ia memajukan kepalanya dengan perlahan, berusaha menggapai bibir kecil Yeonyoung dengan bibirnya. Ketika hampir bersentuhan, Yeonyoung menjauhkan kepalanya untuk menjaga jarak.
“(Andwae..)” pikir Yeonyoung positif.
Tapi Taehyung tidak menyerah, dengan wajah sexy-nya ia menahan tengkuk yeojachingu-nya dan kembali ingin menciumnya. Merasakan nafas bergetar Yeonyoung yang menerpa kulit wajahnya.
~Handphone Yeonyoung berdering~
          Gagal. Seketika Taehyung terdiam dan wajahnya terlihat cemberut, rencananya tidak terlaksanakan dengan baik. Ia menjauhkan tubuhnya dan membiarkan Yeonyoung mengangkat panggilan tersebut.
“Yeobosoyo? Ne oppa? arraseo.. ne ne.. ne arra.. ne akan ku katakan padanya..ne..” Yeonyoung mematikan panggilan itu.
          Ia sedikit bernafas lega, karna panggilan itu ia terselamatkan dari jeratan mematikan Taehyung.
“Hoseok hyung?” tanya Taehyung.
“Geurae, katanya hantarkan aku pulang cepat, eomma mencariku. Aku tahu pasti ia menyuruhku untuk menemaninya membuat makanan, menyebalkan” ujar Yeonyoung dengan wajah kesal.
“Cha, palli.. tapi ketika jam kuliahku selesai, nanti malam kau ke sini lagi arraseo?” celoteh Taehyung sambil merogoh mantel hitamnya di kepala sofa itu.
“Arrachi, aku tahu kau akan mengatakan itu oppa”
“Begitulah.. tempat ini seperti kuburan jika kau tidak ada. Kajja..” Taehyung mengulurkan tangannya pada Yeonyoung yang masih duduk di sofanya.
          Yeonyoung tersenyum dan ia menyambut uluran tangan namja itu.
“Kajja…^^”
~~
          Matahari sudah di gantikan oleh bulan, tepatnya ketika pukul 21.13 KST.  Yeonyoung segera bersiap-siap untuk pergi menemui kakak laki-lakinya yang benama Jung Hoseok. Kali ini ia harus menemui Hoseok yang keberadaannya tidak terlalu jauh dari kediaman rumah mereka, Yeonyoung ingin Hoseok menghantarkannya ke kediaman namjachingu-nya. Yah, rumah Taehyung memang jauh, jadi oppa-nya lah yang menjadi sopirnya ketika ia ingin pergi ke tempat yang jauh.
~~
          Yeonyoung berjalan dengan santai ketika sampai di tempat tujuan. Baru kali ini ia memasuki apartemen tersebut. Apartemen di mana sudah dua tahun ini Hoseok berlatih dance di sana, sebut saja  tempat itu training dance.
“Oppa eodiga..” gumam Yeonyoung ketika berjalan melewati ruangan-ruangan dance.
          Tempat itu terlalu luas hingga membuat yeoja itu kewalahan menemukan Hoseok. Bahkan menghubungi Hoseok saja ia malas melakukannya.
          Yeonyoung melihat beberapa kursi yang tersusun rapi di depan satu ruangan, ia segera duduk di salah satu kursi tersebut. Indra pendengarannya menangkap suara samar-samar music dari ruangan dance di belakangnya. Sontak yeoja itu pun berbalik, melihat siapa orang yang tengah berada di sana dari balik dinding kaca transparan ruangan itu.
 “(Heol..  cool… tinggi sekali. Tampan juga.. dan gerakannya.. omona..)” seketika Yeonyoung hampir tidak berkedip dalam beberapa detik.
Yeonyoung POV~
          Oppa itu membuatku tertegun. Dengan di iringi instrument What Is Love  milik agensi SM, oppa itu mampu menciptakan gerakan sexy dan menggairahkan. Jeongmal, entah dia melakukan operasi plastic atau tidak, wajahnya begitu perfect. Kulitnya yang..
~Handphone  berdering~
          Aish.. mwoyaa….
“Yeobosoyo?  Ne oppa chamkamman.. Hoseok oppa belum keluar sepertinya. Aah ne ne.. aniyaa… tidak ada yang lebih tampan darimu di sini arraseo?. Aniya.. tidak akan.. ne.. yakseokhae Taehyung oppa.. ne annyeong.. nado  saranghae..”
         Yap, namja yang begitu cerewet di sana baru saja menceramahiku. Aku berbohong hehe.. sebenarnya di tempat ini aku sedikit mendapat refreshing mata. Mianhae yeobbo.. haha.. keundae, nan geunyang saranghaeyo Taehyung oppa.
          Merasa aman dari ancaman namjachingu-ku, kembali ku alihkan pandanganku ke dalam ruangan tadi. Tetapi oppa itu sudah tidak ada, eodiga eoh??.  Sudah tidak ada orang di dalam ruangan itu.
Brak~
          Suara kursi di sampingku tergeser sedikit. Dan..
“(OMONA!! I i i itu oppa tadi)”
          Seketika aku menjadi kaku. Ingin pergi, tapi rasanya takut sekali. Aneh, memang aneh, padahal siapa yang melarang aku pergi? Yah itulah aku, manusia paling pemalu dan sering kali kaku jika berdekatan dengan namja. Bukan hanya oppa ini, dengan Taehyung oppa saja bahkan sering. Sampai saat ini ia tidak pernah melakukan ciuman berlebihan padaku, seperti French Kiss. Ciuman yang di lakukan berlarut-larut hingga saling menyatukan lidah satu sama lain. Aku tidak pernah sama sekali ingin melakukannya, hanya sekedar kecupan hangat. Itupun aku hampir kehabisan darah karna pucat mendadak.
“Kau anak baru di sini?”
DEG~
          AIGOO!!. Tiba-tiba saja suara oppa itu berhasil membuatku terkejut karna aku sibuk melamun sejak tadi. Semoga aku bisa mengontrol rasa gugup ini.
“A a aniy.. a aku hanya menunggu,  o o oppa ku”
          Aaarrgh…. Aku memang gugup ternyata. Huuuufft… control dirimu Jung Yeon Young. Anggap saja dia alien absurd kekasihmu itu. Jeongmal aku tidak berani menatap wajahnya.
“Geuraeyo? Siapa oppa mu itu?” tanyanya kembali dan ku rasakan tubuhnya sedikit mendekat ke arahku. Dan terlihat ingin melihat wajahku yang ku tekuk sejak tadi.
“J jung Hoseok, a apa kau melihatnya oppa? a aku sudah sejak tadi menunggunya” dengan gaya bodohku aku berusaha menatap wajah perfectnya tersebut. Benar-benar memalukan sikapku ini.
“Wua Jung Hoseok? Kau dongsaengnya? Ia teman dekatku di tempat ini^^” ujar oppa itu tersenyum simpul.
Mwo?? Ia teman Hoseok oppa? baguus.. haha. Ia benar-benar cool, andai saja Taehyung oppa bersikap sepertinya. Aah jinja.. tapi Taehyung oppa memang seperti itu, ia tidak akan bisa berubah dari sifat tidak jelasnya.
“Aa k kau mengenalnya.. hehe” aku mengangguk-anggukan kepalaku seperti manusia kurang 1 ons.
“Jongin imnida” tanpa terpintas di pikiran. Ia malah mengenalkan dirinya padaku.
          Huah nama yang keren. Tubuhnya yang bidang dan sedikit berotot. Dan.. aigoo sudahlah. Sejak tadi aku hanya memuji-mujinya. Sadarlah Yeonyoung-ah!!.
“Ah Jung Yeon Young imnida, hehe” lagi-lagi aku memaksakan bibirku untuk tersenyum.
“Ahaha, kau benar-benar lucu. Jangan gugup seperti itu, aku tidak akan memukulmu” katanya terkekeh sambil mengacak rambutku pelan.
“Ehehe geurae..”
“Oh Yeonyoung-ah!  kenapa kau ada di sini..?”
Akhirnya….. Hoseok oppa terdiam sambil menatapku dengan wajah tidak percaya dari jarak 5 meter dari tempatku duduk. Jangan sampai ia salah paham dengan ini. Aku langsung berdiri dari tempat duduk ku.
“Ah oppa palli.. hantarkan aku ke rumah Taehyung oppa”
“Mwo? Jadi kau menungguku hanya untuk itu eoh?” celotehnya sembari berjalan mendekatiku.
“Ye.. kau pikir kediamannya dekat eoh? Paboya”
“Aaaa Jongin-ah, aku pergi. Annyeong...” oppa menarik lenganku kasar sambil pamit pada Jongin oppa dengan senyum berlebihannya.
“Ne annyeong..” balasnya terlihat begitu dekat dengan oppa.
          Ku tolehkan kepalaku ke belakang untuk memastikan  Jongin oppa, apakah ia juga pergi. Tetapi ternyata ia masih setia memantau kami.
“Annyeong..” ujarnya tanpa bersuara sambil melambaikan tangannya.
          OMONAA..!! tatapan dan senyumannya begitu mematikan. Aku tidak berani membalasnya melainkan membuang pandanganku cepat-cepat. Sadar aku sudah milik Taehyung oppa, berbahaya jika aku mengenal Jongin oppa terlalu jauh. Dan manusia yang tengah menggeretku sekarang, sepertinya ia juga tidak suka dengan kelakuanku.
“Oppa, jangan adukan pada Taehyung oppa ne..” ujarku dengan nada sedikit takut.
“Hm.. aku tidak perduli. Tapi mengingat kebaikan Taehyung, jika ia tahu dan ia benci padamu. Aku tidak ikut campur” ceramahnya dengan wajah dingin.
          Oppa memang seperti itu. Di depan teman-temannya ia terlihat begitu ceria dan hyperaktif. Tapi di kehidupan sebenarnya ia tidak seperti itu, ia pendiam dan dingin. Ia bermuka dua. Dan karna perkataanya tadi, aku sudah tidak bisa menjawabnya. Bingung apa yang harus ku katakan lagi. Oppa memang daebak, ck!.
~~
          Oppa mendaratkan mobilnya di parkiran. Aku segera turun lalu menutup pintu mobil.
“Annyeong” pamitku dari jendela mobil.
“Annyeong.. jaga dirimu baik-baik Yeonyoung-ah” oppa selalu mengingatkanku dengan kata-kata tersebut ketika ia ingin pulang setelah menghantarkanku ke tempat Taehyung oppa.
“Tenang saja.. Taehyung oppa bukan namja yang seperti itu” balasku sambil terkekeh.
“Yak.. jangan meremehkanku” sambungnya cepat.
“Arrayo arrayo..” aku memandangnya sinis.
          Oppa memutar mobilnya dan segera menjauh. Seiring dengan perginya oppa, aku pun langsung berjalan menuju apartemen Taehyung oppa.
~~
          Sampai di depan pintu ruangannya, aku menekan tombol bel. 
Tidak membutuhkan waktu berdetik-detik, Taehyung membukakan pintunya. Ia mengenakan atasan length putih dan t-shirt hitam di atas lutut, yaah.. itu memang ciri khasnya suka mengenakan celana pendek.
“Annyeong^^” salamku manis.
          Ia tidak menjawab, hanya menatapku dengan tatapan dinginnya. Tiba-tiba sajatanpa sepengetahuanku Taehyung oppa menggendongku dan membawa ku masuk.
“Yak oppa…….!!!” bentakku sambil memukul punggungnya beberapa kali.
          Ia menidurkan ku ke sofa dan kedua tangannya menghalangi tubuhku agar tidak bisa pergi tentunya. Ia kembali menatapku dingin dengan wajah yang sangat dekat. Kedua mata beningnya tidak berhenti menusuk pandanganku. Apa yang ia inginkan eoh??! Jantungku mulai tidak terkontrol karna ulahnya. Aku benci ini jeongmal..
“Kau lama sekali” ucapnya pelan. Jemari kanannya memainkan rambutku.
“A aku tidak tahu ruangan Hoseok oppa, jadi aku menunggunya di ruang tunggu” jawabku sedikit kaku. Sorot matanya seakan-akan terasa mencekik leherku, mengapa tatapan namja ini begitu tajam. Sejak awal aku bertemu dengannya, matanya lah yang selalu membuatku canggung dan kaku. Tetapi aku menyukainya, ia terlihat begitu cool dengan tatapan itu.
