Storyline
by : Yeon Veggy
Actor/Cast :
Jung Yeon Young
Kim Tae Hyung
Kim Tae Young a.k.a V
Notice : Sifat 99% asli
di cerita ini
Lenght : Longshoot
He’s very
cool and handsome. A saxophonist with her eyes have acute angle. So awesome.
But, I’m really really wrongly (-.-). He’s not like in my opinion..
Yeon Young POV~
Di bangunan raksasa ini,
bangunan besar yang masih sangat asing ini. Ini pertama kalinya kedua kakiku
berpijak di sini. Dengan seorang diri aku berjalan pelan menyusuri koridor panjang
yang tak tahu di mana ujungnya ini dan berada di lantai dua sekolah ini di
sertai dengan wajah kolotku, Seoul Performing
Art High School. Hm, siapa yang tidak kenal dengan sekolah artis yang satu ini.
Di mana sekolah ini paling banyak menampung traini-traini dari macam-macam
agensi, terlebih lagi sudah banyak traini tersebut sekarang sudah banyak yang
menjadi artis ternama. Mungkin tidak perlu di sebutkan, itu tidak penting
sekarang.
Aku
bukan seorang Hobae yang baru masuk ke jenjang SMA. Sekarang aku menginjak
kelas 3 dan mungkin terdengar aneh, karna ujian akhir sekolah pastinya sangat
mendekati untuk tingkatan kelas tersebut. Tapi apa boleh buat, Eomma Appa
memindahkanku ke sekolah ini, kami pindah ke ibu kota Korsel, Seoul. Sebuah
tempat yang mungkin banyak di sebut orang-orang sebagai surga dunia.
Untung saja sekarang jam
pelajaran tengah di mulai. Jadi tidak banyak haksaeng yang akan menonton dan
membicarakanku.
Sudah beberapa ruang kelas yang
tertutup rapat aku lewati. Mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Sedari tadi aku berjalan, aku belum juga menemukan ruangan kesiswaan. Struktur
bangunan yang berkelok-kelok membuatku bingung.
Tapi di tengah koridor yang sepi sekarang aku seperti
mendengar permainan sebuah alat musik. Aku menghentikan langkahku tepat di
tengah pertigaan koridor dan
melihat-lihat di sekitarku. Suara tersebut berasal dari koridor samping kiriku.
Penasaran, tentu saja. Aku langsung berjalan menuju koridor tersebut.
Nae, aku melihatnya. Itu ruang
kesenian. Aku tetap berjalan hingga hampir mendekati ruangan tersebut,
berpura-pura melewatinya dan sampai saat ini alunan music itu masih terdengar.
Tapi..
“Sangat
tampan”
Seketika langkahku terhenti saat
melihat dari kaca ruangan tersebut. Seorang namja berambut kecoklatan, dengan
postur tinggi dan wajah dinginnya yang tengah memainkan alat music saksofon
berwarna silver. Tertegun.. aku hanya bisa tertegun melihat permainannya itu.
Aku juga pecinta musik, dan saat ini pikiranku langsung tertuju pada diriku
yang tengah tampil di depan beribu-ribu manusia sambil memainkan saksofon, lalu
beralih ke piano, lalu beralih ke biola, dan terakhir membayangkan aku
bernyanyi sambil bermain gitar akustik.
Yak, aku tengah melamun sambil
memperhatikan namja itu? Apa katanya jika ia mengetahui aku yang sedang
memperhatikannya dengan mulut yang hampir menganga. Lebih baik aku segera
pergi.
Yeon Young POV end~
Yeon Young kembali melanjutkan
perjalanannya. Entah sampai kemana ia akan berjalan di lorong-lorong sekolah
tersebut, yang terpenting sekarang untuknya adalah menemukan ruangan
kesiswaan.
Sampai pada akhirnya yang ia
inginkan terwujud. Yeon Young sudah berjalan menuju kelas barunya dengan di
temani oleh seorang wali kelas dari kelas yang ia dapatkan sekarang, Hong
seonsaengnim. Ia masuk di kelas 12-C, sesuai dengan tingkat kepintarannya yang selalu
berada di tengah-tengah dari sejak kecil.
Tidak terasa perjalanan yang
lumayan panjang tanpa di warnai perbincangan antara Yeon Young dan wali
kelasnya tersebut, mereka telah sampai pada tempat yang di tuju. Namja berumur
40-an itu membuka pintu ruangan 12-C tersebut dan langsung membuat seluruh
haksaeng di dalam sana berlarian dengan laju menuju bangku masing-masing
layaknya segerombolan bebek yang di kejar oleh keledai.
Hong saem masuk di ikuti oleh
Yeon Young yang berjalan pelan di belakangnya. Semua bola mata mengarah pada
yeoja itu. Ada yang menatap dengan ragu, aneh, terkejut, dan sebagainya yang
masih mencangkup ekspresi manusia normal.
“Uaaa….”
Sorak seluruh haksaeng di ruangan tersebut.
“DIAM!!”
tidak ada yang berani bersuara lagi jika seonsaengnim itu berbicara. Hong saem
lalu mengalihkan pandangannya pada yeoja yang tengah diam menatap jejeran
manusia yang ada di hadapannya dengan bibir yang sedikit tertarik ke samping,
ia tidak ingin terlihat berlebihan.
“Cha,
perkenalkan dirimu”
“Annyeonghaseo.
Jung Yeon Young imnida” ujar yeoja itu singkat sembari membungkukkan tubuhnya.
Sementara itu terdengar beberapa haksaeng yang berusaha menahan tawanya.
“Hanya
itu?” Hong saem menatapnya dengan kening yang di kerutkan.
“Ye”
Yeon Young mengangguk.
Hong saem mengangkat tangan
kanannya ke depan dengan jari telunjuk yang terarah ke jejeran haksaeng,
tepatnya tertuju pada dua bangku yang terletak paling belakang samping kiri.
Lalu ia beralih menatap Yeon Young.
“Di
sana, di sana tempat duduk barumu. Silahkan nikmati sekolah dan ruangan barumu
ini. Berusalah menyesuaikan diri, meskipun ada salah satu di antaranya seorang
haksaeng yang kejiwaannya mungkin sedikit rusak”
“Hahahahaha…..”
mendengar itu, seluruh haksaeng tertawa terbahak-bahak. Sementara Yeon Young
hanya mengerutkan alisnya bingung.
“Nae
Hong saem. Gamsahamnida” yeoja itu kembali membungkuk, lalu berjalan menuju
bangku yang sudah di tunjukkan oleh seonsaengnim tersebut.
“Cha,
beraktivitaslah dengan benar. Aku tidak ingin mendengar masalah-masalah lagi
dari kelas aneh ini. Dan jika terjadi, aku harap kalian bisa menyembunyikannya
dari telinga-telinga di luar. ARRA?!”
“Nae
saeonsaengnim…” jawab seluruh haksaeng.
Seiring dengan keluarnya Hong
seonsaengnim wali kelas ruangan tersebut, para haksaeng kembali ribut dan di
antaranya langsung berjalan ke sana kemari.
Yeon Young. Ia hanya diam
menatap yang lainnya beraktivitas masing-masing. Sementara bangku di
sampingnya, bangku itu kosong. Tetapi ada tas berwarna coklat yang tergantung
di samping mejanya dan dua komik tertera di atas meja tersebut. Ia mengerti ia
tidak duduk sendiri di kelas barunya itu. Tapi ia tidak melihat pemiliknya akan
menuju bangku kosong yang berada di samping kanannya itu.
“YAK!!!”
Tiba-tiba saja di tengah acara melamunnya, suara yang
begitu melengking hampir membuat jantung Yeon Young luruh. Dua yeoja yang duduk
di depannya tengah menatapnya dengan jahil.
“Dongyoo
imnida…” ulang yeoja itu lagi layaknya anak sekolah dasar tingkatan pertama.
“Hakyo
imnida..” sambung yeoja yang satunya. Membuat Yeon Young bingung harus menjabat
tangan yang mana lebih dulu.
“Nae,
bangawoyo” Yeon Young tersenyum lalu menjabat tangan mereka bergantian.
“Yak,
bagaimana…”
“YAK
JUNG YEON YOUNG…! Aku ragu jika yeoja sepertimu juga akan jadi gila setelah
duduk di bangku itu!!”
“HAHAHAHAHAHA…..!!”
Seorang namja berparas nakal
menghentikan pembicaraan Dongyoo sambil berteriak nyaring di depan kelas
tersebut hingga yang lain ikut terawa bersamanya, ia Jung Hoseok. Perkataan
namja itu membuat Yeon Young menatapi bangku yang ada di sampingnya tersebut
dengan wajah bingung. Ia juga takut, bagaimana jika seseorang di sampingnya itu
memang mengalami gangguan jiwa seperti yang sudah di katakan wali kelasnya
tadi.
“Sudahlah,
jangan perdulikan mereka” kata Hakyo di tengah keributan kelas tersebut.
“Memangnya
ada apa?” ujar Yeon Young sedikit berbisik.
“Hm..
ia namja…”
“ANNYEONG……!!!!”
Lagi-lagi perkataan Dongyoo
harus terhenti karna seorang namja membuka lebar pintu ruangan tersebut dengan
senyum sumringahnya. Sontak semua mata tertuju padanya, dan wajah mereka mulai
tampak ingin tertawa. Begitu pula dengan Yeon Young, ia tidak dapat mengedipkan
kedua kelopak matanya sekarang.
“HUAAAHAHAAHAHAHAHAHAHA…..!!!!”
“Yak
Kim Taehyung! Kau tahu??. Kau mempunyai pasangan hidup sekarang!!”
“Nae,
kami telah menemukannya Taehyung-ah!”
“Lihat
di sana! Neomu yeoppo.. ia sudah menunggumu sejak tadi. Kajja temui dia..!!”
Berbagai perkataan menyambar
namja yang bernama Kim Taehyung tersebut, entah ia merasa atau tidak jika sekarang
sebenarnya teman-temannya itu tengah mengejekknya. Tapi saat ini wajahnya malah
terlihat begitu senang dan pandangannya bertemu dengan haksaeng baru yang hanya
bersebelahan dengan kursinya tersebut.