Yeonyoung POV end~
Taehyung POV~
          Aku menindih tubuh kecil Yeonyoung karna ingin mengintrogasinya. Ia pergi ke tempat latihan Hoseok hyung, berpapasan dan saling menatap satu sama lain dengan beberapa namja lain pastinya. Siapa yang tidak goyah dengan yeoja-ku ini, yeoja bertubuh mungil dengan kepribadiannya yang begitu pendiam dan pemalu. Aku sedikit menyesal karna tidak bisa menjemputnya.
“Kau bertemu dengan seorang namja, eoh? ” aku mencoba bertanya dengan pertanyaan bodoh ini.
“A aniy.. Hoseok oppa-lah namja-nya, hehe” sahutnya terlihat begitu takut.
          Kedua matanya terlihat jelas ketika ia berbohong. Ku teguk air liurku mentah-mentah menahan rasa sesak di jantungku. Aku tidak menginginkan sesuatu seperti itu terjadi, semoga saja tidak. Mungkin ia hanya takut dengan sikapku.
          Aku tersenyum manis padanya. Mencoba membuat keadaan lebih baik.
“Kajja buat makanan.. oppa lapar” rengek ku dengan ber-aegyo padanya.
          Ku jauhkan tubuhku darinya, membiarkannya bernafas lega. Haha.. wajahnya terlihat sedikit memerah. Ternyata ia tidak pernah berubah dari dulu, dasar canggung.
“Ne oppa..” balasnya sambil memegangi kepalanya. Apa kelakuanku membuatnya pusing?.
          Ia beranjak dari sampingku dan mulai berjalan menuju bar dapur. Sementara aku meraih ipad milikku, ku rebahkan tubuhku dan mulai mencari game Get Rich yang kerap aku mainkan.
Taehyung POV end~
          Di dapur tepatnya di meja bar, Yeonyoung tengah memasak Ramyeon instan dan beberapa makanan kecil lainnya yang memang sudah tersedia di kulkas, hasil Eomma Taehyung yang setiap bulan datang untuk memenuhi kebutuhan anak tunggalnya tersebut.
          Di benaknya Yeonyoung masih sedikit menyisakan ketakutan. Ini juga salahnya, harusnya ia tidak meladani namja yang ia temui di tempat latihan Hoseok. Tapi apa boleh buat, ini sudah terjadi.
“(Aah jeongmal.. semoga aku tidak bertemu dengannya lagi)” pikir yeoja itu sambil menghembuskan nafasnya perlahan.
“Chagiyaaaa……….…” teriak Taehyung nyaring dengan suara beratnya seperti anak kecil.
“Ne oppa jamsimman….” Balas Yeonyoung lalu segera mempercepat aktifitasnya.
          Taehyung memang kerap berteriak seperti itu, kebiasaannya yang ia bawa sejak kecil saat memangil Eomma-nya, dan ia memang anak manja.Pantas saja ia bersikap seperti itu dengan yeojachingu-nya.
“Yak apa yang ia lakukan eoh?” gumam Taehyung heran, lalu ia menaruh ippad-nya ke sembarang tempat.
          Taehyung menemui Yeonyoung yang tengah berhadapan dengan panci panas, ia langsung memeluk pinggang yeoja itu dan menyandarkan dagunya ke bahu Yeon.
“Jangan bergelantungan seperti itu” ujar Yeonyoung datar.
“Wae eoh..??” Taehyung malah bertaya kembali.
“Kau membuatku tidak bisa bergerak.. palliwa” protes Yeonyoung lagi.
Chup~
          Taehyung mencium pipi kanan Yeonyoung lalu tersenyum ke arah yeoja itu hingga kedua matanya menyipit. Sementara Yeonyoung hanya terdiam di buatnya, dan yeoja itu tetap tidak bisa menahan kedua belah pipinya yang memanas. Taehyung terkekeh melihatnya dan ia segera melepaskan kedua tangannya dari pinggang yeoja itu.
~~
          Taehyung merangkul tubuh Yeonyoung ke dalam pelukannya ketika mereka tengah menonton film Sodako di depan tv. Yang menginginkan film itu di putar tidak lain adalan Yeonyoung, yeoja itu memang sangat menyukai hal yang berbau horror dan pembunuhan, tidak ada rasa takut yang timbul dari dirinya, melainkan ia sangat menunggu-nunggu kapan adegan mengerikan tiba.
JENGJENG!!!
“EOMMA~” kata Taehyung kaget ketika Sadako muncul di layar tv itu. Kedua tangannya memeluk erat tubuh Yeonyoung dengan menyembunyikan wajahnya di punggung yeoja itu.
“Ahahaha.. neomu kyo..hahahaha” ejek yeojachingu-nya cekikikan menertawai Taehyung.
“Hah sudahlah, aku mengantuk..” Taehyung mengecilkan volume tv-nya.
“Yak wae..?? itu belum berakhir” protes Yeonyoung marah.
“Palli jalja, ini sudah larut” selanjutnya Taehyung menekan tombol off di remotenya.
“Oppa takut?? Hahaha” ejek Yeonyoung kembali. Ia tidak bisa menahan rasa geli di perutnya.
“Aaah ayolah..” namja itu tidak menghiraukan kata-kata Yeonyoung, sebaliknya ia malah menarik lengan yeoja itu membawanya pergi dari sofa empuk tersebut.
          Taehyung membawa Yeonyoung ke kamar dan mengunci rapat pintunya. Ia menghempaskan tubuhnya ke kasur, lalu beralih menatap pada Yeonyoung yang terdiam dan masih berdiri di tepi kasur karna heran melihat tingkah namjachingu-nya itu.
“Illo wabwa” panggil Taehyung dengan tatapan menggodanya.
“Apa sebelumnya aku bilang jika aku ingin bermalam di sini? Hantarkan aku pulang oppa” kata Yeonyoung datar, terkadang ia kesal dengan sifat Taehyung.
“Naega himdeuro, palliwa.. apa bedanya tidur di sini dengan di rumahmu eoh? Palli palli” Taehyung menepuk-nepukkan tangannya ke bantal di sampingnya.
“(Selalu saja begitu)” pikir Yeonyoung kesal.
          Mau tidak mau Yeonyoung pun merebahkan tubuhnya di samping namjachingu-nya itu, ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia juga tidak tahu di mana Taehyung meletakkan kunci kamar tersebut.
Sebenarnya bukan hanya malam ini yeoja itu melakukan hal tersebut, malam-malam sebelumnya sudah pernah ia lakukan beberapa kali. Dan untungnya tidak terjadi apa-apa antara dirinya dan Taehyung. Ia tahu Taehyung sangat menyayanginya, jadi ia tidak akan berpikir namja itu akan melakukan hal yang tidak di inginkannya. Mungkin hanya sebatas berpelukan dan memberikan ciuman sebelum tidur.
Eomma, aku tidak pulang malam ini. Jangan khawatirkan aku eommonim, nee..? Jaljayo eomma..
          Sebelum tidur Yeonyoung menulis pesan kepada Eomma-nya agar beliau tidak curiga. Keluarganya juga sudah terbiasa dengan kelakuan Yeonyoung yang satu ini. Mereka menaruh kepercayaan pada Taehyung, karna mereka sudah lama mengenal namja itu. Bahkan kedua orang tua Yeonyoung dan Taehyung memang sudah dekat sejak mereka menjalin hubungan. Tanpa di ketauhi dari kedua pihak, sebenarnya orang tua mereka berencana akan menikahkan mereka, karna melihat perkembangan mereka begitu baik.
          Yeonyoung melirik pada namja di sampingnya sudah memejamkan kedua matanya. Kedua sudut bibirnya membentuk sabit hingga menampilkan lesung pipi-nya yang menambah kesan manis dari dirinya. Tangannya bergerak menyentuh rambut lembut Taehyung dan mengusapnya pelan. Entah apa yang di pikirkan yeoja itu, tapi yang pasti ia sangat menyayangi Taehyung.
          Yeonyoung menarik kembali tangannya lalu berbalik membelakangi Taehyung. Ia memang suka tidur menyamping dan tepatnya pada posisi kiri. Perlahan kedua matanya mulai merapat.
“Chagiyaa…”
          Tiba-tiba saja Taehyung mendekat dan memeluk tubuhnya dari belakang. Membuat Yeonyoung membuka matanya kembali dan menggerutu di dalam hati. Entah Taehyung sedang mengigau atau tidak, tapi ia tidak menyukai hal itu.
“Oppa menjauhlah..” Yeonyoung mencoba melepaskan tangan Taehyung yang melilit di perutnya.
“Shireo..” ternyata Taehyung memang belum tidur.
“Kau membuatku gerah, Taehyung oppa jebal.. ”
          Yeoja itu memang benci jika Taehyung mendekapnya saat suhu sedang normal. Membuat tubuhnya gerah. Dan tentunya ia tidak akan dapat tidur dengan suhu seperti itu.
“Okay, kau gerah?”
          Taehyung meraih remote AC yang terletak di atas meja di samping kasur putihnya. Lalu menyalakan AC dengan tegangan maksimal di ruangan tersebut. Awalnya memang belum terasa dingin.
“Cha.. sekarang tidurlah” sekarang giliran Taehyung membelakangi yeojachingu-nya yang sungguh banyak peraturan itu.
          Begitu pula dengan Yeonyoung, ia juga kembali ke posisi awalnya.
10 menit kemudian~
          Taehyung merasakan kasurnya bergoyang beberapa kali, ia menampilkan smirknya. Tahu Yeonyoung mulai gelisah karna kedinginan. Sontak ia pun berbalik menghadap pada yeoja yang masih setia membelakanginya itu.
“Illo wabwa paboya..” Taehyung memanggilnya sambil tertawa kecil, padahal matanya sudah tidak bisa di ajak berkompromi. Terlihat sedikit sembab.
          Perlahan Yeonyoung membalikkan tubuhnya, tetapi ia menyembunyikan wajahnya. Ia tahu sebabnya jika matanya sampai bertemu dengan tatapan Taehyung. Dengan sekali tarikan Taehyung langsung memeluk tubuh kecil Yeonyoung ke dalam dekapannya dan membenamkan kepala yeoja itu ke dadanya.
“Naega pabo anineundae!” ujar Yeonyoung pelan karna tidak terima.
          Pagi sekali Taehyung sudah menghantarkan Yeonyoung ke sekolahnya yang berada di Hanyyoung High School. Itu juga sudah menjadi kebiasaanya, lagi pula jam kuliah Taehyung bebas. Jadi ia masih ada kesempatan.
“Oppa oppa berhenti” suruh Yeonyoung ketika ia melihat beberapa gerombolan temannya tengah berjalan menuju halaman sekolah.
          Dengan segera Taehyung langsung menepikan mobilnya dan Yeonyoung langsung memegang ganggang pintu mobil, hendak membukanya.
“Yak, kau tidak memberikan bayaranmu pagi ini eoh?” Taehyung menahan tangannya erat.
“Aniya..  di sini memalukan” tolak yeoja itu.
“Neo……” Taehyung mulai menatapnya kesal.
          Spontan Yeonyoung merasa takut melihat perubahan wajah Taehyung yang mulai kesal padanya. Dengan terpaksa ia pun memajukan tubuhnya hendak mencium pipi Taehyung. Namja itu pun tampak siap dengan mendekatkan tubuhnya.
Chup~
“Ish mwoya” kesal Yeonyoung karna ternyata Taehyung malah beralih menyodorkan bibir karetnya pada yeoja itu.
“Peace hehe...” Taehyung menampilkan sederetan gigi rapinya.
          Yeonyoung segera keluar dari mobil dan melambaikan tangannya pada Taehyung yang juga memberi respon yang sama padanya. Ketika mobil namjachingu-nya itu mulai pergi, secepatnya Yeonyoung berlari kecil mengejar teman-temannya.
“Chingu-yaa….” Panggil Yeonyoung.
          Dongyoo, Eunhwa, dan Hakyo pun berbalik ketika mendengar ada seseorang yang memanggil mereka.
“O Jung Yeonyoung.. wasseo?” Dongyoo antusias melihatnya.
“Kau di hantar Taehyung oppa kan?” tanya Hakyo dan ia merangkul teman dekatnya itu.
“Geurae, siapa lagi jika bukan dia”
“Aaah.. kenapa bukan Hoseok oppa?” sesal Eunhwa yang telah lama mengidolakan kakak laki-laki Yeonyoung.
“Aku lebih memilih Taehyung dari pada dengan manusia mengerikan itu” seloroh Yeonyoung dengan wajah sedikit muak.
“Tapi akhir-akhir ini aku jarang melihatnya” Eunhwa mulai terlihat lesu.