Yeon Young langsung mengalihkan
pandangannya ke lain. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Ia sadar jika
sekarang para haksaeng itu tengah membully-nya dengan namja itu.
Yeon Young POV~
Yak mwoya ige?? apa aku tadi
salah lihat??. Ia namja yang memainkan saksofon di ruang kesenian itu. Tidak
salah lagi. Keundae.. keundae.. keundae.. apa benar ia mengalami gangguan
jiwa?? AAAAA EOMMAAA……………….
Yeon Young POV end~
Taehyung berlari menuju bangkunya, menatap dengan
senang pada yeoja yang tengah tidak memperdulikannya itu. Lalu secara perlahan
ia duduk di samping yeoja itu.
“Annyeong..
Kim Taehyung imnida. Ireumi mwoyeyo, gasinaya?” Taehyung mengulurkan tangannya
tepat ke depan wajah Yeon Young.
Entah kenapa setelah mengetahui
semuanya, Yeon Young malah merasa jijik dengan namja itu. Padahal jelas-jelas
awalnya ia melihat Taehyung saja sudah mampu membuat jantungnya berdegup
kencang.
Dengan ragu ia mengangkat tangannya dan menggenggam
tangan lembut Taehyung.
“Yeon
Young imnida” Yeon Young hanya sekilas menatap mata Taehyung.
“UUAAAAAA………….”
“Kyaa….
neomu kyo…”
Seperti acara pernikahan yang
baru saja resmi, para haksaeng yang sedari tadi memperhatikan Yeon Young dan
Taehyung kembali menyoraki dengan teriakan yang semakin keras. Taehyung
menatapi teman-temannya itu dengan senyuman yang mengembang dan wajahnya sedikit
memerah. Sementara Yeon Young hanya bisa mendecak kecil.
Puas tertawa, seluruh haksaeng
di ruangan itu kembali sibuk dengan kerjaannya masing-masing. Seonsaengnim pada
jam pelajaran saat ini sengaja meninggalkan tugas yang seharusnya ia laksanakan
sekarang.
Yeon Young yang awalnya diam
sambil menatap ke luar jendela, akhirnya membuka novel yang ia ambil dari dalam
tasnya dan langsung membacanya. Padahal ketika suasana ramai seperti sekarang
ia tidak bisa menyerap jalan cerita di novel tersebut, ini hanya sebuah
basa-basi karna ia terlalu kaku sekarang.
Sedangkan namja yang duduk di
sampingnya. Taehyung, terkadang ia berusaha keras untuk melirik Yeon Young yang
seperti tidak menganggap keberadaannya saat ini sambil tersenyum sendiri.
Taehyung Pov~
Ah Yeon Young-ah.. kau terlalu
pendiam untukku. Keundae gwaenchana, akhirnya di sekolah ini aku punya teman
sebangku juga, hahaha. Apa benar ia memang pasangan hidupku? Apa perkataan
mereka benar?? Apa mereka merencanakan semua ini demi diriku?? Wuaaa…
daebakida..
Taehyung Pov end~
Kehadiran Yeon Young di sampingnya hampir membuatnya
bertingkah normal seperti manusia kebanyakan. Jika tidak seperti ini, Taehyung
tidak akan duduk diam selama ini di kursinya. Ia akan berlari-lari mengelilingi
ruangan besar kelas itu sambil bernyanyi tidak jelas, di tambah dengan ekspresi
wajahnya yang tidak bisa di jelaskan lagi. Lalu ketika jam pelajaran, biasanya
ia akan melamun dengan khayalan yang tidak tentu arah. Terkadang juga ia
memainkan pulpen-nya sebagai mobil-mobilan sambil mengeluarkan suara dari
mulutnya yang menyerupai suara deru mobil. Tidak kenal lelah dan tidak akan
pernah sadar sudah di umur berapakah ia sekarang.
Taehyung tahu jika Yeon Young
tengah membaca novel. Ia berniat menyurungkan komik-komiknya yang berhamburan
di atas mejanya ke yeoja itu. Perlahan Taehyung pun menghembuskan nafasnya dan
“Ye..”
“YAK!!
Kau kan baru! Club apa yang akan kau pilih? Heoh? Heoh??”
Baru saja Taehyung mengeluarkan
suaranya, Dongyoo berbalik bertanya pada Yeon Young di ikuti oleh Hakyo.
Taehyung hanya dapat menampakkan ekspresi lesu dengan mulut terbuka. Membuat
kepercayaan dirinya turun drastis.
“Nae..
kau tinggal memilih sesuai kemampuan dan kesukaanmu” tambah Hakyo begitu
bersahabat.
“Kalian
di club apa?” tanya Yeon Young kembali.
“Nan?”
Dongyoo menunjuk dirinya. Lalu ia saling memandang dengan Hakyo.
“Kami
di club taeter….” Jawab mereka serentak.
“Jadi,
apa kau ingin bergabung..??? nae..??” Hakyo menunjukkan aegyeo-nya pada Yeon
Young.
“Aniy,
aku tidak suka” tutur Yeon Young seadanya.
Taehyung hanya menatapi ketiga
yeoja yang berada di sekitarnya itu dengan reaski blank. Dongyoo dan Hakyo yang
memang sudah tahu betul dengan kerjaan namja itu sengaja membiarkannya. Lagi
pula, bagi mereka Taehyung pasti tidak akan menanggapi pembicaraan mereka.
“Hm..
jadi apa?” Dongyoo sedikit terlihat kecewa.
“Club
music” mendengar kata-kata yang satu ini, Taehyung langsung menatap Yeon Young
dengan mata yang sedikit terbelalak.
“Jinjayo?
(Taehyung respek memegang kedua pundak Yeon Young) Aku juga di club music.
Aaaah…. Kita akan berteman baik. Benar kaan..??” Taehyung menatap Yeon Young lekat.
“UUAAAAAA……………”
Lagi-lagi manusia yang berada di
kelas 12-C itu berhasil membuat seorang Taehyung semakin merasa bahwa ia benar-benar
cocok dengan anak baru tersebut. Membuat jantungnya berdegup dan kedua pipinya
lagi-lagi terlihat sedikit memerah. Dengan cepat Taehyung pun menarik tangannya
kembali.
“Yak
Yeon Young-ah eottae? Kau yakin akan bersama Taehyung?” tanya Hakyo sambil
mengerutkan jidatnya.
“Geurae.
Ia namja satu-satunya di kelas ini yang memilih club music” tambah Dongyoo.
Sekarang telinga Yeon Young
mulai mereda akibat panas yang timbul ketika para haksaeng itu kembali jahil
mengejek dirinya dengan Taehyung, namja abnormal itu. Ia merunduk,
menghembuskan nafasnya mencoba bersabar sedemikian mungkin. Lalu ia kembali
mengangkat kepalanya.
“Nae”
jawab yeoja itu menandakan ia setuju dan pasrah akan memasuki club kesukaannya
itu bersama namja yang mungkin ia benci sekarang. Ia juga baru ingat, ternyata
Taehyung memang seorang haksaeng club music.
“YEEEEEEE…………………………………”
tiba-tiba saja Taehyung lari dari kursinya dan berteriak keras sambil
berlari-lari dari sudut ke sudut di ruangan tersebut. Membuat beberapa haksaeng
di kelas itu tertawa terbahak-bahak memperhatikannya.
Yeon Young hanya bisa menutup
wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Hari ini. Yeon Young berjalan
santai menuju kelasnya dengan cuaca yang mungkin masih begitu pagi. Di bukanya
pintu ruangan kelas 12-C tersebut dan segera masuk. Hanya ia satu-satunya haksaeng
yang paling pertama hadir saat ini. Tapi langkahnya tiba-tiba saja terhenti, ia
menatap ke papan tulis yang tengah ia hadapi sekarang.
(Kim
Taehyung, namja paling berisik. Jung Yeon Young, yeoja paling pendiam. Kalian bagaikan
langit dan bumi. Kim Taehyung+Jung Yeon Young= Alien. Kalian resmi jadi
sepasang kekasih. Kalian begitu cocok. Kami mendukung kalian, FIGHTING!!).
Membaca tulisan itu semua hampir
membuat Yeon Young mengeluarkan air matanya. Ia sungguh benci dengan semua
perkataan tersebut.
“Mwoya
ige?” gumam Yeon Young dengan nada getir dan kesal.
Dengan perasaan yang begitu
sakit ia pun meraih penghapus yang terletak di ujung papan tulis tersebut. Lalu
perlahan mengusapkannya ke papan tulis yang hampir di penuhi tulisan tersebut.
Air mata yang sejak tadi ia tahan, akhirnya jatuh. Sungguh sakit hati ketika
mengetahui bagaimana rasanya menjadi seorang anak baru di sebuah sekolah
ternama di Seoul. Sebuah kebiasaan yang tidak pernah di tinggalkan, yaitu tidak
lain berupa ejekan.
Hampir tidak di ketahui yeoja
itu, ternyata seorang namja yang juga baru datang berusaha membantunya dalam
menghapus tulisan tersebut. Tidak lain namja itu adalah seorang haksaeng yang
paling ia benci, Kim Taehyung.
“Gwaenchana
gwaenchana..” ujar Taehyung sembari mengusapkan penghapus itu ke papan tulis
dengan di selingi senyum manisnya.
Mengetahui itu Yeon Young
langsung berjalan menuju pintu keluar
dan menutup pintu tersebut dengan keras. Taehyung yang memperhatikannya hanya
menggaruk-garuk kepalanya bingung.
“Sebenarnya
kenapa dia?” ujar Taehyung berbicara sendiri.
~~~
Ketika pelajaran di mulai. YeonYoung
yang duduk dengan tertib, memperhatikan penjelasan dari Bang saem. Dan namja di
sampingnya, Taehyung, ia terlalu sibuk sekarang. Terkadang membenarkan poninya,
memonyongkan bibir hingga menyentuh hidungnya, mengubah posisi duduknya dari
menyandar lalu tegap, menjilat bibirnya, dan sesekali melirik Yeon Young. Semua
itu ia lakukan hanya karna ingin di lihat oleh yeoja itu, tapi alhasil yeoja
itu tidak meresponnya sama sekali.