“Main saja ke rumah, tepatnya malam. Jika siang ia sibuk berlatih, aah kalau kau mau juga, datang saja ke tempat latihannya, bawakan dia bekal. Hahaha” ujar Yeonyoung terkekeh.
“Aish mwoya.. aku tidak ingin sampai dia tau jika aku menyukainya” lanjut Eunhwa.
“Wae?? jika tidak seperti itu kau akan tambah menyesal Eunhwa-ssi” ceramah Hakyo.
“Majo, dan parahnya lagi jika Hoseok oppa keduluan berpacaran. Habis kau Lee Eunhwa” goda Dongyoo agar temannya yang sedang bingung itu dengan berani bisa mendekati Hoseok.
“Ia tidak akan memakanmu Eunhwa-ssi, kau akan di buatnya terbahak-bahak. Ia suka melawak dengan lawan bicaranya” kata Yeonyoung sambil berjalan pelan menyamakan langkahnya.
“Geuraeyo??” Eunhwa tampak tidak percaya.
“Ne.. ia tidak sombong seperti yang kau lihat, wajahnya memang seperti itu. Jika kau menyapanya, kau akan melihat senyum kudanya” ejek Yeonyoung santai.
“Hahaha apa maksudmu senyum kuda Yeonyoung-ah?” Dongyoo tertawa nyaring mendengarnya.
“Kalian saja yang tidak tahu, ia memiliki senyum lebar seperti bibir kuda. Suara tertawanya saja hampir mirip. Wuahahaha”
“Hey sudahlah, sepertinya ada yang tidak terima jika Hoseok oppa di bully” sadar Hakyo atas wajah Eunhwa yang berubah sinis mendengar percakapan teman-temannya.
~~
Yeonyoung POV
“Yeobosoyo, Taehyung oppa neo eodisseo?. Aku sudah menunggu di halte, ne.. palli.. aku lapar. Ne annyeong..”
          Ku masukan kembali tabletku ke dalam kantong blazer sekolah. Tumben sekali hari ini ia belum datang, biasanya sebelum aku keluar dari kelas saja, ia sudah stay. Apa ia masih di kampus? Semoga saja..
          Sabarlah Jung Yeonyoung, pasti sebentar lagi ia akan muncul. Sayang sekali aku tidak punya teman sama sekali di halte ini. Dongyoo sudah sejak tadi pulang bersama namjachingu-nya yang bernama Park.. Park.. Park Minji? Ah aniy, Park Jimin.. ne. Aku belum pernah melihat wajahnya. Hakyo.. hahh.. dia selalu duluan pulang karna ingin bertemu dengan Jungkook, namja yang berbeda SMA, biasanya setiap pulang mereka sudah berencana untuk bertemu satu sama lain. Sementara Eunhwa, ia pulang dengan disiplin menggunakan bus, terkadang aku kasihan melihatnya karna belum pernah berpacaran sama sekali dengan seorang namja. Semoga kau mendapatkannya Lee Eunhwa..
“Hm hm hm.. ihihihihi..” aku tidak dapat menahan geli di perutku karna memikirkan nasib Eunhwa.
          Aaah sudahlah.. by the way. Taehyung oppa tidak ada kabar, apa-apaan manusia itu. Baru hari ini ia membiarkan aku kedinginan menunggunya di sini. Apa aku hubungi saja Hoseok oppa?. Tapi jika Taehyung oppa datang eottae?? Aah… michigetta!!.
Trrrdddd~~trrrrddd~~
          Tabletku bergetar, semoga saja ia sudah di perjalanan. Ku raih tabletku dan melihat ke layar. Mwo? Lee Eunhwa..??. Ada apa dengannya tiba-tiba menghubungiku?.
Yeonyoung POV end~
“Yeobosoyo Eunhwa-ssi?..”
.
.
“Mwo?”
.
.
.
“Apa aku tidak salah dengar?”
.
.
.
          Seketika Yeonyoung terdiam. Bibirnya hampir tidak bisa bergerak lagi. Membiarkan Eunhwa yang masih memanggilnya lewat telephonnya di sana. Kedua matanya memandang kosong ke depan.
          Tidak membutuhkan waktu berdetik-detik, sebuah pancaran bening dari matanya mulai tampak. Tanpa ia sadari air matanya terjatuh begitu saja. Apa yang ia dengarkan dari perkataan Eunhwa sebenarnya sangat jauh dari pemikirannya. Namjachingu-nya Kim Taehyung, namja itu terlihat tengah membawa seorang yeoja ke dalam mobilnya. Dan entah pergi ke mana tujuan mereka, itulah yang ia dengar dari Eunhwa. Selanjutnya ia tidak dapat mencerna pembicaraan yeoja itu lagi.
~~
          Hari semakin larut dan jam sudah menunjukkan pukul 23.35 KST. Sebuah mobil mendarat dengan gesit tepat di depan halte Hanyyoung High School. Seseorang di dalam mobil itu tidak lain adalah Kim Taehyung.
“Yeonyoung sudah pulang?” gumamnya terlihat sedikit panik karna melihat halte itu sudah kosong.
          Taehyung sadar ia terlalu lama membuat yeoja itu menunggu. Di pikirannya terlintas mungkin Yeonyoung sudah pulang di jemput oleh Hoseok. Ia pun segera mencari nomor Yeonyoung dan menghubunginya.
.
.
.
.
.
“Ia tidak mengangkat? Apa ia marah denganku?” kembali Taehyung mencoba menghubunginya.
.
.
.
          Nihil. Yeoja itu tidak mengangkatnya sama sekali melainkan hanya suara yeoja operator yang banyak berbicara tidak jelas.
          Reaksi panik semakin tampak di wajah Taehyung. Untung saja ia masih menyimpan nomor Hoseok, secepatnya ia langsung menghubungi namja itu.
“Yeobosoyo”
“Hyungnim, Yeonyoung sudah berada di rumah?”
“Mwo?? E eobseoyo??!”
          Mendengar penjelasan dari Hoseok sontak membuat Taehyung begitu kaget. Ia langsung mematikan tabletnya dan segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
“Jung Yeonyoung mianhaeyo..” gumam Taehyung dengan wajah khawatirnya.
~~
Yeonyoung POV
“Hiks, hiks, hiks”
          Aku tidak perduli dengan orang-orang yang memperhatikan ku dengan aneh. Air mataku tidak bisa berhenti mengalir. Kenapa manusia itu bisa-bisanya bersama yeoja lain. Jadi itukah alasan dia tidak menjemputku?. Sudah sejak kapan ia bersama yeoja biadab itu eohh???!!!. Wanita jalang!! Jika saja aku bertemu dengannya, akan ku cabik-cabik wajah yeoja itu.
“Hiks, hiks.. Taehyung oppa. Neo.. hiks, hiks..”
          Tidak tahu kemana arah tujuanku berjalan. Aku semakin menjauh dari jarak ke kota, memasuki pelosok gang kecil. Tidak perduli jika Hoseok oppa akan mencariku. Aku tidak ingin pulang..
Jadi selama ini ia mengkhianati ku eoh, jangan sampai aku bertemu dengannya lagi, memikirkannya membuat ku muak. Mungkin ia hanya memperalatku.
“Aakkh… akkh…”
“DIAM..!! hahaha…”
“Hahaha..”
DEG!
          Tiba-tiba saja terdengar suara samar-samar  yang berhasil membuat langkahku terhenti. Ku coba memperjelas pendengaranku dan mencoba mendekat ke asal suara. Apa itu..
“Andwae… hiks, hiks.. andwaeyo!!!”
“Hahahaha…”
          OMONA!!. Jangan-jangan.. di sela-sela gedung kosong itu.. ada yeoja yang di perkosa??!. Ada banyak namja di sana. Tidak salah lagi. Eoh eottokhae?? Bagaimana jika gerombolan namja itu melihatku??. Tapi jika ku tinggalkan.. yeoja itu.. eottokhaji? Haruskah aku menyelamatkannya?.
“Tuhan, kuatkanlah aku”
          Aku nekat mencoba berjalan ke sana. Mencoba mengendap-endap untuk memastikan kerjaan mereka.
“Hmmpp!!”
          Tiba-tiba saja ada yang membungkam mulutku dan menggeretku menjauh dari tempat itu.
“Hmmpp..!!!” aku meronta untuk mencoba melepaskan tangannya yang dengan kuat membungkam mulutku.
          Ketika sudah hampir jauh dari tempat mengenaskan tadi. Ia melepaskanku, aku menjauh dan berbalik menatap siapa orang itu.
“O oppa??”aku sangat terkejut. Jeongmal, jeongmal.. ia Jongin oppa. Kenapa ia bisa mengetahuiku?.
Jongin POV
“Kenapa kau nekat pergi ke sana? Apa kau juga ingin jadi santapan mereka eoh??” bentak ku hingga membuatnya merunduk takut.
“M mian.. a aku tidak tega mendengar jeritan yeoja itu”
          Aku menghela nafas ku panjang mencoba berpikir jernih. Kedua matanya terlihat sembab, pasti ia tengah mengalami masalah. Aku berjalan mendekatinya lalu mendekapnya untuk sesaat.
“Mianhae aku kasar, sebaiknya kau pulang sekarang”
“Aniy!” sergahnya cepat dan ia menjauhkan tubuhnya dariku.
          Semakin jelas ketika ia mengatakan itu kalau ia benar-benar ada masalah. Jadi, haruskah aku meninggalkannya di luar sendirian, atau.. mengajaknya ke kediamanku?. Keundae, setahuku ia sudah memiliki namjachingu.
“Biarkan aku menginap di rumahmu malam ini Jongin oppa, a aku akan membayarnya sebagai imbalan. Mianhae..” tuturnya tetap dengan wajah tertunduk.
          Aku tersenyum melihat tingkahnya. Ia akan membayarnya?? Haha.. dasar anak kecil.
“Ah sudahlah tidak perlu. Kajja.. rumahku tersedia untuk siapa saja yang ingin berkunjung” aku mengusap kepalanya.
Jongin POV end
~~     
Ting Tong~
          Jongin memencet tombol bel rumah besarnya. Di liriknya Yeonyoung sekilas, yeoja itu masih tampak menundukkan kepalanya dan tidak ada berbicara sejak di mobil tadi.
          Pintu terbuka dan menampilkan Eomma Jongin. Matanya sedikit membelalak melihat apa yang ada di hadapannya, tepatnya pada yeoja yang berdiri di samping Jongin. Yeonyoung pun mengangkat wajahnya dengan sangat malu.
“Annyeonghaseo” sapanya dengan rasa gugup dan takut.
“Oo annyeonghaseo.. wae geuraesso eoh?? Palli palli masuklah..”
          Eomma Jongin tampak khawatir melihat penampilan Yeonyoung dan dengan iba membawa yeoja itu masuk.
          Yeonyoung duduk dengan rapi di ruang tengah bersama Jongin. Eomma Jongin baru saja datang dari dapur dengan membawakan minuman.
“Nugundaeyo? Jongin yeojachingu?” tanya Eomma sambil melirik pada Jongin lalu beralih ke Yeonyoung.
“Aniy.. ia adik Jung Hoseok. Aku menemukannya berkeliaran di jalan tadi. Dan ia akan menginap di sini” jelas Jongin sembari tersenyum.
“Aa kau adik Jung Hoseok?. Kyeoptaga.. ireumi mwoyeyo?” tanya Eomma lemah lembut.
“J jung Yeonyoung imnida eommonim..” jawab Yeonyoung kehati-hatian.
“Aa..” Eomma tersenyum senang melihatnya.
          Eomma menatap Jongin yang berada di depannya dan sedikit berbisik.
“Waeyo??” tanyanya khawatir tanpa mengeluarkan suara. Jongin hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.
“Aa cha.. Jung Yeonyoung. Sebaiknya kau bersihkan tubuhmu dulu, baru setelah itu kita makan bersama. Ne?” Eomma mencoba menghampiri Yeonyoung yang sedari tadi sibuk merunduk dengan wajah lesunya.
“Ne eommonim.. gamsahamnida”
~~
Sudah hampir 1 jam Taehyung mengendarai mobil hitamnya memasuki pelosok-pelosok jalan kecil di kota Seoul itu. Hingga berlanjut ke tengah kota sambil tetap memperhatikan kanan-kiri. Tetapi ia tidak menemukan Yeonyoung, bahkan haksaeng yang bersekolah di SMA yang sama dengan yeoja itu pun sudah tidak terlihat berkeliaran di jalanan lagi.        
“AAARGHH…..!!! MICHIGETTA!!!”