“Cha,
untuk pekerjaan rumah. Kerjakan berkelompok tugas ini dan kalian bebas
menentukan teman. Hanya dua orang.. palli!” umum Bang saem tegas, dengan cepat
semua haksaeng mencari pasangan saat ini.
Yeon Young sudah berharap salah
satu dari Dongyoo atau Hakyo akan memilihnya. Tapi ternyata..
“Dongyoo-ah
Dongyoo-ah..!! kita berdua nae..” ujar namja yang duduk di depan tepat di dekat
pintu ruangan itu dengan sejuta aegyeo-nya.
“Aah
cha-cha Jimin-ah…” balas Dongyoo begitu senang. Nae, mereka memang dekat sejak
kelas 10. Sementara itu..
“Jeongkookie..
Jeongkookie…!!!” panggil Hakyo pada namja yang duduk di samping Hoseok, namja
pembully itu. Dengan sigap Jeongkook menoleh ke Hakyo dan ia tersenyum lebar.
“Wuaa..
jinjayo?? Kau denganku Hakyo-ssi?” ulang Jeongkook tidak percaya.
“Nae
nae.. malamini kita selesaikan” kata Hakyo mantap.
Yeon Young masih memperhatikan
masing-masing haksaeng di kelas tersebut. Tapi tidak ada sama sekali yang
menyebut namanya apalagi menatapnya. Sementara itu, Taehyung. Ia terlihat
gelisah dan sedikit salah tingkah.
Taehyung POV~
Aah eottokhaji?? Aku ingin
bersama yeoja ini. Tapi.. sepertinya ia ingin dengan yang lain. Haruskah aku
mengajaknya? Yak…!! Kemana perginya keberanianku? Ini bukanlah ajang
perjodohan. Ayolah..
Taehyung POV end~
Taehyung meremas-remas kedua tangannya karna gugup.
“Cha,
silahkan kumpulkan nama kelompok kalian ke depan menggunakan kertas” suruh
seonsaengnim cerewet itu lagi.
“Nae..”
Perwakilan dari masing-masing
kelompok sudah maju dan mengumpulkan kertas yang sudah berisi nama mereka
tersebut. Bang saem pun mulai memasukan daftar nama mereka ke dalam jurnal
miliknya.
5 Menit Kemudian
“Yak!
Wae? wae?? apa aku salah hitung? Mengapa rasanya ada dua haksaeng yang belum
mengumpulkan nama kelompok” ujar Bang saem mengerutkan jidatnya sambil mengecek
kembali tumpukkan kertas-kertas itu.
“Yak,
apa ada yang belum mengumpulkan nama kelompok? Nuguya?!” tanya seonsaengnim itu
dengan nada yang agak di tinggikan dan kedua matanya menatap tajam ke seluruh
haksaeng.
Masing-masing mereka saling
menatap. Mereka juga bingung ternyata ada yang tidak mengumpulkan kertas pada
seonsaengnim itu. Tapi tiba-tiba saja Hoseok, namja pembully itu menoleh ke arah
belakang. Tepatnya pada Taehyung dan Yeon Young. Lalu ia menampakkan senyum
nakalnya. Hoseok pun mengacungkan tangan kanannya.
“Seonsaengnim,
aku rasa Taehyung dan Yeon Young yang belum mengumpulkan kertas. Sepertinya
tidak ada yang memilih mereka” mendengar itu, Yeon Young langsung menatap
punggung Hoseok dengan tatapan murka.
“Ah
geuraeyo? Kalau begitu mereka di jadikan satu kelompok saja. Arrraseo? Kim
Taehyung?, dan kau…”
“Jung
Yeon Young..” sambung haksaeng lain. Seonsaengnim itu memang baru menyadari
keberadaan yeoja itu.
“Ah
geurae. Kalian satu kelompok. Baiklah, pelajaran berakhir. Besok tugas ini
sudah harus di teliti. Selamat tinggal”
Bang saem pun meninggalkan kelas
tersebut. Yeon Young langsung menelungkupkan wajahnya di atas meja. Dan
Taehyung, tampak dari wajahnya ia begitu senang.
“Wuaaaa……….”
Para haksaeng mulai jahil menyoraki Taehyung dan Yeon Young lagi.
“Neomu
neomu daebak. Mengapa kalian sama-sama tidak terpilih??. Ahahah…”
“Yak!
Kalian memang tidak dapat di pisahkan meski dalam keadaan seperti ini.
Ahahaha…”
“Kalian
berdua memang berjodoh. Aku berharap sampai ke jenjang pernikahan, geurae!”
“Aah
haengbokhaja..”
“Ehehehe…”
Taehyung menanggapi perkataan teman-temannya itu dengan tertawa malu.
“Sudahlah
Yeon Young-ah, meskipun ia idiot. Tapi ia seorang lucky boy” Dongyoo mengelus
kepala Yeon Young. Dan yeoja itu tidak memberikan reaksi apa pun selain
menyembunyikan wajahnya.
“Nae,
Taehyung itu namja yang sering mendapat keberuntungan. Meskipun.. terkadang ia juga
ceroboh” tambah Hakyo.
~~~
Pukul 21.40 KST. Jam pulang pun
tiba. Hampir seluruh haksaeng yang berada di ruangan kelas 12-C sudah keluar.
Lain halnya dengan Yeon Young. Sebenarnya ia berniat menunggu untuk beberapa
menit di kelas itu, menunggu Taehyung akan meninggalkannya. Tapi tidak sesuai
keinginan, namja itu masih setia menemaninya. Sejak jam pelajaran tadi
sebenarnya..
Flashback~
“Ee.. Yeon Young-ah, bagaimana kita
mengerjakan tugas ini? Di mana kita akan menyelesaikannya?” tegur Taehyung
dengan suara pelan ketika mereka sedang mengerjakan soal yang di berikan oleh
Go saem.
Yeon
Young tidak menjawabnya. Sambil mencatat, tampak dari reaksi muka Yeon Young yang
tengah tertunduk sungguh benci dengan namja itu. Taehyung dapat menyadarinya,
ia pun mencoba menyandarkan tubuhnya. Wajahnya terlihat memelas saat ini,
sambil menatap ke depan.
Taehyung
POV~
Wae? waeyo? Apa ia sungguh tidak
menyukaiku? Heoh? Memangnya salahku apa? Apa aku terlihat jelek di matanya?
Taehyung
POV end~
Sejak saat itu, Taehyung jadi
diam sekarang. Ia bingung hal apa yang harus ia lakukan pada yeoja itu. Lantas
dengan terpaksa ia pun beranjak dari bangkunya, meninggalkan Yeon Young dari
bangku tersebut.
Taehyung hampir membuka pintu
ruangan itu. Tetapi..
“Kim
Taehyung” panggil Yeon Young, membuat Taehyung menghentikan langkahnya dan
menatap pada yeoja itu.
“A
ada apa?” tanya Taehyung polos.
Tanpa berlama-lama Yeon Young pun meraih tasnya dan
juga berjalan menuju keluar. Taehyung hanya terbengong melihat yeoja itu, Yeon
Young memanggil namanya. Tetapi tidak menjawab pertanyaannya.
Yeon Young langsung menarik
lengan Taehyung ketika ia hampir melewati namja itu dan membawanya pergi dari
kelas tersebut.
~~~
“Eoddiseo?”
tanya Taehyung dalam perjalanan di tengah koridor. Berusaha menyamakan
langkahnya sambil menatap pada Yeon Young.
“Ke
kediamanmu dan mengerjakan tugas itu” sahut Yeon Young. Mendengar itu Taehyung
langsung tersenyum lebar dan melebarkan matanya.
“Wuaa
jinja? Aah, akhirnya kau sadar betapa tugas itu sungguh penting. Kau tidak tahu
hukuman di sekolah ini sungguh berat!” celoteh Taehyung berharap Yeon Young
akan takut ketika mendengarnya. Tetapi yeoja itu hanya menanggapinya dengan
cukup mengangguk saja.
~~~
Mereka akhirnya sampai di depan
gerbang tinggi kediaman Taehyung dan namja itu segera mendorongnya, lalu
mengajak Yeon Young masuk bersamanya.
Yeon Young POV~
Aku terdiam sembari berdiri di
depan pintu besar rumah Taehyung. Ini sudah bisa di tebak, meskipun ia terlihat
idiot tapi tidak memungkinkan bahwa ia namja yang biasa-biasa saja. Itu sangat
terlihat dari style-nya. Hanya saja sang pemilik tubuh mempunyai kelakuan tidak
jelas.
“Yak,
kemarilah. Aku akan mengganti pakaian dulu” panggilnya yang sudah berdiri di
samping sofa ruang tamu. Dan untuk apa ia harus mengatakan jika ia ingin
mengganti baju? Ia pikir aku akan terkejut mendengarnya?. Dasar pamer -_-
“Nae..”
aku segera berjalan menuju sofa tersebut dan namja tampan tidak jelas itu
langsung pergi meninggalkanku.
Kedua bola mataku kembali
menerawangi ruangan besar di sini. Sepi, tidak ada suara sedikit pun yang
tercipta. Apa Taehyung tidak bersama orang tuanya? Jika orang tuanya berada di
sini pastinya namja itu tidak lupa mengenalkan ku sebagai orang asing di
kehidupannya saat ini. Tidak mungkin ia mengajakku tanpa pamit pada mereka
terlebih dahulu.
3 Menit Berlalu~
Lama sekali.. apa ia mencoba
membuatkanku makanan??
2 Menit Berlalu~
Namja itu benar-benar lama!. Apa ia tidak berfikir
sudah pukul berapa sekarang?! Ini sudah pukul 22.45 KST!!. Jika kedua orang
tuaku tidak ku hubungi terlebih dahulu karna ada tugas yang harus ku
selesaikan, mungkin ketika sampai mereka akan langsung memanggangku.
Tuk~tuk~tuk~tuk~
Terdengar olehku suara langkah
kaki yang tengah menuruni anak tangga di sudut ruangan besar ini. Aku segera
membenarkan posisiku yang tadinya bersandar di kepala sofa karna sudah terlalu letih. Lalu ku tatap
Taehyung di sana, ia tengah berdiri di penghujung anak tangga tersebut. Aku
melihatnya dengan terheran-heran karna ia juga menatapku, tapi tatapannya lebih
tajam. Ada apa dengannya?. Dan anehnya lagi ia malah mengenakan pakaian bagus,
seperti celana jeans hitam dan jaket hitam tebal. Jujur!, ia terlihat begitu
cool dan tampan sekarang dengan tataan rambut yang lebih di biarkan berantakan,
bukan gaya rambut mangkuk seperti dirinya ketika sekolah. Seakan-akan ia
manusia normal 10000% tanpa kekurangan apapun.
Taehyung pun melangkahkan kakinya
tanpa menatapku lagi. Aku semakin mengerutkan keningku dan memperhatikannya
yang ingin berjalan menuju pintu. Yak! Apa ia mengalami pencucian otak heoh?.
“Yak
Taehyung-ah! Eodiga? Kau ingin meninggalkanku heoh?” sambarku ketika ia hampir
sampai di depan pintu. Apa ia ingin berkencan? Tapi kenapa di saat-saat seperti
ini?? Ia ingin mempermainkanku?.
Langkahnya terhenti, lalu ia menoleh padaku yang tengah
menampakkan reaksi seribu keheranan dan kebingungan. Dan ia hanya tersenyum
enteng padaku lalu kembali melanjutkan jalannya tanpa sepatah kata pun. Mengapa
jadi ia yang bersikap dingin sekarang?!!. Tidak habis pikir aku dengan manusia
itu.
“Annyeoooong…..!!!!”
tiba-tiba saja asal suara dari tangga tersebut berhasil membuat jantungku
hampir putus. Spontan langsung ku lihat siapa di sana..
“N
n neo??” ejaku terbata-bata sambil menatap namja yang mulai berjalan mendekat
padaku sekarang.
“Waeyo
Yeon Young-ah??” tanyanya khawatir dan segera mendekat.
Aku pun menundukkan pandanganku.
Mencoba mengatur nafas senormal mungkin. Dan kembali berfikir dengan jernih.
Aku tahu, pasti mereka kembar, dan semoga saja aku tidak salah tebak hari ini.
“Yak,
kau siapa heoh? Kau kembaran Taehyung kan??” tanyaku dengan nada sedikit marah.
“Mwo?
Aku Taehyung!. Aaah.. aku tahu! Pasti kau melihat kembaranku kan?. Ia V.. itu
hanya nama panggilan. Kim Taeyoung itu nama aslinya” neomu pabo gata. Barusan
aku salah orang, aku pikir yang keluar itu memang Taehyung, dan namja yang di
hadapanku sekarang adalah kembarannya. 100% wajah mereka sungguh mirip. Dan
sekarang aku sadar kalau namja ini benar-benar Kim Taehyung. Idiotnya sedikit
demi sedikit mulai tampak.
“Ada-ada
saja..” gumamku pelan lalu kembali mendudukkan tubuhku ke atas sofa.
“Cha,
kajja..” ajaknya yang sudah terlebih dahulu berjalan. Aku pun segera
membuntutinya.
Aku masuk ke kamarnya yang
bercat putih polos. Terdapat beberapa lukisan di temboknya, 1 sofa dan 1 meja
di depannya, beberapa lemari yang di dalamnya penuh oleh mainan koleksi
miliknya, dua speaker yang tingginya ±1 m, Compact disk, dan masih banyak lagi.
Tapi tiba-tiba saja aku terdiam di tempat dan mataku hampir tidak berkedip.
“Waeyo?”
Taehyung memandangku dengan wajah anehnya. Ia pun mengarahkan pandangannya pada
apa yang aku lihat sekarang.
“AIGOO
NAN PAENTI!!!” teriak Taehyung terkejut
karna baru menyadari bahwa ada celana dalamnya yang tergantung di hanger sudut
kamarnya. Taehyung langsung berlari dan mengambil celana dalamnya itu lalu
memasukan ke dalam lemari pakainnya dengan sembarangan. Ia namja yang
benar-benar absurd-_-.
Aku berjalan menuju meja dan
duduk lesehan. Taehyung datang dengan membawa tas sekolahnya.
“Cha..
ayo kita kerjakan Yeon Young-ah!” ujarnya semangat lalu menghamburkan semua isi
tasnya ke atas meja. Sekarang mataku sedikit terasa sakit karna melihat meja di
depanku yang awalnya bersih dari benda-benda, sekarang penuh dengan
perkakasnya.
1,5
Jam Berlalu~
Ku cek jam di lengan kirikupukul
sudah menunjukkan 24.07 KST. Ku tatap Taehyung yang duduk di hadapanku, tidak
percaya ternyata ia masih setia mengerjakan tugas dari Bang saem. Mungkin
perkataan Hakyo dan Dongyoo ada benarnya.
Aku mulai mengemasi peralatan
sekolah milikku ke dalam tas. Tiba-tiba saja Taehyung menyadarinya.
“Waeyo?”
tanyanya polos. Ia tidak tahu atau memang berpura-pura tidak tahu?. Tentu saja
aku harus pulang pabo!.
“Aku
lelah dan harus pulang. Kau bisakan
melanjutkannya?” ku tatap wajah namja itu dengan mata sayu, aku memang sudah
sangat mengantuk.
“Eoh..?
aah… tentu saja bisa. Serahkan saja padaku” responnya semangat meskipun di awal
ia sedikit terlihat bingung.
“Hm,
aku pamit” kataku seraya berdiri lalu mulai melangkah menuju pintu dan Taehyung
yang mengikutiku untuk menghantar sampai di depan.
~~
“Ah
Jung Yeon Young!” panggilnya tiba-tiba. Aku berbalik menatapnya.
“Eeh,
sekarang sudah sepi. Bagaimana jika aku menghantarkanmu?” tuturnya terdengar
sedikit ragu.
“Tidak
perlu, aku sudah sering seperti ini. Lain kali saja, nae” tawarku dan tersenyum
padanya. Sebenarnya aku tidak ingin melakukan hal itu.
“Aah
benarkah..?. Ah baiklah, hati-hati nae.. annyeoooong…” ia melambaikan
tanggannya padaku dengan senyum lebarnya. Aku hanya membalasnya dengan seyuman.
Yeon Young POV end~
Yeon Young yang baru saja keluar
dari gerbang besar rumah Taehyung. Lagi-lagi ia melihat kembaran Taehyung yang
bernama V itu, tampaknya namja itu baru pulang. Tahu bahwa namja itu begitu
dingin, Yeon Young tidak akan ingin menyapanya.
V hanya lewat begitu saja, dan
secara tidak sengaja mereka hanya berpapasan tanpa menatap satu sama lain. V
langsung menutup gerbang perumahannya setelah ia masuk. Ia berdiri menatap
keluar dari celah-celah gerbang besi itu, menatap punggung kecil Yeon Young
yang hampir menghilang di tengah kegelapan malam itu
~~
“(Mereka
tampak seperti Angel dan Devil)” sebongkah kalimat terlintas di pikiran Yeon
Young ketika ia sudah berhadapan dengan laptop kesayangannya. Tanpa sengaja ia
membanding-bandingkan antara Taehyung dan V.
“(Keundae…
wajah mereka 100% mirip)” gumamnya lagi. Sejenak aplikasi di dalam LCD
laptopnya terbengkalai karna ia sibuk melamun.
Pelajaran sebentar lagi akan di
mulai, tepat ketika bel pertama berdering, itulah saatnya. Yeon Young duduk
rapi di bangkunya sambil menatapi para haksaeng yang terlambat saat ini dari
kaca. Memang hanya ada beberapa haksaeng di ruangan itu. Dongyoo, Hakyo, dan
Taehyung yang mungkin sudah ia anggap sebagai teman dekatnya belum ada yang
terlihat batang tubuhnya.
Seiring berjalannya arah jarum
jam, ruangan kelas itu sudah hampir ramai. Dan sampai sekarang Taehyung belum
datang juga. Jika ia datang pun, tentunya ia akan melewati tahap hukuman
terlebih dahulu oleh seonsaengnim pengawas.
“Taehyung
eodia?” gumam Yeon Young pelan sambil sesekali mencek ke luar jendela, menatap
ke halaman sekolah itu dari kelasnya yang berada di lantai dua. Ia takut
Taehyung tidak hadir, karna tugas ada di tangan namja itu.
“ANNYEOOOONG……………!!!!”
Akhirnya yang di tunggu-tunggu
pun tiba. Taehyung datang dengan tataan rambut yang sedikit berantakan. Setelah
menjalani proses push up 20 kali, ia langsung berlari menuju kelasnya. Itulah
mengapa penampilannya menjadi kusut.
Yeon Young sedikit lega setelah
melihat Taehyung datang. Ia menatap Taehyung yang sudah duduk di sampingnya
dengan wajah berharap.
“Kau
sudah menyelesaikannya kan Taehyung-ah?” tanya Yeon Young sembari tersenyum.
Berharap namja itu akan mengiyakan pertanyaanya.
Tetapi sebelum itu, Taehyung
menyempatkan untuk menatap pada yeoja itu dengan senyum mengembang di wajahnya.
Akhirnya ia dapat melihat senyuman tulus dari Yeon Young.
“Nae..
aku menyelesaikannya Yeon Young-ah” jawab Taehyung masih setia tersenyum.
“Uuuaaaaaaaaa…………………………………..”
sorak semua haksaeng. Beberapa dari mereka memang ada yang jahil dan suka
memperhatikan Taehyung dan Yeon Young. Dan ketika Taehyung dan Yeon Young
saling berkomunikasi, beberapa haksaeng itu segera memberi kode pada yang lain,
lalu secara bersamaan mereka akan menyoraki. Sebuah kebiasaan bully yang tidak
pernah luput dari setiap kelas.
~~~
Pelajaran Bang saem di mulai
tanpa hambatan apapun. Padahal sebagian haksaeng berharap-harap jika saja
seonsaengnim aneh itu akan tertimpa musibah, seperti tersandung di tangga, di
kejar anjing, dan hal lainnya yang mengerikan.
“CHA!!
Serahkan padaku tugas kalian.. jigeum!!” bukannya menyapa terlebih dahulu,
tetapi Bang saem langsung ke poin utama. Itu memang kebiasaannya di setiap
kelas yang ia masuki.