BUG!
Sumpah seranah Taehyung sambil memukul setir karna geram. Ia pun mengurangi kecepatan mobilnya. Wajahnya tampak begitu frustasi. Tujuannya sekarang adalah ke kediaman Yeonyoung.
~~
“Annyeonghaseo”
          Taehyung membungkukkan tubuhnya ketika Eomma, Appa, dan Hoseok membukakan pintu. Ia terlihat begitu bersalah di depan keluarga Yeonyoung.
“Aku, tidak menemukannya”
PLAK!!!!!
          Sebuah tamparan yang begitu keras dan menyakitkan mendarat di wajah kanan Taehyung, wajah Hoseok tampak memerah setelah berhasil menampar namja itu. Sementara Taehyung tampak pasrah jika Hoseok akan menamparnya lagi.
“DARI MANA SAJA KAU HEOH..!!!!” bentak Hoseok terlihat sangat mengerikan
“Sudahlah Hoseok-ah..” Eomma menarik tubuh Hoseok ke belakang.
“Kim Taehyung, masuklah dahulu”
          Meskipun begitu orang tua Yeonyoung masih memberikan kesempatan pada Taehyung untuk masuk. Ingin meminta penjelasan dari namja itu.
“Ketika di jalan tadi, Je In teman kuliahku memaksa ingin di hantarkan pulang. Dan dengan bodohnya, aku menuruti perkataanya” jelas Taehyung dengan menundukkan pandangannya.
“Jeongmal mianhae.. aku akan menjelaskan padanya”
“TAPI DI MANA DIA SEKARANG EOH??!! NAMJA SIALAN..!” Hoseok sudah mengambil ancang-ancang ingin berdiri dari tempatnya dan ingin memukul Taehyung.
“JUNG HOSEOK!! BISAKAH KAU REDAM KELAKUAN MU ITU!” akhirnya Appa bersuara dan tak kalah mengerikan dari Hoseok.
“Abeoji, bagaimana jika ia di culik? Bagaimana jika ia nekat bunuh diri?? Apa kalian tidak khawatir??”
“Buang jauh-jauh pikiranmu itu nak, Yeonyoung tidak akan senekat itu. Kita tunggu saja sampai besok, mungkin ia menginap di rumah temannya” Eomma mencoba memperbaiki keadaan, berpikir positif semoga tidak terjadi apa-apa dengan anakknya.
          Sampai malam bergantikan pagi, Taehyung tidak tertidur sama sekali di ruang tamu. Ia masih menunggu, semoga saja Yeonyoung pulang ke rumah. Meskipun sebenarnya sekarang sudah pukul 9 KST.
          Tiba-tiba saja pintu luar terbuka, Taehyung pun langsung bangkit dari tempatnya. Dan ia mendapati Yeonyoung berdua dengan seorang namja. Wajah Taehyung berubah murka, tepatnya menatap pada namja yang menghantarkan yeojachingu-nya tersebut.
Ia langsung berjalan menuju namja itu dengan amarah yang begitu panas. Sementara Yeonyoung yang berdiri di samping namja yang telah baik hati menghantarkannya itu terlihat takut.
          Tanpa berkata sepatah kata Taehyung langsung menghajar namja itu dengan geram.
BUG!!BUG!!
“OPPA ANDWAE..!!” teriak Yeonyoung takut sambil menarik jaket hitam yang Taehyung kenakan, dan berhasil, Taehyung tidak melanjutkan aktifitas mengerikan itu. Yeonyoung sungguh takut melihat Taehyung yang berkali-kali melayangkan tinjuannya pada Jongin.
“YAK YAK YAK…!!”
          Mendengar ada suara keributan, Hoseok datang dan segera menjauhkan Taehyung yang tadi menindih tubuh namja itu.
“O!! Kim Jongin?? Gwaenchanayo??” tiba-tiba saja Hoseok begitu kaget ternyata namja yang di hajar Taehyung itu adalah teman dekatnya.
“Aniy” jawab Jongin datar dan ia segera berdiri sambil memegangi sudut bibirnya yang membiru dan sedikit mengeluarkan darah segar.
“Aku pamit” Jongin langsung berjalan ke luar tanpa menatap Yeonyoung sama sekali.
“Kim Jongin!” panggil Hoseok, tetapi namja itu tetap pergi.
          Yeonyoung yang melihatnya pun hanya bisa terdiam dengan wajah khawatir. Tiba-tiba saja ia tersadar akan kehadiran Taehyung, di tatapnya namja itu yang juga tengah menatapnya dengan tajam. Lalu ia langsung pergi dan menaiki anak tangga untuk berjalan menuju kamarnya.
“Jung Yeonyoung!!” panggil Taehyung lalu segera mengikutinya.
          Hanya Hoseok yang mewakili kelurga itu sekarang. Eomma Appanya sudah pergi ke kantor sejak pukul 07.00 tadi. Ia hanya menggelengkan kepalanya melihat keadaan suasana sekarang.
“Dari pada aku ikut gila, lebih baik aku ke kampus sekarang” gumam Hoseok lalu mengecek jam tangannya.
~~
“Sshs.. siphal!! “ umpat Jongin menahan sakit di wajahnya.
          Ia baru tahu seperti apa kekasih Yeonyoung. Sebenarnya, ketika pertama kali ia bertemu dengan Yeonyoung di tempat latihan. Dari sana ia mulai tertarik pada yeoja itu. Melihat sifatnya yang kerap gugup dan pemalu membuat Jongin merasa gemas padanya. Tetapi pada saat itu pula ia tahu, jika Yeonyoung sudah memiliki kekasih.
“Ah oppa palli.. hantarkan aku ke rumah Taehyung oppa”
          Kata-kata Yeonyoung yang meminta Hoseok untuk di hantarkan ke rumah Taehyung. Memori itu masih terngiang jelas di pikiran Jongin. Tapi entah kenapa ia tidak takut sama sekali untuk mencoba mendekati yeoja itu. Bahkan sempat terlintas di pikirannya untuk merebut yeoja itu dari Taehyung.
          Jongin tersenyum simpul sambil mengendarai mobilnya.
“Kita lihat saja nanti” tuturnya terdengar mengerikan.
~~
Taehyung POV
            Ku lihat Yeonyoung membelakangiku menghadap ke kaca jendelanya. Perasaanku bercampur aduk antara benci dan merindukannya. Aku berjalan pelan mendekat yeoja itu.
“Apa yang kau lakukan dengannya tadi malam?” tanyaku dengan nada kesal.
            Aku tahu meskipun aku memarahinya dalam keadaan seperti ini. Pasti ia tidak akan melawan dan membentakku, ia bukan type yeoja yang seperti itu. Ia tetap diam dengan membelakangiku.
“Yeonyoung-ah lihat aku!” bentak ku padanya karna tidak memperdulikanku sejak tadi.
“Kenapa kau bersama yeoja lain, hiks, hiks..” tanyanya dengan suara yang begitu pelan.
            Kedua mataku terbelalak mendengar kata-katanya. Jadi dugaan ku benar kalau ia mengetahui ku bersama Je In. Ia berusaha menahan tangisannya, tapi tetap saja ia terisak-isak.
“Mianhae.. aku tidak memberitahu mu sebelumnya. Je In mendadak memintaku untuk menghantarkannya pulang. Jadi kau jangan salah paham, aku tidak menaruh rasa sama sekali padanya” ungkapku berkata jujur.
“Arrayo hiks, tapi tetap saja hiks, hiks, kau bersamanya. Meskipun ia sahabatmu sekaligus, aku tidak akan pernah suka jika kalian berkedatan. Terlebih lagi hiks.., jika aku mengetahuinya hiks, hiks..”
            Ku raih pergelangan tangannya dengan sekali tarikan dan memeluknya erat. Apa yang ia katakan, sebenarnya sama saja dengan apa yang ku pikirkan. Aku tidak ingin jika ia berdekatan dengan namja lain, meskipun hanya sekedar berteman. Hanya aku yang boleh berada di dekatnya, sayangnya aku tidak bisa memenuhi semua itu.
“Dan kau jangan berani-berani mendekati namja itu lagi. Kau akan tahu akibatnya jika sampai aku melihat kalian berdua lagi. Ini peringatan untukmu Jung Yeonyoung” semakin ku eratkan lingkar tangan ku di tubuh mungilnya.
            Ia semakin terisak di dalam pelukanku. Aku tahu ia juga merasakan hal yang sama denganku. Dan aku tidak kalah sakitnya, bagaimana bisa ia menginap di rumah namja gila itu.
            Ku hembuskan nafas ku mencoba bersabar. Aku tidak tahu apa yang akan ku lakukan pada yeoja ini jika aku sudah naik spaning. Sadarlah Kim Taehyung, ia yeojachingu-mu.
Taehyung POV end
“Apa benar kau tidak masuk kemarin karna mendengar kabar dariku eoh??” tanya Eunhwa begitu khawatir.
            Yeonyoung hanya duduk diam di bangkunya. Ia tetap berusaha tersenyum pada teman-temannya yang duduk mengelilinya. Mencoba membuat yeoja itu kembali ceria.
“Naneun gwaenchana^^” Yeonyoung menampilkan fakesmile-nya.
“Mianhae Yeonyoung-ah, aku hanya memberitahu mu. Aku tidak sadar bibir ku terasa ingin sekali mengatakannya padamu. Aku tidak sengaja melihat mereka ketika aku sedang di dalam bus. Aku sangat mengenali mobil Taehyung oppa” Eunhwa ikut merunduk.
“Aish gwaenchana Lee Eunhwa.. lebih baik kau mengatakannya padaku. Akan lebih menyakitkan jika aku tidak mengetahuinya. Gomawoyo^^” Yeonyoung mengusap kepala Eunhwa lembut.
“Jangan bilang kau tidak pulang ke rumah Yeonyoung-ah!” Dongyoo mencoba menerka-nerka.
“Ne.. aku memang tidak pulang” yeoja itu menghembuskan nafas lelahnya.
“Aigoo.. jangan lakukan itu Yeonyoung-ah. Kau tahu di kota ini terlalu berbahaya untuk yeoja seumuran kita jika tengah malam” tambah Dongyoo memperingati.
“Majayo.. kasihan keluargamu pasti khawatir. Terlebih lagi… Taehyung oppa” lanjut Hakyo meskipun di akhir kata ia sedikit mengecilkan volume suaranya.
“Aniy.. aku bisa menjaga diriku” kata Yeonyoung sembari mengedipkan kelopak matanya beberapa kali.
“Arro.. kau itu yeoja pemberani, tapi harus berjaga-jaga juga” tambah Hakyo.
“Keundae, kau dan Taehyung oppa sudah tidak apa-apakan? Buktinya tadi pagi ia menghantarkanmu” Eunhwa menampilkan gummy smilenya.
“Ne geurae^^”
~~
            Saat jam pelajaran sedang kosong. Seluruh haksaeng di kelas 12-A sedang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Menggunakan kesempatan mereka untuk merumpi satu sama lain ketika Seonsaengnim tidak hadir.
“YEOROBBEUNDEUL…..”
            Tiba-tiba saja di tengah bisingya kelas tersebut, seorang namja dengan tinggi 176 cm tengah meneriaki mereka dengan berdiri di depan kelas tersebut. Membuat satu persatu dari haksaeng di sana menoleh padanya dan mulai terdiam. Namja itu adalah Bambam.
“Cha.. aku hanya ingin memberitahukan. Mungkin beberapa dari kalian yang tidak dekat denganku ada yang tidak mengetahuinya. Jadi akan ku umumkan sekarang. Besok ada pesta besar-besaran di kediamanku, tepatnya ketika sehabis pulang sekolah. Hm, itu adalah perayaan ulang tahun ku. Aku memaksa kalian untuk hadir semua. Ne..??” ia tersenyum lebar pada teman-temannya yang sudah menampakkan reaksi bahagia.
“Yee algaesseoyo..!! siapa yang tidak ingin hadir eoh?”
“Party, neomu joha..hahaha”
“Ah aku akan makan banyak..”
            Itulah percakapan dari haksaeng-haksaeng di kelas tersebut. Sementara Yeonyoung, Dongyoo, Hakyo, dan Eunhwa juga sudah tampak berunding di belakang.
“Yes.. aku akan mengenakan gaun mewah. Yuhuu…” ujar Dongyoo antusias.
“Warna merah pastinya untuk ku. Tapi aku tidak akan memakai high hill yang tinggi” Hakyo sudah membuat persetujuan, karna sebelumnya ia pernah jatuh mengenakan high hill yang panjang tumitnya 10 cm.
“Aku.. mungkin warna hijau. Keundae.. kenapa rasanya sangat tidak cocok untukku?” Eunhwa menggaruk-garuk kepalanya bingung.
“Besok kita pergi ke salon saja untuk berdandan, arrachi?” ajak Dongyoo.
“Ne.. sekaligus menemani Eunhwa mencari gaun yang pas untuknya” tambah Hakyo.
“Keundae.. aku tidak tahu kenapa rasanya begitu malas” perkataan Yeonyoung sontak membuat ketiga temannya terdiam.
“Yak waee??? Ini acara teman sekelas kita. Kau jangan tega seperti itu” Eunhwa.
“Ne arrayo. Aku hanya merasa ada yang mengganjal” tambah yeoja itu dengan alis berkerut.
“Aish gwaenchana.. itu hanya perasaanmu saja. Kami akan membantumu, kalau perlu kami akan menjemputmu dan kita akan pergi bersama ke salon. Ne??” Dongyoo.
“Geurae.. jangan berpikiran negative^^” Hakyo merangkul pundak yeoja itu.
~~
            Bel berdering panjang menandakan jam pelajaran telah habis. Para haksaeng bergerombolan keluar dari sekolah.
            Sama halnya dengan Yeonyoung. Di tengah-tengah kerumunan haksaeng, ia berjinjit untuk memastikan apakah mobil namjachingu-nya sudah stay di halaman sekolah tersebut.
“Oo, Taehyung oppa” Yeonyoung akhirnya senang bisa mendapatkan apa yang ia ingin.
            Ia berlari menerobos dan melewati kerumunan haksaeng. Wajahnya begitu bahagia. Ketika tiba, ia langsung menarik ganggang dan membuka pintu mobil Taehyung lalu segera masuk.
            Yeonyoung menatap Taehyung dengan menampilkan senyum manisnya. Begitu pula dengan Taehyung yang tak kalah manis melemparkan senyumnya pada yeojachingu-nya tersebut.
“Kau lapar chagiya?” tanya Taehyung.
“Geurae^^..”
~~
            Selesai makan di sebuah restoran. Mereka segera kembali lagi ke mobil. Taehyung segera mengendarai mobilnya menuju ke rumah Yeonyoung. Menghantarkan yeoja itu pulang.
“Oppa, aku tidak ingin pulang” tutur Yeonyoung sedikit menundukkan kepalanya.
“Arrayo.. tapi kau harus mengganti pakaianmu dulu. Baru setelah itu kita ke apartemen” jawab Taehyung seperti biasa yang Yeonyoung lakukan.
“Aniy..” yeoja itu tetap dengan perkataanya.
“Ah algaesseoyo.. kalau begitu hubungi Eomma. Jangan sampai mereka mengiramu yang tidak-tidak lagi” celoteh Taehyung dengan pandangan tetap ke depan.
“Ne..”
~~
“Ige.. ini ukuran paling kecil”
            Taehyung menyerahkan switter putih miliknya pada Yeonyoung yang tengah menonton. Kedua matanya risih harus melihat yeoja itu mengenakan seragam sekolahnya terus-terusan. Yeoja itu tampak aneh menatap padanya.
“Mwo?” tanya Taehyung heran.
            Yeonyoung langsung mengambilnya dari tangan namja itu. Ia segera pergi ke kamar untuk mengganti pakaiannya.
5 menit kemudian~
“Yak, kenapa yeoja itu tidak keluar-keluar juga?” gerutu Taehyung heran sambil menatap ke pintu kamarnya yang tidak terbuka sejak tadi.
            Taehyung beranjak dari tempatnya di depan tv. Ia berjalan menuju kamarnya. Perlahan ia coba memutar ganggang pintunya, dan
Klek~
            Pintu itu tidak terkunci. Ia pun membukanya perlahan, lalu mendongakkan kepalanya ke dalam. Di lihatnya ternyata Yeonyoung sudah terbaring di kasur dengan membelakanginya dan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.
“Yeonyoung-ah..” panggilnya pelan.
“Ne?” sahut Yeonyoung pelan tanpa berbalik.
“(Aish ternyata ia belum tidur)” Taehyung mendecak kecil melihat kelakuannya.
Taehyung POV
            Aku pikir Yeonyoung sudah benar-benar tertidur. Wae? apa ia malu mengenakan pakaianku?. Memangnya kenapa? Apa karna terlihat besar di tubuhnya?. Aku ikut naik ke atas kasur dan duduk di sampingnya.
“Yak, waeyo?” tegurku ingin tahu.
“A aniyo..”
            Lagi-lagi gugup. Gugup menandakan berarti ia sedang canggung denganku. Apa aku terlihat menggoda malam ini? Aku rasa tidak.. aah jinja.. jangan membuatku bingung Jung Yeonyoung.
“Chagiya..”
“Ne..?”
“Bangunlah, aku tahu kau belum ingin tidur kan. Kajja putar film horror lagi” ajakku sambil mengusap rambutnya.
“Aniy.. tidur saja oppa” tolaknya.
            Jarang-jarang ia menolak, biasanya ia sendiri yang menginginkan melihat film horror. Apa ada sesuatu yang ia sembunyikan dariku?. Hm.. sebaiknya aku mencari akal. Hahaha..
“Ah mataku..!!!! appo..” tiba-tiba saja aku berteriak kesakitan dengan memegangi mata sebelah kanan.
“O oh gwaenchana???” berhasil. Ia bangun dan langsung mendekat ke arahku.
            Setelah ku perhatikan sedikit, ternyata switterku memang tampak besar di tubuhnya. Hahahaha… jadi karna itu ia malu?? Aah.. dasar.
“Sepertinya ada benda yang masuk ke mataku, aah jinja..”rintih ku semakin jahil padanya.
“Berhenti mengucaknya, matamu akan memerah” ia menjauhkan tanganku dan langsung meniup ke dalam mataku perlahan dengan jarak wajahnya yang sangat dekat.
            Aaah jinja! Ia semakin membuat ku gemas sekarang. Aku tersenyum di depannya. Membuatnya berhenti dari aktifitasnya, ia mengerutkan alisnya bingung.
            Aku kembali jahil padanya dengan mendekatkan kepalaku padanya. Aku mengingikan bibirnya malam ini, sudah lama sekali rasanya aku tidak merasakan bibir yeoja ini. Yah meskipun aku tidak bisa melakukannya dengan lebih karna melihatnya yang sudah pucat terlebih dahulu.
            Yeonyoung melakukannya lagi, ia menjauhkan wajahnya. Jeongmal, berhentilah bersikap seperti anak kecil. Lalu sampai kapan ia akan terus-terusan canggung seperti ini?.
            Sepertinya ia harus ku biasakan dari sekarang. Sontak ku tahan tengkuknya dengan tangan kananku.
“Jangan pelit padaku” bisikku ketika kedua mata kami saling bertemu. Tangan kiri ku mengelus pipinya dengan lembut.
            Detik selanjutnya langsung ku tempelkan bibirku pada bibirnya. Kedua matanya mulai terpejam karna kaget mungkin. Deru nafasnya yang tersendat-sendat terasa jelas di kulit wajahku. Aku menekan bibirnya, mulai melumatnya perlahan mungkin. Melepaskannya lalu menciumnya kembali.
            Ku rasakan ia mulai mengikuti permainanku. Bibirnya bergerak menyambut setiap detil dari ciuman intens yang ku ciptakan. Akhirnya kau menikmatinya juga chagi. Mungkin ia baru tahu jika bibirku semanis ini, haha.
            Tangan kiriku berpindah ke punggungnya dan mengelusnya perlahan. Sementara tangan kanan ku menekan tengkuknya agar lebih dalam menikmati bibirnya. Kedua tangannya berpindah mengalung di leherku.
            Ku dorong tubuh mungilnya hingga aku dapat menindih sebagian tubuhnya. Dan kami saling bermain dalam lumatan ini. Aku memutar kepalaku untuk mendapatkan posisi yang nyaman untuk bernafas. Nafas Yeonyoung juga tampak terengah-terengah karna sejak tadi aku selalu mendesaknya, rasanya memang enggan untuk melepaskan ciuman ini meskipun hanya sedetik.
            Lidahku melesat masuk ke dalam mulutnya. Menjilat dan menghisap lidahnya dengan nakal. Ku rasakan tangannya mencengkram baju putih tipisku. Membuatku tidak tahan ingin menjamah tubuhnya dengan lebih. Yah dalam sekejap, tanganku menelusup masuk ke dalam selimutnya. Lalu mendapatkan paha telanjangnya yang begitu mulus.

“Andwae!” ujarnya tiba-tiba melepaskan ciumannya dariku. Kedua pipinya bersemu merah. Kilatan cahaya kecil di bibir bawahnya karna saliva ku tampak begitu menggoda.
            Ternyata ia hanya mengenakan celana dalam. Aah jadi ini alasan kenapa ia tidak ingin keluar dari selimut?. Aku menampilkan smirk padanya lalu berlanjut menciumi lehernya dan tangan kananku kembali mengusap pahanya.
“Oppa jangan berlebihan!” ia mendorong tubuhku dengan kedua mata yang terbelalak.
“Waeyo..? Bagaimana.. jika menggunakan pengaman eoh?” aku memasang wajah innocent padanya.
“A aku tidak siap melakukannya Taehyung oppa. Jeongmal, aku takut” tuturnya dengan menatap mataku dalam. Berharap-harap agar aku tidak melanjutkannya mungkin.
“Lebih baik tidur saja, aku lelah” ia malah memeluk tubuhku dengan membenamkan kepalanya di dadaku dan langsung memejamkan kedua matanya.
“Aish dasar anak kecil” selorohku sembari menjitak pelan kepalanya.
            Meskipun begitu, aku tetap tersenyum menatapnya yang sudah tertidur. Padahal aktifitas tadi hampir saja membuat tingkat nafsu ku meninggi. Untungnya ia memberitahu ku sebelum ini meningkat. Jika tidak, aaah mollaseo.
“Annyeonghaseoo……”
            Teriak suara yeoja-yeoja dengan sangat nyaring hingga terdengar ke dalam kamar Yeonyoung. Mereka Dongyoo, Eunhwa, dan Hakyo yang sudah berjanji akan menjemput Yeonyoung untuk pergi ke salon bersama-sama.
“O wasseo?” Yeonyoung membuka lebar pintu kamarnya dan ketiga temannya itu segera masuk.
“Ah palli-palli..” desak Eunhwa yang sudah menidurkan tubuhnya di kasur besar Yeonyoung.
“Jamsimman.. aku menyiapkan perkakas ku dulu” Yeonyoung sibuk sendiri dengan pekerjaannya. Membiarkan teman-temannya menunggu untuk sesaat.
“Kau sudah menghubungi Taehyung oppa, eoh?” tanya Hakyo sambil memperhatikan keyboard yang berada di samping meja belajar.
“Ne, katanya ia juga harus menyelesaikan skripsi. Jadi kemungkinan ia pulang sedikit malam”
“Woah.. ini dari Taehyung oppa?” ujar Dongyoo mengambil lalu melihat-lihat kotak musik berbentuk piano dari meja belajar Yeonyoung.
“Geurae^^”
“Ah, katanya jika pukul 12 malam ini bisa berbunyi dengan sendirinya” tambah Dongyoo terdengar sedikit takut.
“Majayo.. itu memang kerap berbunyi jika tengah malam. Tapi aku hanya tersenyum melihatnya, lagi pula itu hanya mainan” akhirnya Yeonyoung telah selesai dari pekerjaannya.
“Kajja…” yeoja itu berkacak pinggang melihat ketiga temannya yang sibuk memperhatikan barang-barang miliknya.
“Yaaak…..!!!!” teriak Yeonyoung kesal.
~~
            Mereka segera menuruni anak tangga. Ketika sampai di lantai bawah, Hoseok yang baru saja datang dari luar melihat mereka dengan tatapan heran.
“Mau kemana kalian?” tanyanya dengan tas yang bergelantungan di punggungnya.
“Party..” jawab Dongyoo sangat antusias.
“Aa party.. terdengar menyenangkan” Hoseok menganggukkan kepalanya.
            Ia menatap ketiga teman-teman dongsaengnya itu sambil tersenyum. Tetapi sepertinya ia belum terlalu mengenal yeoja-yeoja itu.
“Neoo… Lee Dongyoo, Lee Hakyo, Lee…” Hoseok mencoba mengingat nama Eunhwa dengan meletakkan telunjuknya di bibir.