Satu persatu dari mereka segera
mengumpulkan tugas tersebut. Yeon Young menatap Taehyung yang sudah menggenggam
buku berisikan tugas yang ia kerjakan tadi malam. Taehyung tersenyum puas pada
yeoja itu, berharap nilai kelompok mereka adalah yang terbaik. Lalu setelah itu
ia segera mengumpulkannya.
10 menit berlalu. Bang saem yang
memeriksa tugas itu terkadang mengerutkan jidatnya, tersenyum, dan
menggelengkan kepala dari buku-buku yang sudah ia periksa. Tapi ketika ia
membuka buku bersampul hitam-abu abu, seonsaengnim itu langsung menurunkan
sedikit kacamata minusnya. Di bukanya lagi lembaran buku itu, kerutan di
jidatnya semakin bertambah.
“Mwoya
ige..??” katanya dengan nada meninggi. Semakin di bukanya lembaran buku
tersebut.
“YAAK!!
KIM TAEHYUNG..!! APA INI HEOH??!!”bentak Bang saem yang langsung menatap tajam
ke Taehyung yang berada di pojok. Sontak Taehyung pun terkejut, begitu pula
dengan Yeon Young. Tapi kali ini Taehyung mengerutkan jidatnya terheran.
“Mwoya
seonsaengnim.?” Tanya Taehyung ingin tahu dan tidak merasa bersalah sama
sekali.
“Apa
katamu??” Bang saem langsung berjalan menuju bangku Taehyung dengan membawa
buku tersebut, yah itu memang buku milik namja yang di juluki idiot tersebut.
Dan langsung meletakkan buku itu dengan keras tepat di hadapan Taehyung.
Taehyung terperangah melihat ke
dalam isi buku itu, dan Yeon Young yang duduk di sampingnya juga tidak kalah
terbengong. Di kertas itu terdapat tulisan (aku ingin ke pluto, V mirip phyton,
igeoneun Kim Taehyung, igeoneun Tae Tae, igeoneun alien???, celana Jimin robek!
Hahahaha, Go saem berambut lapang, Jung Yeon Young si yeoja patung, aah
simjangi twinda eottokhaji??? :D, aku akan melamarmu Jung Yeon Young) dan masih
banyak lagi, sisanya adalah berupa gambar, dan di antara gambaran itu terdapat
gambaran wajah Bang saem yang sangat khas dengan tahi lalat besar di dagu
sebelah kanannya.
“ANDWAE!”
Taehyung langsung mengambil dan memeluk
buku itu dengan erat. Dan tingkahnya itu berhasil membuat seisian di kelas itu
tertawa kembali, kecuali Bang saem dan, Yeon Young yang tengah tertunduk dengan
wajah pasrah.
Sekarang Yeon Young benar-benar
percaya dengan kata-kata Dongyoo dan Hakyo. Taehyung ceroboh. Yang ia kumpulkan
barusan adalah buku coretan andalannya, yang selalu ia bawa setiap hari dan
akan berlaku ketika ia malas dalam mendengarkan penjelasan dari seonsaengnim.
Buku tugas yang seharusnya di kumpul ternyata berada di rumah, kedua buku itu
bersampul sama. Padahal ia memang sudah menyelesaikan tugas tersebut.
~~~
“Yeon
Young-ah mianhaeyo…” ujar Taehyung sambil berlari menyamakan langkahnya dengan
yeoja itu.
Tidak ada hal lain selain di
hukum ketika mendapat masalah di kelas. Itulah yang mereka berdua dapatkan,
berlari mengelilingi lapangan bola. Yeon Young mendapat 10 kali putaran, dan
Taehyung 20 putaran.
Sudah beberapa kali Taehyung
meminta maaf dan mengajak Yeon Young untuk berbicara. Yeoja itu tidak
menghiraukannya sama sekali selain melanjutkan hukumannya dengan
terengah-engah.
“Yak,
aku hanya bercanda menulis kata-kata itu.. hosh hosh.. yak Yeon Young-ah!”
tetap saja Yeon Young tidak memperdulikan ocehan yang keluar dari mulut
Taehyung.
Done. Yeon Young menyelesaikan
hukumannya dan ia terduduk lemas di tepi lapangan dengan kaki yang ia luruskan.
Baru kali ini ia di hukum dan rasanya sungguh hebat.
“Aigoo,
untung saja sebentar lagi sekolah akan berakhir” gumam yeoja itu pelan sambil
menyeka keringatnya. Ia ingin cepat-cepat lulus dari sekolah itu dan terbebas
dari Taehyung.
Namja yang berlari di depannya
itu masih harus menyelesaikan 10 putaran lagi. Tampak wajahnya sudah begitu
kelelahan. Yeon Young sedikit iba melihatnya, tetapi ketika ia menatap wajah
Taehyung dari samping tiba-tiba saja jantungnya berdegup kencang. Cepat-cepat
Yeon Young mengalihkan pandangannya.
7 menit kemudian. Dengan
terluntang lantung Taehyung yang hampir menyelesaikan hukumannya terus berusaha
berlari meskipun dengan tempo yang lambat.
Dan ia berhasil melewati tahap terakhir tersebut.
Taehyung berjalan lemas mendekati Yeon Young yang sudah sejak tadi bersantai.
Ketika sampai, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas tanah rumput yang masih
tecangkup dalam lapangan bola itu dengan keringat dinginnya.
“Ah,
hahhh, hahh,..” tampaknya Taehyung sungguh kelelahan hingga ia tidak dapat
berkata apa-apa lagi sekarang. Dari pelipisnya keringat tidak berhenti mengalir
hingga ujung-ujung rambutnya jadi basah. Kemeja putih yang awalnya tertata rapi
sekarang ia biarkan saja keluar.
Perlahan Yeon Young mulai
memberanikan diri untuk melirik Taehyung yang hanya berjarak setengah meter
darinya itu. Dan..
DEG~~
Yeon Young POV~
Omona!. S siapa namja itu? i itu Taehyung
kan??. Kenapa aku jadi mati kutu seperti ini?!. Mollaseo.. ia.. ia benar-benar
sexy. Aku tidak tahu kenapa saat melihatnya berpenampilan kusut seperti itu malah
membuatku bergetar. Kemana ekspresi abnormalnya heoh?!. Aku merasa seperti
sedang bersama V kembarannya itu. Omona eottokhaji??
Yeon Young POV end~
Yeon Young langsung membuang pandangannya. Detak
jantungnya yang mulai tidak beraturan itu membuatnya bingung harus berbuat apa.
Karna Taehyung sibuk memejamkan matanya sejak tadi, perlahan Yeon Young
mengangkat tubuhnya. Berusaha untuk pergi, keundae…
“(Taehyung
tiba-tiba saja menahan lengan kirinya) Eodiga?” ucap namja itu masih dengan
mata tertutup.
“(Yeon
Young langsung menarik lengannya kembali) p pergi..” sahut Yeon Young singkat,
meskipun sebenarnya ia berusaha menyembunyikan rasa gugupnya tanpa menatap pada
namja itu.
Taehyung membuka matanya dan
segera mendudukan tubuhnya.
“Kita
tidak boleh ke mana-mana selain berada di sini hingga pelajaran seonsaengnim
itu habis” ujar Taehyung begitu normal. Entah hilang kemana sifat
kekanak-kanakkan namja itu.
Mendengar penjelasan dari
Taehyung, Yeon Young pun terduduk kembali. Di liriknya sekilas namja itu dan ia
tengah menatap ke depan dengan wajah coolnya. Muncul di benaknya ingin memberikan
sapu tangan creamnya pada Taehyung. Yeon Young pun segera merogoh sapu tangan
itu yang ia simpan di saku blazernya.
“Ige..”
Yeon Young menyodorkan sapu tangan itu ke hadapan Taehyung. Tanpa berlama-lama
Taehyung langsung mengambilnya dari tangan kecil yeoja itu.
“(Menatap
jeli pada Yeon Young) gomapta” ucap Taehyung dengan ekspresi datar. Hal itu
semakin membuat Yeon Young mati-matian menahan pandangannya dari tatapan
Taehyung, tidak ingin terlihat gugup di mata namja itu.
“Cheonmaneyo”
balas Yeon Young pelan.
“Eheheheheheh
:D” dan sesuatu yang tidak di inginkan Yeon Young pun muncul. Taehyung tertawa
tiba-tiba hingga sederetan giginya terlihat. Melihat perubahan yang terlalu
cepat itu, Yeon Young hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal
sama sekali dengan wajah frustasi.
~~~
Bel dengan nada instrument For
Elise milik Bethoven berdering dengan misterius setiap malam, nae.. itu bel jam
pulang tiba. Seluruh haksaeng bergerombolan berlomba ingin cepat-cepat keluar
dari kawasan sekolah tersebut.
Yeon Young yang memang belum
terlalu dekat dengan yeoja-yeoja lainnnya lebih memilih sendiri ketimbang ia
harus bersusah payah mencari bermacam gaya agar mendapatkan teman dekat.
“Jung
Yeon Young!” panggil seseorang hingga yeoja itu menolehkan wajahnya ke
belakang.
“Kau
naik bus kan?” tanya seseorang itu ketika berhasil menemui Yeon Young. Siapa
lagi yang perhatian pada yeoja itu kalau bukan Kim Taehyung.
“Aniy,
aku tidak bisa naik bus” jawabnya datar.
“Ah
geuraeyo?? Kau jalan kaki nae?” tanya Taehyung kembali.
Yeon Young hanya mengangguk kecil pertanda “iya”. Ia
tidak akan tahan dengan bau khas sebuah kendaraan bus yang dapat membuatnya
mabuk dan berakhir dengan mual. Itulah mengapa ia tidak ingin menaikinya,
sekalipun bus itu bintang lima.
“Ah
good (Taehyung mengacungkan jempolnya di sertai gummy smile-nya). Dengan begitu
uang bulanan ku bisa di irit, ehehe. Kajja pulang bersama^^” Taehyung
menadahkan tangannya, berharap Yeon Young akan menggenggamnya.
“Mwo?”
tanya Yeon Young dengan wajah letih.
“Ee..
aniyo! Ehehe..” ia menarik tangannya kembali.
Di perjalanan mereka hanya diam
satu sama lain. Yeon Young memang bukan tipe yeoja yang suka berbicara, jadi ia
hanya diam. Sementara Taehyung, ia seperti ingin menyampaikan sesuatu hingga ia
terlihat begitu tergesa-gesa.
“Yeon
Young-ah, aku bisa minta sesuatu?” ujar Taehyung sambil menengadahkan kepalanya
ke atas.
“Katakan
saja” balas Yeon Young singkat, padat, dan jelas.
“Aku
ingin menghantarkanmu, kau kan sudah bilang kemarin jika aku boleh menghantarkanmu
pulang lain kali saja. Tentunya malam ini.. eottae?” ia memasang wajah
aegyeo-nya. Yeon Young menghembuskan nafas lelah.
“Nae,
terserah kau saja..” yeoja itu mengiyakan permintaan Taehyung untuk saat ini.
Taehyung POV~
Kyaa….!! akhirnya Yeon Young
setuju. Ia memang sedikit menyebalkan, tidak ingin bersikap manis padaku sama
sekali. Nae, aku sadar mungkin ia jijik padaku. Tapi bagaimana lagi? Aku pikir
diriku memang seperti ini. Sadar akan kelakuanku yang kekanak-kanakan dan dominan
aneh. Aku ingin berubah seperti V hyung, tapi itu terlalu sulit. Bahkan aku
tidak jago merayu yeoja seperti V hyung lakukan pada yeoja-yeoja lain. Aku
ingin tahu seperti apa membuat Yeon Young bisa luluh padaku. Apalagi ia yeoja
yang pendiam dan cuek. Biar bagaimana pun itu sangat sulit melakukannya.
“Ah
geurae! Kau ingin ice cream Yeon Young-ah?” tawarku di tengah keheningan di
antara kami. Ia menatapku dengan ekspresi datarnya.
“Aniy,
aku kenyang” tolaknya. Hey ayolah, aku tahu ia malu harus mengatakan “Nae”.
“Kajjaa….”
Tanpa basa-basi aku langsung menggandeng lengannya. Entah hilang kemana rasa
canggungku pada yeoja ini.
~~
Cukup lama aku berdiri di antara
pengantri, memesan 1 ice cream yang panjangnya 30-an cm. Katanya ice cream ini
sangat cocok untuk dua pasangan, karna
untuk menghabiskan 1 ice cream itu tidak mudah jika di lakukan hanya
seorang diri. Geurom.. aku harap ini dapat menjadikan awal yang indah :D.
Done. Ice cream sudah berada di
genggamanku dan sekarang aku tengah berjalan dengan penuh kehati-hatian karna
takut ice cream ini terjatuh, menuju ke taman kota yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Dari jalan setapak di taman ini,
ku lihat Yeon Young duduk di antara bebangkuan yang tersedia di sana dengan
tenang. Aku tidak bisa menebak seperti apa ekspresiku sekarang.
“Annyeooong…………”
panggilku yang masih berjalan dengan tempo lambat.
Ia menoleh padaku tanpa senyuman
sama sekali, aigoo jeongmal.. bahagialah sedikit karna aku sudah ingin
membelikanmu ice cream ini. Ah maksudku untuk kita berdua..
“Yak
hati-hati!” tegurnya kaget dan aku pun menghentikan langkahku.
“Wae?”
responku cepat. Dan ketika ku lihat ice cream yang ku genggam ini.
“OMONA!!!”
2/3 dari ice cream itu telah
hilang entah kemana. Ternyata ketika berjalan tadi, ice cream sepanjang 30 cm
itu tertabrak ranting semak-semak yang menjorok keluar. Aku sungguh baru
menyadari itu ketika ku balikan tubuhku ke belakang, ice cream malang itu sudah
berada di atas rerumputan di tepi jalan setapak di taman ini. Sebegitu sialnya
kah diriku hari ini?? Sejak pagi karna keterlambatanku, Kang saem menghadiahiku
push ap 20 kali bersama haksaeng lain yang juga terlambat. Lalu karna tugas
sial itu aku mendapat hukuman lagi, dan sekarang apa heoh??
“Eommaaa
eottokhaeeee…????” sesalku merengek. Ku lihat Yeon Young mulai berjalan ke
arahku.
“Gwaenchana,
lain kali saja nae..” tuturnya sambil berjalan mendahuluiku yang masih terdiam
dengan menggenggam ice cream sisa ini. Langsung ku lemparkan ice cream malang
itu ke bak sampah yang tersedia di sana, tidak mungkin aku ingin memakannya
bekas ranting itu.
“Jung
Yeon Young gidaryo..!” teriakku dan segera menyusulnya.
Taehyung POV end~
~~~
Tanpa terasa mereka berdua telah sampai di kediaman
Yeon Young. Mereka sama-sama menghentikan langkah ketika berada di depan gerbang.
“Wuaa
ternyata di sini kediamanmu nae? Aah, dengan begitu aku tidak perlu susah-susah
lagi mencari alamat rumahmu ketika ingin berkunjung. Geurae?” senyuman dari
wajah Taehyung tidak pernah hilang ketika ia berbicara.
“Nae..”
balas Yeon Young.
Setelah itu mereka sama-sama
saling menatap. Taehyung menunggu Yeon Young akan melakukan apa setelah itu,
menatap dengan penuh pertanyaan. Berharap yeoja itu akan menjamunya sebagai
tamu dan memperkenalkannya pada eomma dan appa-nya.
Sementara Yeon Young, ia terdiam, menatap datar pada
Taehyung, menunggu kapan namja itu akan pergi. Tidak mungkin jika ia langsung
meninggalkan namja itu di luar sendirian.
Seketika hembusan angin malam
menerpa mereka tanpa suara sama sekali. Menciptakan keanehan bagi mereka masing-masing.
“Apa?”
tanya Yeon Young dengan alis berkerut.
“Ee..
e.. bukan kah kau seharusnya… ah aniy aniy aniy!!. Algaesseoyo, aku akan pulang
sekarang” dan pada akhirnya Taehyung menyerah.
“Annyeooonng Yeon Young-ah…” lambainya sembari
berjalan ke depan dengan gummy smile-nya yang berbentuk love. Yeon Young juga
melambai padanya dengan malas-malasan.
Ketika namja itu menghilang dari
sorot pupilnya, ia langsung masuk dan mendorong gerbang halamannya sampai
tertutup rapat.
~~~
“Ah..
ia sungguh keterlaluan. Bahkan berterima kasih saja tidak.. aish.. Yeon
Young-ah.., sikapmu itu membuatku merasa di bully.. yaakk… mwoo…”
Trrrdd~~
Belum habis Taehyung menggerutu
di sepanjang jalan, sebuah pesan muncul di LCD tablet putihnya. Ia pun
membukanya.
Gomawo, lain kali hantarkan aku lagi
nae
Taehyung
menghentikan langkahnya dan membelalakan kedua matanya melihat pesan dengan
nomor baru tersebut.
“J
Jung Yeon Young?? Benarkah ini kau?? Hei darimana ia mendapatkan nomorku??
Bukankah aku belum pernah memberikan padanya?” ia berbicara sendiri di tepi
jalan raya itu.
Nugusaeyo??
Secepatnya Taehyung membalas
pesan tanpa nama itu. Dan tanpa berlama-lama balasan pun muncul. Ia segera
membukanya.
Yeon Young
“Mwo???
Jung Yeon Young?? YEEEEEEEEEIIII………………….” Taehyung berteriak nyaring di
tengah-tengah kota itu.
Tidak ingin mendapat kesialan
lagi, Taehyung datang tepat waktu. Ketika sampai di bangkunya, ia heran melihat
bangku Yeon Young yang hanya terdapat tasnya.
“Yeon
Young eodiga?” Taehyung mencoba bertanya pada Hakyo dan Jungkook yang tengah
bercengkrama.
“Molla..”
respon Jungkook sambil mengangkat kedua bahunya.
“Hm,
mungkin di ruang club.. coba saja” aju Hakyo.
Sedikit informasi Hakyo mengetahui bahwa Yeon Young
memiliki darah seni di bidang musik. Itulah mengapa ia berani mengatakan yeoja
itu berada di club yang ia pilih.
“Ah
okay! gamsahaeyooooo…..” teriak Taehyung sambil berlari menuju pintu keluar.
~~~
Karna merasa datang terlalu dini
dan tidak ada yang harus di lakukan di kelas, Yeon Young melarikan dirinya ke
club musik yangia pilih. Tidak berbeda dengan club musiknya ketika ia berada di
sekolahnya yang dulu, hanya saja ruangan yang sekaranglebih besar dan alat-alat
musiknya lengkap.
Suara alunan piano yang keluar
dari tiap tuts yang Yeon Young tekan dengan teratur menghasilkan ketenangan
yang mendalam hingga ia sendiri dapat menikmatinya. Dengan membawakan lagu Cry
Cry milik T-ara, yeoja itu akhirnya benar-benar dapat merasakan bagaimana
harunya inti dari lagu tersebut. Yeon Young merasakan kedua matanya akan
mengeluarkan sesuatu, nae.. ia ingin menangis. Ia coba mengerjapkan matanya
sambil tetap bernyanyi, berusaha menahan air yang ingin terjatuh itu. Dan tanpa
sengaja matanya mengarah ke kaca ruangan club itu, tepat terarah pada namja
yang sedang menatapnya dengan tatapan tertegun dan posisi sebagian tubuh
atasnya tengah menempel di kaca tersebut.
Melihat keadaan itu Yeon Young
langsung menghentikan aktivitasnya. Namja yang terlihat seperti cicak itu tidak
lain Taehyung. Seketika ia langsung bertepuk tangan dengan semangat tinggi,
lalu ia segera masuk dan menemui Yeon Young yang hanya menatapnya dengan
tatapan sayu.
“Wuuuaaa….
heeoll daebak… daebakidaa…..” puji Taehyung menatap Yeon Young dengan senyum
sumringah.
“Palli
lanjutkan lagi Yeon Young-ah, palli palli palli!” paksa Taehyung.
“Aniya”
tolak yeoja itu enteng.