“Lee Eunhwa oppa-_-” sambung Yeonyoung cepat.
“Aaa Lee Eunhwa.. hahaha. Naega michigetta, ahaha” namja itu geli dengan tingkahnya sendiri yang lupa dengan nama Eunhwa.
“Aish.. palliwa. Sepertinya salah satu kabel otak kecilnya sudah putus” ledek Yeonyoung berbicara dengan teman-temannya.
“Ehehe.. annyeong oppa” pamit Dongyoo.
“Annyeong Hoseok oppa..” Hakyo.
“Annyeong oppa” Eunhwa juga membungkukkan tubuhnya.
“Ne ne annyeong.. jangan sungkan-sungkan ke sini lagi” ujar Hoseok masih menyisakan tawanya.
            Ketika mereka hampir mendekati ambang pintu ke luar. Yeonyoung berbalik, membuat ketiga temannya sedikit bingung.
“Oppaga… Eunhwa menyukaimu!” teriak Yeonyoung.
“Hah?” sejenak Hoseok tercengang dari tempatnya.
~~
            Acara sudah tampak ramai. Dan tempat intinya adalah di taman belakang, tepatnya di sekitar kolam renang yang berukuran sangat besar milik keluarga Bambam.
            Berikut adalah pakaian yang sudah di kenakan oleh Yeonyoung, Dongyoo, Hakyo, dan Eunhwa untuk bepergian ke pesta ulang tahun Bambam teman sekelasnya. Semuanya tampak terlihat berbeda dan berani tampil sexy. Yah, itu sudah menjadi kesepakatan mereka berempat.
            Yeonyoung yang tampak mengenakan dress dan membuatnya terlihat seperti anak sekolah menengah atas. Hakyo yang sedikit mencampur style-nya dengan gaya bad girl. Dan Dongyoo dan Eunhwa yang lebih terlihat dewasa. Mereka satu sama lain terlihat sangat berbeda. Akhirnya mereka telah menemukan pakaian yang pas dan cocok untuk mereka.


           

            Dongyoo, Hakyo, Eunhwa, dan Yeonyoung baru saja tiba. Dongyoo sudah tersenyum senang melihat pemandangan di depannya, Hakyo tampak terlihat bingung entah kenapa, Eunhwa terlihat mencari-cari seseorang dari jejeran manusia di pesta itu, dan Yeonyoung, sejak tadi ia hanya diam dengan reaksi wajah yang sedikit khawatir.
“Jusaeyo..”
            Mereka menyambut minuman lemon tea dingin yang di surungkan oleh seorang yeoja dan namja dari pengurus tambahan pesta tersebut. 
“Aaah Yeonyoung-ah, kau menyebalkan” gusar Eunhwa mengingat yeoja itu telah menyampaikannya pada Hoseok tentang Eunhwa yang menyukainya sejak dulu.
            Namun Yeonyoung hanya diam sambil melamun, membiarkan minuman yang ia pegang tidak berkurang sama sekali. Sementara Hakyo dan Dongyoo, mereka tampak sangat menikmati pesta tersebut sambil berceloteh bersama.
“Eunhwa-ssi…!!! Yeogisseo..!” teriak seorang namja dari kejauhan menyuruhnya untuk datang menemuinya.
“Aah Yoogyeom-ssi? Aah aku ke sana dulu ne.. annyeong”
“Ne..”
            Eunhwa meninggalkan Yeonyoung, Dongyoo, dan Hakyo. Yoogyeom juga termasuk teman dekatnya ketika di kelas. Jadi tidak salah jika ia tidak canggung menemui namja itu. Mereka sudah bersahabat sejak kelas awal.
Yeonyoung POV
            Aah membosankan.. lebih baik aku tidak ikut jika seperti ini jadinya. Menatap mereka yang beraktifitas tidak jelas di depan mataku, membuatku muak melihatnya.
“Chagiyaaa….” Tiba-tiba saja suara seorang namja sontak membuatku menoleh ke arahnya.
            Kata-katanya berhasil membuatku teringat dengan Taehyung oppa. Tapi aku tidak menebak kalau itu dia. Aku sangat mengenali namjachingu-ku. Lagi pula, aku tidak mengajak Taehyung oppa untuk ikut ke sini.
“Ah Kookie-aah.. akhirnya kau datang”
“Yeoppoda..”
            Haah ternyata Jeon Jungkook, ia memeluk Hakyo dari belakang. Hm, aku hanya dapat menghembuskan nafas lelah melihat mereka bermesraan.
            Tanpa berbicara pada ku dan Dongyoo. Hakyo dengan namjachingu-nya segera berpindah ke tempat lain. Sementara Dongyoo melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah yang terlihat cemas.
“Huuuh.. Jimin oppa eodiga..???” gerutu Dongyoo sambil mengocek tablet putihnya.
            Aku membiarkannya berbicara sendiri. Jeongmal, aku mulai membenci suasana ini. Ingin sekali aku pulang, tetapi acara ini belum selesai. Belum ada yang di bolehkan pergi sebelum acara inti berlalu.
10 menit kemudian~
“Ah Yeonyoung-ah, tunggu di sini ne.. aku ingin ke depan. Jimin oppa menungguku di sana, cha??” Dongyoo menatapku sambil tersenyum.
“Ne..” aku mengiyakannya dengan wajah sedatar mungkin.
            Sekarang aku hanya sendirian. Mendiamkan diri di antara orang-orang yang dominan bersama pasangannya. Meskipun begitu, aku merasa sendirian. Tampak seperti sepucuk patung yang berada di tengah-tengah gurun pasir yang hampa.
            Jadi ini maksud kalian eoh? Membiarkanku di sini??. Tahu seperti ini lebih baik aku menunggu Taehyung oppa dan pergi bersamanya. Mereka bilang berdandan bersama, pergi bersama, tapi kemana perginya kebersamaan itu sekarang??. Tanpa sepengetahuanku ternyata kalian membawa pasangan masing-masing. Aku pikir ini hanya untuk kita berempat. Keundae..??? Kalian ingin mempermainkan ku eoh?? SHIT!!.
            Yah, dari awal aku memang sudah mengira kalau pesta ini akan sangat buruk untukku.
Yeonyoung POV end
            Yeonyoung mendudukkan dirinya di sebuah meja kosong dengan wajah murka. Berusaha mencoba menunggu, menunggu hingga pesta itu selesai.
~~
            Akhirnya acara inti selesai. Sekarang semua orang berpasang-pasangan mulai menari bersama ketika musik lembut mulai di putar. Yeonyoung mulai gelisah, ia berdiri dari tempat duduknya. Memperhatikan orang-orang di sekitar untuk memastikan apakah ketiga temannya masih berada di sana.
“Kemana mereka..” gumam Yeonyoung cemas. Hanya ia yang terlihat sibuk sendiri di acara itu.
            Tiba-tiba saja seseorang tidak di kenal memeluk tubuhnya dari belakang. Sontak Yeonyoung terkejut dan menjauh.
“N nugundaeyo” tanya Yeonyoung dengan ekspresi takut.
“Hmm.. sejak tadi.. ku perhatikan kau hanya diam saja. Ayolah berdansa seperti mereka..” namja itu mendekat kembali dengan menarik pinggul Yeonyoung hingga tubuh mereka menyatu.
            Namja itu bukan dari kalangan haksaeng sekolah Hannyoung. Mungkin ia kerabat dari Bambam yang berbeda sekolah, atau mungkin saudaranya. Tetapi dari wajahnya namja itu sudah lulusan SMA. Yang pasti, Yeonyoung tidak mengenal namja tersebut.
“Jho.. Han Sanghyuk imnida” ujar namja itu lirih tepat di telinga Yeonyoung. Membuat bulu kuduk yeoja itu berdiri.
           Dengan kuat Yeonyoung mendorong tubuh Sanghyuk, menatap namja itu dengan aneh. Ia langsung melangkah pergi.
“Yak!, tidak bisakah kau temani aku malam ini eoh?” Sanghyuk menahan lengan kirinya kuat. Maksud dari perkataanya adalah menemaninya berdansa di pesta itu.
“Mianhe, sepertinya kau salah orang” ucap Yeonyoung sinis dan ia menarik kembali tanggannya dengan paksa dari genggaman namja tidak di kenalnya itu.
~~
            Dengan perasaan yang sudah tidak bisa di jelaskan lagi, Yeonyoung nekat keluar dari kediaman Bambam. Ia tidak perduli jika orang-orang membicarakannya karna hanya ia yang paling awal pulang dari pesta tersebut.
            Yeonyoung memaksakan dirinya berjalan seorang diri di jalanan dengan pakaian yang bisa di bilang mewah. Pasrah jika ada preman yang merampoknya, menangkapnya, atau membunuhnya. Hatinya benar-benar sakit sekarang, ia tidak bisa membayangkannya lagi.
“Kalian keterlaluan..” bibir yeoja itu tampak bergetar mengatakannya.
            Dan tanpa di duga-duga, cuaca yang sejak awal pesta itu sudah berangin-angin akhirnya menurunkan hujan. Hanya hujan rintik, tetapi semakin berjalannya waktu hujan itu semakin deras.
            Bibir Yeonyoung sudah lelah untuk menggerutu. Ia hanya berjalan lesu di tengah-tengah hujan itu seperti kehilangan semangat untuk hidup. Seluruh tubuhnya basah kuyup, hingga membuat make up-nya semakin pudar dan eyelinernya luntur di bawah matanya.
~~
“Di mana tempat pesta itu..” gerutu Taehyung sembari mengendarai mobilnya menuju jalan Myeongsan.
            Sebelumnya Yeonyoung sudah menceritakan padanya dan memberitahu alamat rumah Bambam yang terletak di antara perumahan elit tepatnya di jalan Myeongsan. Dan baru di ketahui Taehyung jika area di sana sangat besar, sehingga membuatnya kesusahan menemukan tempat tujuan.
            Taehyung berniat menjemput yeojachingu-nya itu meskipun Yeonyoung tidak ada memberinya kabar ataupun menghubunginya. Tentu saja ia sangat khawatir, khawatir jika Yeonyoung akan bersama namja lain. Pikirannya selalu saja di hantui dengan hal-hal yang seperti itu.
“Tidak seharusnya kau pergi ke pesta tanpa diriku” tambahnya lagi dengan wajah dinginnya.
~~
            Wajah Yeonyoung mulai memucat akibat hawa dingin dan terjangan air hujan yang turun dengan lebatnya sekarang. Bibirnya bergetar hebat. Tetapi ia tetap menerobosnya dengan wajah tertunduk.
            Sebuah mobil silver mendarat dengan tiba-tiba di hadapannya, membuat langkah yeoja itu terhenti. Seorang namja keluar dari mobil itu dengan tergesa-gesa. Ternyata ia Jongin yang tidak sengaja melihat yeoja itu.
“(Jongin oppa)” Yeonyoung menatap datar pada namja itu.
            Jongin menemui Yeonyoung lalu melepas mantel hitamnya. Ia ingin memakaikannya pada yeoja itu. Tetapi Yeonyoung menahan untuk tidak melanjutkannya.
“Gomawo” ucap Yeonyoung dengan maksud ia tidak ingin menerima kebaikan Jongin.
            Yeonyoung kembali melangkahkan kakinya. Tetapi saat itu juga Jongin menariknya, memeluknya dengan erat.
“Jung Yeonyoung. Saranghae.. jeongmal saranghae..” tutur Jongin semakin mempererat pelukannya.
~~
            Saat Taehyung tengah sibuk memperhatikan jejeran rumah di jalanan sepi tersebut. Sorot matanya tiba-tiba saja mendapat pemandanganan yang sepertinya sungguh membuatnya tidak enak.
“Jung Yeonyoung?? Apakah itu..??”
            Perasaannya mulai memburuk. Sontak ia pun menambah kecepatan mobilnya. Tangannya dengan kuat meremas setiran, ia sungguh mengenali yeojchingu-nya dari atas hingga bawah. Tidak salah lagi tebakannya saat ini.
~~
TIIIIIIIIIIIIIIN!!!!
            Tiba-tiba saja mobil berwarna hitam mendarat dengan gesit di samping mereka hingga menimbulkan suara antara ban dan aspal yang bergesekan kuat.
“Taehyung oppa?” Yeonyoung setengah kaget mendapati namja itu datang tepat waktu.
            Jongin menengadahkan wajahnya menatap mobil itu. Tangannya melemah seketika dan kesempatan untuk Yeonyoung menjauh darinya.