Taehyung POV~
Aku tidak percaya yeoja seperti
dia mempunyai suara begitu merdu dan permainan musiknya tidak ada celah sama
sekali. Tapi ketika ku suruh untuk melakukannya ia tidak mau, sepertinya aku
mulai mengenal seperti apa sifat Yeon Young. Ia yeoja yang santai, tapi keras
kepala.
Tiba-tiba saja tanpa ku paksa
lagi, dengan sendirinya Yeon Young memainkan piano itu, hanya saja ia tidak
bernyanyi seperti tadi. Aku tersenyum lebar melihatnya dan segera duduk di
sampingnya. Ku perhatikan wajah kecilnya dari samping dengan rambut hitam yang
terikat rapi di belakang.
“Apa
orang tuamu pemusik, eoh?” tanyaku ingin tahu.
Yeon Young membiarkan
pertanyaanku terabaikan karna sibuk dengan permainannya. Meskipun begitu aku
tetap tersenyum sambil memperhatikannya.
Dari jarak sedekat ini. Aku..
aku sungguh.. sungguh.. sungguh……. Ingin menciumnya. Nae.. aku tidak tahu
kenapa aku ingin melakukannya. Ku gumpal kedua tanganku gemas, bagaimana aku
harus melakukannya pada yeoja ini. Meskipun ia sangat baik hati, tapi aku yakin
tangan kecilnya akan menamparku ketika aku melakukan hal ini.
Ku teguk air liurku dengan susah payah, layaknya
menelan batu berukuran jempol kaki manusia dewasa. Dan sedikit demi sedikit aku
mendekatkan kepalaku, aku tidak perduli jika ia mengetahui taktik ku ini. Dalam
sekejap aku akan langsung mendaratkan bibirku di pipi mulusnya, aku akan
melakukannya……..
Bel berdering~~~
OH SHIT!!!! Bel berdering dan
Yeon Young menghentikan permainannya. Taktik ku gagal, ia menutup piano itu dan
segera beranjak dari bangku panjang ini. Sebelum melangkah, ia berbalik dan
menatapku.
“Kajja,
Kim Taehyung” panggilnya pelan. Meskipun ia mengatakan itu tanpa senyuman, aku
sudah merasa seperti melayang.
“Geurae..
kajja :D”
Taehyung POV end~
~~
Saat pulang sekolah. Tiba-tiba
saja di tengah perjalanan Taehyung ingat dengan ice cream 30 cm itu. Tidak bisa
melakukannya kemarin malam, iya yakin malamini pasti bisa.
“Yeon
Young-ah kajja beli ice cream itu lagi.. kau kan sudah bilang lain kali saja..
nae? Jebal..” mohon Taehyung tanpa ragu-ragu lagi. Sekarang ia lebih leluasa
bersikap manja pada Yeon Young.
“Nae..
tapi jangan lama. Aku sudah mengantuk” Yeon Young mengucak pelan mata kanannya.
“Tenang
saja.. hanya sebentar^^”
Ketika sampai di kedai es krim
tersebut. Yeon Young menahan lengan Taehyung sebelum namja itu memesannya.
“Andwae”
cegah Yeon Young. Taehyung mengerutkan alisnya bingung.
“Waeyo
Yeon Young-ah?”
Tanpa menjawab pertanyaan
Taehyung. Yeon Young langsung mengajak Taehyung ke kedai es crim yang bentuknya
lebih umum. Dan yeoja itu memesan dua es crim coklat. Satunya segera ia berikan
ke tangan Taehyung.
“Yak,
aku tidak menginginkan yang ini arraseo?” ujar Taehyung cemberut.
“Apa
kau ingin es crim mu berakhir di tanah lagi eoh?” tanya Yeon Young sedikit
gusar.
“Aniyo..
tapi aku menginginkannya..” sahut Taehyung tetap pada pendiriannya.
“Apa
alasanmu ingin membeli yang itu?”
Seketika Taehyung terdiam karna
pertanyaan Yeon Young yang satu itu. Ia tersenyum kecil sambil menekuk wajahnya
menandakan ada sesuatu tersembunyi di benaknya.
“Eobseoyo..
hehehe.. keundae.. gomapta. Aku jadi malu karna akhirnya kau sendiri yang
mentraktirku” namja itu tersenyum lebar.
Yeon Young hanya bisa menatap
wajah Taehyung dengan ekspresi penuh pertanyaan. Ia langsung melangkahkan kedua
kakinya meninggalkan Taehyung.
“Yak,
uri anae.. gidaryo..!” teriak Taehyung sumringah. Kata-katanya itu sontak
membuat langkah kaki Yeon Young terhenti. Yeoja itu menoleh ke arahnya dengan
tatapan tajam.
“Apa
katamu?” ujar yeoja itu terdengar pelan, tapi mengerikan.
Taehyung hanya tertawa kecil
sambil menggaruk tengkuknya untuk basa-basi. Melihatnya bertingkah aneh seperti
itu Yeon Young kembali melanjutkan jalannya.
~~~
Pagi itu pukul sudah menunjukkan
08.04 KST. Taehyung sudah menduga-duga jika yeoja yang sudah di tunggunya sejak
tadi tidak hadir hari ini. Ia mendudukan dirinya ke atas meja belajarnya dan
menoleh ke luar kaca jendela, berharap ia melihat yeoja itu lewat.
“Jung
Yeon Young sakit hari ini” suara Dongyoo membuat Taehyung beranjak dari tempat
duduknya dan membuatnya menatap yeoja itu yang sedang berhadapan dengan Yooongi,
sekretaris kelas tersebut.
“Jinjayo?”
Taehyung menemui Dongyoo dengan wajah tidak percaya.
“Geurae,
ia menghubungiku pagi-pagi sekali” jawab Dongyoo.
“Sakit
karna apa?” tanya namja itu kembali. Dongyoo duduk di bangkunya lalu memainkan
tablet putihnya.
“Mollaseo,
yang ku tahu ia sedang tidak enak badan”
“Ah,
eomma” gerutu Taehyung kecil dan kata-kata itu kerap ia katakan.
~~~
Ke esokan harinya. Yeon Young
kembali bersekolah dan ia tidak menyangka ternyata sekarang ia datang terlalu
siang, tidak seperti biasanya. Sampai di kelas, para haksaeng tentunya sudah
penuh berkeliaran ke sana kemari. Tetapi ia tetap berdiri di depan pintu,
lantasan melihat di bangkunya ada yeoja lain yang duduk di sana. Yeoja yang
akhir-akhir ini selalu menduduki peringkat satu di kelas tersebut, Kim Raein.
“Yak
Jung Yeon Young! Kajja masuk, buat apa kau berdiri di sana” teriak Hoseok
dengan ekspresi evil smirknya.
Mendengar teriakan Hoseok yang
memang nyaring itu, Taehyung yang tengah mengerjakan sesuatu dengan Raein
langsung mengangkat kepalanya menatap ke pintu.
“O,
Yeon Young-ah kau sudah masuk?” ia langsung berdiri dari kursinya.
Yeon Young langsung berjalan
sebelum Taehyung datang menemuinya. Ia tahu sekarang kelas mereka mendapat
tugas kelompok dan dirinya tidak mendapatkan pasangan. Jadi ia duduk di mana
kursi Raein sedang kosong.
“Yeon
Young-ah eottokhae?” kata Taehyung yang berjongkok dan menaruh dagunya di atas
meja yeoja itu.
“Molla”
jawab Yeon Young ketus dan yeoja itu malah sibuk sendiri dengan pekerjaannya,
sengaja mengacuhkan Taehyung.
“Yak
pergilah, ini sudah terlanjur di tentukan oleh seonsaengnim. Aku akan
membantumu Yeon-ssi” Hakyo datang dan berusaha membantu yeoja itu, meskipun
sebenarnya ia sudah mempunyai kelompok sendiri.
“Aa
Yeon Young-ah mian..” mohon Taehyung.
“Sudahlah,
ia tidak akan memperdulikanmu” usir Hakyo sambil mendorong pelan tubuh
Taehyung.
~~
Malam harinya, Yeon Young datang
ke tempat sauna dengan membawa buku pelajarannya. Sengaja ia tidak mengerjakan
di rumah karna merasa bosan.
Di sekitar orang-orang yang tengah bercengkrama dan
sebagainya, Yeon Young dengan tekun mengerjakan tugas yang seharusnya
berkelompok itu dengan sendirian, di temani headset yang menyumpal kedua
telinganya.
15 Menit Kemudian~
Ia terdiam, di tatapnya datar
buku pelajaran yang ada di hadapannya. Di dalam hati ia merutuki “Michigetta!!,
aku menyerah mengerjakan soal-soal ini, eottokhae?? Besok sudah di kumpul,
aaah..!!”. Berkali-kali ia menggaruk kepalanya karna hanya bisa mengerjakan 5
soal dari 50 soal.
~~
V POV
Dari kejauhan, sejak tadi mataku
tidak berhenti memperhatikan yeoja yang tengah membelakangiku saat ini, ia
sungguh terlihat begitu frustasi sejak tadi. Penasaran tentunya, lebih baik aku
menemuinya. Siapa tahu aku bisa mendekatinya.
“Annyeonghaseo”
sapaku formal.
Entah siapa dia aku tidak
perduli. Apa salahnya seorang namja mendekati seorang yeoja, lagi pula hanya ia
satu-satunya yeoja yang seumuranku di tempat ini.
Ia mengangkat wajahnya, dan
mwo??.
“Annyeonghaseo”
Bukankah dia teman Taehyung yang
saat itu pernah ke rumah?. Ah kebetulan, aku memang ingin mengenalnya lebih
jauh.
“Kau
teman Taehyung kan? V imnida^^” aku duduk di depannya dan mengulurkan tanganku
padanya.
“Ne
aku sudah tahu, Yeon Young imnida” ia tersenyum padaku. Tapi sepertinya itu
hanya terpaksa, ck!.
Yeon Young kembali menatapi
buku-bukunya dengan wajah kesal. Pasti ia tengah kesusahan, itu sangat jelas
terlihat.
“Ingin
ku bantu?” tawarku.
“Ah
tentu saja. Ige ige.. juseyo.. tolong kerjakan ini V-ah. Jebaal..”