            Yah namja di dalam mobil itu memang Taehyung. Ia keluar dan menghempaskan pintu mobilnya dengan kasar.
“YAAKK!!!”
BUG!!
            Tanpa segan-segan Taehyung langsung meninju wajah Jongin dengan sekuat tenaga hingga namja itu terpental ke aspal di tengah-tengah hujan yang sedang lebat itu. Ini sudah kedua kalinya ia mendapati Yeonyoung bersama namja itu.
BUG!!BUG!!BUG!!
“SEKIAAA!!!” teriak Taehyung geram dengan suara seraknya
            Ia menendang dan menginjak perut Jongin tanpa memberinya peluang untuk berdiri. Amarahnya sudah di luar batas.
“Op..pa..” Yeonyoung hanya bisa menangis melihat pemandangan di depan matanya sambil menggigit tangannya takut. Ia juga tidak berani dengan Taehyung sekarang, namja itu seperti sedang kesetanan.
            Melihat Jongin yang sudah tidak berdaya dan wajahnya sudah di penuhi luka lebam dan darah yang keluar dari hidungnya. Taehyung menghentikan aktifitasnya, lalu pandangan tajamnya beralih pada Yeonyoung.
            Taehyung berjalan mendekati yeoja itu dengan langkah cepat. Lalu di tariknya kuat lengan yeoja itu membawanya ke mobil.
~~
“Oppa dengarkan aku…!!” Yeonyoung berusaha menjelaskan pada Taehyung yang tengah menggenggam dan menggeret tangannya dengan kuat.
            Tanpa berbicara sepatah katapun, Taehyung membawa Yeonyoung ke kamar di apartemennya lalu mengurung yeoja itu di sana sendirian. Kedua matanya memerah menahan amarah yang sudah mencuat sejak kejadian di tengah hujan tadi. Ia melepaskan mantel tebalnya yang basah dan melemparkannya ke sembarang tempat.
“Oppa…!! jebal.. buka pintunya..!!!”
“Taehyung oppa jebal…!! Hiks, hiks, hiks,..”
            Yeonyoung berteriak memanggilnya sambil menggedor pintu kamar tersebut. Hatinya semakin bertambah sakit karna di perlakukan seperti itu oleh namja yang sangat ia cintai. Air matanya yang sejak tadi ia tahan, kini berhasil membanjiri matanya. Baru kali ini Taehyung sekejam itu padanya.
            Taehyung tetap diam dengan wajah sinisnya. Air dari ujung rambutnya menetes            dan jatuh ke celana levisnya yang juga sudah basah.
            Ia pun sebenarnya sudah tidak kuasa menahan sakit yang ia alami sekarang. Tidak kuasa melihat Yeonyoung terlihat pucat . Tidak kuasa mendengar tangisan berlebiha yeoja itu. Dan benar-benar tidak kuasa mengingat yeoja itu di peluk oleh namja lain. Kedua tangannya mengepal kuat.
“KENAPA KAU BEGITU BODOH YEONYOUNG-AH..!!!!!” teriak Taehyung sungguh geram hingga seluruh wajahnya memerah.
            Taehyung berjalan menuju kamarnya lalu membuka pintu tersebut dengan kasar. Di lihatnya Yeonyoung tampak terkejut di sudut kasur. Yeoja itu segera berdiri, pandangannya bertemu dengan pandangan Taehyung yang begitu tajam. Hanya cahaya top-light yang tersusun rapi di atas meja kecil di samping kasur menerangi ruangan kamar tersebut. Membuat keadaan saat ini semakin ganjil.
            Kedua kakinya kembali melangkah mendekati Yeonyoung yang hanya mematung di tempatnya.
            Dengan kasar Taehyung menangkup wajah Yeonyoung hingga yeoja itu mendongakkan kepalanya. Wajahnya benar-benar takut melihat  sekarang.
“Bukankah aku sudah memperingatimu chagi? Eoh?” tanya Taehyung terdengar pelan tetapi mengerikan.
“A aku tidak menyukainya oppa, jeongmal.. ia yang..”
“Lalu kenapa kau membiarkannya memeluk tubuhmu eoh? Kau merasa nyaman dengannya? Apa karna aku tidak pernah melayanimu eoh?” Taehyung semakin mendekatkan wajahnya dan meremas dagu dengan Yeonyoung kuat.
“A aniy, nan geunyang.. hmmbb..,,,” belum habis Yeonyoung menjelaskan padanya, Taehyung sudah mencium bibirnya.
            Taehyung melumat dalam bibir Yeonyoung, menggigit bibir bawah yeoja itu dengan gemas. Kedua tangannya memegangi wajah Yeonyoung. Mendesaknya hingga yeoja itu terlangkah mundur.
            Lumatan agresifdari Taehyung hampir membuat Yeonyoung kehabisan nafas. Dan kedua tangannya pun mulai berpindah ke punggung yeoja tersebut, dalam keadaan setengah sadar Taehyung menurunkan tali bajunya lalu menurunkannya hingga ke bawah.
“Hmmpp…” desah Yeonyoung saat Taehyung dengan nakal melepas pakaian basahnya tanpa kesulitan apapun.
            Gerakan Taehyung yang begitu cepat dan kasar membuat Yeonyoung tidak bisa mencegahnya. Sekarang ia hanya mengenakan bra dan underware berwarna hitam.
            Dengan agresif Taehyung mengangkat Yeonyoung dan menjatuhkannya ke atas kasur. Kedua pipinya lagi-lagi memerah bagaikan tomat matang.
“Taehyung oppa j jebal, percayalah, aku tidak menyukainya!” dalam keadaan seperti sekarang Yeonyoung masih saja berusaha memberi penjelasan pada Taehyung yang tengah melepas atasan putih polosnya.
            Ia sungguh takut kalau Taehyung melakukan hal yang tidak senonoh padanya. Pikirannya masih tertuju pada kedua orang tuanya yang selalu mempercayakan Taehyung padanya, dan yang paling utama adalah sekolah. Bagaimana jika hal yang tidak ia inginkan selama ini terjadi.
“Kau harus membayar kesalahanmu chagi” ujar Taehyung dengan reaksi marahnya.
            Taehyung menindih tubuh Yeonyoung dan kembali melumat bibirnya, dengan kedua tangannya yang bergerak mengelus dan meremas tubuhnya dengan kasar. Sementara Yeonyoug hanya bisa pasrah sambil mendesah kecil di sela-sela lumatan mulut Taehyung. Namja itu memasukan lidahnya dan menggerakkannya dengan hebat di dalam mulut yeoja itu, membuat saliva mereka saling bertukar satu sama lain.
“Hm… ah oppa..!” desah Yeonyoung ketika bibir Taehyung dengan gesit menghisap  dan melahap lehernya hingga menciptakan suara kecapan.
            Namja itu menghentikan aktifitasnya, ia tersenyum seduktif pada Yeonyoung yang sejak tadi sudah menampakkan reaski cemas dan takutnya. Lalu dengan tiba-tiba melumat bibir yeoja itu lagi, menggigit bibir bawahnya dan menggulumnya penuh nafsu.
            Inilah yang di inginkan Taehyung sejak dulu, menikmati tubuh Yeonyoung yang tidak lain adalah yeojachingu-nya sendiri. Hanya saja ia berusaha menahan hawa nafsunya itu lantasan tidak tega karna Yeonyoung selalu takut. Dan malam ini ia akan memuaskan dirinya.
            Kedua tangannya bergerak menurunkan tali bra Yeonyoung, lalu melepas kaitan di punggung yeoja itu hingga terlepas. Taehyung pun menurunkan ciumannya hingga menuju payudaranya. Dan hanya sekali tarikan, bra yeoja itu sudah terlepas dari tempatnya.
“Aaah..hm…hh” Yeonyoung sontak memejamkan kedua matanya tepat saat Taehyung menjilat puting payudaranya dengan nakal.
“Wangi di tubuhmu masih melekat chagi-ah” tutur Taehyung lalu berlanjut memainkan lidahnya hingga ke perut ramping yeoja itu.
“Ah.. opp..pa jebal.. j jangan di teruskan..hmmm..hh” mohon Yeonyoung sambil menggelinjang, ingin memberontak. Tetapi kedua tangannya di genggam erat oleh tangan besar Taehyung.
“Aaaaahh, hmm…ahh.. ap..pa yang kau.. aah.. lakukan.,aah…” desahan Yeonyoung semakin jelas terdengar lantasan Taehyung yang menenggelamkan kepalanya di antara kedua pahanya.
            Taehyung menciumi daerah sensitive Yeonyoung yang masih terbungkus oleh underware hitamnya. Dan hanya dalam sekejap namja itu sudah melepas underwarenya dan kembali melanjutkan aktifitasnya.
“Eehmmhh…hh..ahh..eunghh..” dengan kasar Taehyung memainkan lidahnya di daerah sensitive Yeonyoung. Yeoja itu dengan kuat meremas spray putih kasur itu menahan gejolak yang di ciptakan Taehyung.
“Oouhh.. Taehyung oppa..! aah.. shhh.. jebal.. aaaahhh…” Taehyung melakukannya hingga yeoja itu berhasil mengeluarkan cairannya dengan banyak.
            Selanjutnya Taehyung bangun dari tempatnya, ia membalikkan tubuh lemas Yeonyoung. Memaksa mengangkat pinggul yeoja itu hingga tubuhnya terangkat dengan tumpuan kedua tangan dan lutut. Yeonyoung membelakangi namja yang sudah siap ingin menyerangnya itu.
“W waegeuraesseo oppa?” tanya Yeonyoung sudah merasa tidak nyaman dengan keadaan sekarang.
            Tanpa mengindahkan pertanyaan Yeonyoung, Taehyung segera menurunkan celana beserta dalamannya. Ia mengarahkan juniornya yang sudah menegang sejak awal ke lubang kewanitaan yeoja itu, dan secara tiba-tiba memasukkannya kasar.
“AAAKHH….!!!” Jerit Yeonyoung hingga air matanya keluar karna merasakan sakit yang begitu hebat.
            Taehyung melakukan penetrasi tersebut dengan gaya dogy style. Namja yang baru kali ini melakukan percintaan itu dengan ahli melakukannya, mungkin efek dari ia yang pernah menyaksikan film BF.
            Tanpa rasa kasihan dan terlihat mengerikan Taehyung memaju mundukan juniornya ke dalam daerah kewanitaan yeojachingu-nya tersebut. Ia menggigit bibir bawahnya merasakan kenikmatan yang mendalam.
“Aaahh… ahhh… ahhhh… appo…!” tubuh Yeonyoung terguncang hebat akibat dorongan dari tubuh Taehyung yang terus menyerangnya.
            Dengan penuh birahi Taehyung menusuk-nusukkan juniornya yang semakin cepat semakin dalam. Kedua tangannya menahan pinggul Yeonyoung, dan terkadang membiarkan jari-jemarinya dengan bebas mengusap daerah sensitive yeoja itu.
“Aahh.. jeongmal…” gumam Taehyung dengan kedua mata tertutup dan kepala yang di dongakkan ke atas.
4 menit kemudian~
            Merasa lelah, Taehyung menarik juniornya keluar. Ia membalikkan kembali tubuh Yeonyoung. Membiarkan yeojachingu-nya terbaring dengan tubuh gemetar.
“Hiks, hiks,..” isakan Yeonyoung masih tersisa.
            Taehyung membuka lebar kedua kaki yeoja itu lagi dan kembali memasukan juniornya dengan kasar. Tangan kanannya bergerak meremas-remas puyadara Yeonyoung. Ia benar-benar memikirkan dirinya sendiri, tidak memperdulikan yeoja yang ada di dekapannya saat ini.
“Aaah… op..paa…hiks, hiks, ehmmhhh…hiks”
            Di lumatnya bibir Yeonyoung dengan penuh nafsu sambil memaju mundurkan juniornya yang sudah tampak berkedut itu. Karna hampir terasa sudah berada di puncak, Taehyung semakin menggenjot juniornya ke daerah sensitive Yeonyoung dengan sangat dalam dan menghentaknya kasar.
“Aaahhh!!! Ahhh….ahh..” kedua tangan Yeonyoung mencekram rambut lembab dan pungung Taehyung dengan kuat merasakan miliknya terasa seperti di robek-robek.
“Aarrghhhh…aah..hh..ahh..haah..” desah Taehyung kenikmatan. Tangan kanannya menahan bahu yeoja itu.
“A an, ndwae... jangan lakukan itu.. aahhh..” Yeonyoung yang memang merasakan junior Taehyung sudah berkedut hebat, ia tidak ingin namja itu memasukan sperma ke dalam rahim polosnya selama ini.
“AAAARGGGHHH……….” Taehyung mendesah kenikmatan.
Crot!crot!crot~
“Hahh..ahh..hah..haah..”
            Fix, Taehyung memang tidak menuruti perkataan Yeonyoung dengan baik. Spermanya keluar dengan banyak dari lubang sensitive yeoja itu. Ia juga tampak sangat kelelahan. Di tatapnya Yeonyoung yang juga menatapnya dengan reaksi kecewa. Buliran kecil jatuh di sudut mata yeoja itu.
“Kau puas sekarang? Hiks, hiks,” tanya Yeonyoung dengan nada pelan. Ia sungguh tidak percaya dengan kelakuan Taehyung yang sudah di lakukan padanya.
“Puas atau tidak puas, ini karna kau sudah melanggar peraturan ku” balas Taehyung menatapnya dingin. Keringatnya mengalir di pelipisnya.
“Harus berapa kali aku mengatakannya, aku tidak menyukainya!. Apa kau tidak punya telinga eoh?? Kenapa kau tidak percaya padaku!!. Bagaimana jika aku hamil? Bagaimana dengan sekolahku? Bagaimana jika Eomma membunuhku tahu akan ini??! Apa kau akan bertanggung jawab??! Eoh..? jeongmal niga nappeun namja..! hiks, hiks, hiks..” Yeonyoung memukul-mukul dada Taehyung dengan kesal.
“Yak!” dengan cepat Taehyung menahan lengan Yeonyoung ketika ia ingin memukulnya kembali.
“Kenapa kau begitu takut?” Taehyung tersenyum simpul padanya sembari memainkan rambut yeoja itu dengan lembut.
“Apa pemikiranmu tertuju pada yeoja lain yang akan menggangguku, atau aku yang menyukai yeoja lain?. Apa selama ini kau pikir aku hanya mempermainkanmu?”
            Seketika Yeonyoung di buat bungkam dengan perkataan Taehyung. Ia hanya bisa meneguk air liurnya ketika mendapatkan arti yang begitu dalam dari tatapan sayu namja itu.
“Kau yakin jika aku akan meninggalkanmu setelah melakukan ini? Eoh? Dari mana datangnya pemikiran bodohmu itu?. Sejak dulu aku hanya menyukaimu, mencintaimu, bahkan hingga menginginkan tubuhmu yang baru malam ini ku sentuh Yeonyoung-ah”
            Lidah Yeonyoung benar-benar kelu tidak dapat melawan lagi.
Ia membiarkan kedua matanya terpejam mencoba meredam amarahnya yang mulai mereda. Tidak perduli lagi seberapa malunya ia berhadapan dengan Taehyung sekarang, meski tanpa pakaian sama sekali.
“Aku belum menyelesaikannya” ucap Taehyung sontak membuat kedua mataYeonyoung terbelalak kembali.
“M mwo?” yeoja itu tampak frustasi sekarang.
            Tangan Taehyung menyentuh kaki kiri yeoja itu lalu menaikkannya. Dan dengan santainya memasukan juniornya lagi ke lubang kamaluan yeoja itu dengan perlahan.
“Eunghh… Taehyung oppa….!!!!!!”
“Aah.. punggungku..”
           Yeonyoung terbangun dari tidurnya dan mendapati tubuhnya yang terasa begitu remuk. Di lihatnya seseorang yang telah menghajarnya habis-habisan tadi malam sudah tidak ada di sampingnya.
“OMO NAE HAKYO!!!!” tiba-tiba saja yeoja itu baru ingat dengan jam sekolahnya.
            Ia beranjak bangun dan tetap membungkus tubuhnya dengan selimut tebal milik Taehyung. Ingin pergi ke kamar mandi yang memang tersedia di kamar tersebut.
Krek~
            Langkahnya seketika terhenti lantasan mendapati Taehyung yang membuka pintu kamar tersebut dengan pakaian yang sudah rapi. Namja itu tampak sedikit terkejut dan di bibirnya terlukis senyum nakal.
“Waeyo?” Yeonyoung lagi-lagi harus membawa rasa curiga terhadap namja itu.
“Berikan aku bayaran baru pagi ini, chagi-ah..” ujar Taehyung polos sambil berjalan mendekat.
“S shireo..” Yeonyoung menggelengkan kepalanya sembari melangkah mundur.
“Hyaaa!!” dan hanya dalam sekejap Taehyung langsung mengangkat tubuh mungil Yeonyoung dan membawanya masuk ke kamar mandi.
            Hari demi hari berlalu. Yeonyoung semakin jarang pulang ke rumahnya. Itupun terkadang ia lakukan jika Eomma sudah menyuruhnya untuk pulang dan membantunya. Jika tidak, mungkin ia akan betah di apartemen terus-terusan.
            Pagi ini tepatnya ketika sekolah sedang di liburkan lantaran adanya musim panas yang sudah di tunggu-tunggu oleh sebagian banyak orang. Yeonyoung pulang ke rumah dan ia tengah berjalan menuju tangga. Di lihatnya Hoseok yang baru saja ingin pergi ke kampus, juga tengah berjalan menuruni tangga tersebut. Mereka hanya berpapasan tanpa menatap satu sama lain.
“Tubuhmu bau namja” ucap Hoseok tiba-tiba ketika indra penciumnya mencium aroma lain dari Yeonyoung.
            Sontak jantung Yeonyoung langsung berdetak kencang mendengar ucapan dari kakak laki-lakinya itu. Ia berbalik pada Hoseok yang menatapnya dengan tatapan ragu.
“A aku memakai parfume Taehyung oppa, ne, hehe” yeoja itu mencoba tertawa kecil.
            Hoseok semakin mengerutkan jidatnya heran lalu ia melanjutkan jalannya meninggalkan Yeonyoung yang masih menyisakan fakesmile padanya.
“Jinjayo??” gumam Yeonyoung khawatir sambil mencoba mencium pakaiannya.
            Lalu secara tidak sengaja pikirannya tertuju pada kejadian yang selalu ia lakukan bersama Taehyung. Sadar akan itu, ia coba menghela nafasnya dalam-dalam.
            Di kantin, Yeonyoung bersama ketiga temannya tengah menikmati makan siang mereka. Makanan yang berada di hadapan Yeonyoung hanya berkurang seperempatnya dan yeoja itu sudah tampak malas untuk melanjutkannya.
“Yak, kau sakit?” tegur Eunhwa sambil melahap brokoli ke mulutnya.
“Aniy..” sahut Yeonyoung lalu mencoba melahap lagi makanannya dengan malas-malasan.
“Wajahnya pucat, geuraeyo? Apa hanya perasaanku saja?” Hakyo menatap Dongyoo yang duduk di samping kirinya.
“Ne, Yeonyoung tampak pucat” Dongyoo mengangguk-anggukkan kepalanya sambil menatap Yeonyoung dengan pasti.
“Jinjayo? Tapi aku merasa biasa saja.. Hanya saja aku tidak nafsu” jelas Yeonyoung santai.
~~
            Pukul 21.45 KST Taehyung stay di halamana SMA Hannyoung menunggu jam sekolah itu berakhir. Ia menyandarkan dagunya ke jendela mobilnya yang sengaja ia buka. Lagu Big Bang-Loser dari mp3 mobilnya tengah teralun mengisi kesunyian di sekitarnya. Dan dengan suara pelan ia ikut menyanyikan lirik dari lagu tersebut yang memang ia sukai.
~Bel Beldering~
            Taehyung terbangun dari sandarannya ketika mendengar bel pulang sekolah tersebut.
6 menit kemudian~
            Akhirnya yang ia tunggu-tunggu datang juga. Di lihatnya Yeonyoung sudah hampir mendekat, tetapi reaksinya yang awal tampak ceria kini berganti heran melihat yeoja itu tampak berjalan terhuyung-huyung dengan wajah tertunduk.
“Oppa..” yeoja itu tersenyum padanya tepat ketika ia ingin membuka pintu mobil dan
BRAK~
“Jung Yeonyoung!!”
            Yeonyoung pingsan di samping mobilnya dan dengan cepat Taehyung pun turun. Ia menggendong yeoja itu dan pergi dari khawasan SMA tersebut.
            Taehyung mengendarai mobilnya menuju rumah sakit. Tidak lama kemudian di tengah perjalanan Yeonyoung tersadar, ia tahu Taehyung akan membawanya untuk memeriksa keadaanya. Tapi namja itu tetap menuruti kata hatinya melihat Yeojachingu-nya yang tampak kacau saat ini.
            Keadaan ruang tamu di kediaman Yeonyoung tampak ramai sekarang. Taehyung bersama Eomma Appan-nya berkunjung ke rumah keluarga yeoja itu. Yeonyoung tampak menekuk wajahnya, sementara Taehyung, ia terlihat lebih santai dengan ekspresi cool-nya.
“Cha, katakanlah..” kata Taehyung lembut dengan menatap yeoja yang duduk di sampingnya.
“Mianhamnida Eomma, Appa, Eommonim, Ahjushhi, Hoseok oppa. A aku, positif hamil” Yeonyoung semakin menekuk wajahnya tidak kuasa mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri.
“Jinjayo??” sontak Eomma Yeonyoung langsung kaget.
            Eomma dan Appa Taehyung saling menatap, lalu mereka beralih menatap kedua orang tua Yeonyoung. Mereka tersenyum bersama, membuat Taehyung mengerutkan jidatnya melihat tingkah manusia-manusia tua itu.
“Hm.. sebenarnya, sejak dulu kami memang berniat menikahkan kalian. Tetapi karna Jung Yeonyoung yang masih harus melanjutkan sekolahnya, jadi kami menundanya untuk sementara waktu” jelas Eomma Taehyung tidak luput dari senyum manisnya.
“MWO..??” secara bersamaan Taehyung dan Yeonyoung begitu terkejut mendengar kata-kata wanita itu. Mereka memang tidak tahu sama sekali tentang rencana kedua orang tua mereka.
“Geuraejo.. geurom.. mungkin kami akan mempercepat proses pernikahan ini” tambah Eomma Yeonyoung.
“Aah syukurlah, aku pikir Eomma Appa akan membunuhku” tutur Yeonyoung sambil memegangi kepalanya.
            Taehyung tampak senang mendengar penjelasan dari kedua orang tua mereka. Ia merangkul tubuh Yeonyoung ke dekapanya. Akhirnya permasalahan pun selesai.
“Aaah michigetta..” ucap Hoseok tiba-tiba dan berhasil membuat suasana di ruang tamu itu jadi seperti kuburan. Dengan wajah frustasi ia melangkah menuju tangga.
~~
            Beberapa bulan kemudian. Setelah menjalani proses panjang di rumah sakit, akhirnya Yeonyoung berhasil melahirkan dengan lancar. Ia di karuniai dua anak kembar sekaligus, satu namja dan satu yeoja.
“Woaa kyeoptaga..” Taehyung tampak begitu senang melihat dua anaknya yang terletak di keranjang bayi.
“Chagia-ah..” panggilnya pada Yeonyoung yang masih terbaring lemas di kasur.
“Eoh?” sahut yeoja itu pelan.
“Bagaimana jika yang namja di beri nama Kim Taeyoung, dan yeoja-nya Kim Taeyeon. Eottae?” ia memasang wajah innocentnya.
“Eoh geurae.. joha joha^^” Yeonyoung setuju dengan usul nampyeon-nya tersebut.
            Hampir setengah bulan mereka berumah tangga dan mereka sudah membeli rumah untuk mereka sendiri di kawasan Daegu, di mana tempat tersebut adalah tempat asal Taehyung bersama keluarganya.
            Saat malam, Taehyung berhasil menidurkan dua anaknya, Taeyoung dan Taeyeon. Mereka sudah tertidur di keranjang mereka masing-masing. Taehyung pun berkacak pinggang merasa bangga kerjanya telah selesai, ia tersenyum puas.
“Mereka sudah tidur?” Yeonyoung keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit tubuhnya.
“Eoh..” sahut Taehyung padanya.
            Ia berjalan mendekati Yeonyoung, menarik pinggul istrinya itu hingga ke dekapannya, tatapan nakalnya kembali muncul. Sementara Yeonyoung hanya menatapnya datar, yeoja itu tahu betul apa yang di inginkan nampyeonnya itu.
            Taehyung mendekatkan bibirnya ke telinga kiri Yeonyoung. Hembusan nafas hangatnya membuat bulu kuduk yeoja itu berdiri.
“Kajja buat dua anak lagi”
THE END