Dengan mudahnya ia menyurungkan
semua perkakas sekolahnya padaku, lalu setelah itu ia menidurkan tubuhnya ke
lantai. Jadi ia menganggapku malaikat penolong untuknya hari ini? Dan ia bisa
bersantai begitu??. Aah jinja..
“Baiklah,
tidak masalah” jawabku lalu mulai mengerjakannya.
Kami sama-sama terdiam. Ia
memandang kosong dengan tubuh yang ia miringkan tepat ke arahku. Sengaja aku
tidak menegurnya.
“Neomu
himdeuro.. sudah sejak tadi aku mengerjakan tugas itu dan aku hanya dapat 5
soal.. hah, seharusnya aku tidak mengerjakan semua itu..” ujarnya berbicara
pelan, ia juga terlihat sangat mengantuk. Aku tidak percaya ternyata ia tidak
sependiam yang aku pikir.
“Jadi
ini tugas kelompok eoh?” tanyaku terheran sambil menatapnya yang tengah
melamun.
“Geurae..
ini karna kembaranmu. Ia lebih memilih haksaeng lain dari pada aku, padahal aku
teman sebangkunya sendiri. Aku sungguh membeci hal ini, bukankah seharusnya ia
menghubungiku?. Ia sendiri yang mengatakan jika aku istrinya, ne.. ia pernah
memanggilku dengan sebutan itu. Tapi apa yang ia lakukan sekarang eoh?? Haiish
jinja!”
V sedikit menahan tawanya
mendengar penjelasan dari yeoja tersebut.
“Mwo?
Aah Taehyung memang seperti itu. Terkadang ia langsung melakukan sebuah
tindakan tanpa berpikir terlebih dahulu. Aku sendiri sangat membencinya, ia
kembaran yang sangat menyebalkan”
Aku tidak sadar kami jadi saling sharing satu sama
lain, dan yang di bicarakan adalah Taehyung, mahluk pluto itu.
Kami kembali terdiam. Aku tengah focus menyelesaikan
tugas milik yeoja itu, dan dia? sudah tertidur.. aku membiarkannya. Kasihan
juga melihatnya.
~~
Trrrdd~~trrrddd~~trrrdd~~
Tabletnya bergetar, sebuah
panggilan masuk. Ia terbangun dan langsung mengangkatnnya.
“Yeobboseyo..
ne, ne arraseo, ne sebentar lagi, tinggal 2 soal lagi. Ne eomma arraseo..
annyeong..” setelah menutup teleponnya. Ia pun duduk.
“Apakah
sudah, V-ah?” tanyannya dengan mata sayu.
“Ne,
ini tinggal nomor 50” jawabku tanpa menatapnya karna sibuk menulis.
“Aah
jeongmal gomawo.. tidak ada Taehyung, tapi kau datang dengan sendiri. Gomawo
Kim Taeyoung” ucapnya berulang kali.
Ia menyebutku Kim Taeyoung? Baru
kali ini ada seseorang yang menyebutku dengan nama real ku. Neomu joha..
“Keut..”
tuturku lalu menutup buku tulisnya dan menyerahkan padanya.
“Ah
sekali lagi terima kasih, aku sudah membayangkan besok akan di hukum lagi karna
tidak mengerjakan tugas” katanya sambil membenahi buku-bukunya ke dalam tas
hitamnya.
“Cheonma..
aku senang bisa membantumu” aku tersenyum puas.
“Aku
pulang, annyeong~” lambainya lesu.
“Jamsimman,
biar ku hantarkan saja. Ini sudah larut” aku menggandeng tubuh kecilnya.
“Ah
benar juga. Aku tidak ingin tubuhku di colek oleh namja-namja tua dan berlumut.
Aku benar-benar masih polos arraseo!” jelasnya sambil berjalan.
Heeol.. entah ia sedang bermimpi
atau apa. Tapi perkataannya hampir membuatku tertawa terbahak-bahak, hanya saja
ku tahan.
“Ne
ne.. kau aman denganku” aku mengacak rambutnya yang agak lembab.
V POV end
~~
Setiba di rumah. V langsung
berjalan menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya. Dan saat itu pula Taehyung
juga menuruni anak tangga.
“Dari
mana saja kau Hyung?” tegur Taehyung sambil mengacak rambut basahnya dengan
handuk kecil.
“Menghantarkan
Yeon Young pulang” jawab V dingin tetap melanjutkan jalannya.
“MWOOO???”
Taehyung langsung berbalik menatap tidak percaya pada V.
V pun menghentikan langkahnya
dan ikut berbalik. Ia tersenyum simpul.
“Kau
berhasil membuatnya tersiksa hari ini”
“Mworago??
Aah!! Yang terpenting sekarang, kenapa bisa-bisanya kau berduaan dengannya
eoh??!” tanya Taehyung dengan nada agak tinggi.
“Ku
pikir kami tidak sengaja bertemu. Ia tengah mengerjakan tugasnya sendirian di
sauna, dan ia tampak frustasi karna tugas itu. Jadi, apa salahnya aku
membantunya. Lagi pula, kau sendiri tidak mau bekerja sama dengannya” ujar V
dengan maksud menyinggung.
“Mwo??
Dia sendirian pergi ke sauna?? Kenapa ia tidak menghubungiku?? Aku bersedia
membantunya kapan pun!”
“Ia
terlanjur sakit hati padamu” sambung V cepat lalu ia langsung meninggalkan
Taehyung di tangga tersebut.
Taehyung terdiam di tangga itu.
Ia jadi serba salah, timbul di benaknya ingin menghubungi yeoja itu. Tapi ia
kalah dengan nyalinya, ia merasa bahwa ia benar-benar sudah menyakiti Yeon
Young. Wajahnya berubah jadi sedih saat itu juga.
~~
Taehyung POV
Pagi ini, aku dan Yeon Young sama-sama saling diam di
tempat duduk kami. Ia pastinya tidak akan menegurku dalam keadaan seperti ini,
aku tahu yang ia rasakan. Aku juga masih sangat sakit karna mengingat ia
berduaan dengan V hyung. Ingin menegurnya, tapi.. aaah!! Mollaseo!!!
“Annyeonghaseo…!”
Tiba-tiba saja aktifitas kami di
kejutkan oleh Go saem. Ia seonsaengnim yang memerintahkan kami mengerjakan
tugas kelompok kemarin. Beliau datang, dan sesuai dengan peraturan. Kami pun
harus duduk sebangku dengan kelompok kami. Semua haksaeng bertukar tempat
duduk.
Ku lirik Yeon Young dengan cepat
pergi dari sampingku, sifatnya membuatku ingin meledak saat ini. Ia benar-benar
tidak mengerti..
“Annyeong..”
sapa Raein yang baru saja duduk di tempat Yeon Young.
“Annyeong^^”
aku tersenyum palsu padanya.
Taehyung POV end
~~
Yeon Young POV
Hari ini sekolah di pulangkan
pukul 15.00 KST. Karna sejak tadi aku berada di ruang klub, jadi aku langsung
keluar saja dari sekolah ini.
Baru saja aku belok di koridor L, mataku tidak sengaja
menangkap bayangan dua manusia yang tengah berjalan di lantai bawah. Sebuah
pemandangan yang sangat memuakkan. Taehyung masih saja berduaan dengan yeoja
itu, ooh jadi ia sudah mendapatkan pengganti ku?. Atau ia sudah membenciku
karna aku mengacuhkannya??. Arraseo, mulai sekarang aku tidak akan mendekatinya
lagi.
Yeon Young POV end
~~
Next day. Yeon Young baru saja
menyelesaikan makannya di kantin pada jam istirahat. Ia akan kembali ke ruang
klubnya, tempat penghindaran diri dari orang-orang yang menyenangkan untuknya.
Di
lain tempat~
Jimin, Jungkook, dan Taehyung
tengah berbicang-bincang ketika selesai memasukan seragam olahraga mereka di
locker masing-masing.
“Yak,
aku punya pertanyaan” mula Jimin dengan senyum evil.
“Mwo?”
tanya Jungkook dan Taehyung berbarengan.
“Siapa
orang yang paling kalian sayangi sekarang?”
“Nan,
Lee Hakyo. Ehehehe…” ujar Jungkook malu-malu.
“Ah
kau dari dulu terus seperti itu. Lalu kapan kau akan menjadikannya yeojachingu
eoh?” Jimin sedikit kesal pada temannya yang satu itu.
“Aah
aku takut.. takut ia menolakku eottae??” Jungkook.
“Aniy,
aku tahu ia juga suka padamu. Hahaha” Jimin.
“Baiklah,
aku akan mencobanya malam ini. Fighting Kookie-ah.. lalu kau sendiri??” tanya
Jungkook kembali menatap tajam pada Jimin.
“Aku??
Bukankah aku sudah lama berpacaran dengan Dongyoo eoh??”
“Ehehe
aku lupa..” Jungkook menggaruk tengkuknya.
Di
lain tempat~
Yeon Young yang memang ingin
menuju ruang klub. Tiba-tiba saja langkahnya terhenti tepat di koridor L. Ia
tidak sengaja melihat Taehyung bersama Jimin dan Jungkook yang tengah berbincang-bincang
di depan locker. Yeon Young tidak sengaja mendengar percakapan mereka.
“Hey,
siapa orang yang paling kau sayangi sekarang?” Jimin beralih bertanya pada
Taehyung. Seperti mengancam penjahat untuk jujur.
“Aku
tahu jawabannya, pasti Yeon Young” sambung Jungkook terkekeh.
“Hm…
aniyo! Dia bukanlah orang yang paling ku sayang” jawab Taehyung.
DEG!~
Mendengar itu hati Yeon Young terasa seperti berperang.
Tidak ingin mendengar lebih panjang, ia langsung pergi begitu saja.
~~
Sepulang sekolah. Yeon Young
berniat ingin membeli makanan ringan untuk mengganjal perutnya yang tengah
kosong itu. Dan ketika sampai di market, tidak sengaja ia bertemu dengan V.
Jadi mereka bersama-sama menghabiskan makanan yang mereka beli, sambil duduk di
taman kota.
Mereka saling bertukar cerita
satu sama lain. Entah kenapa dengan V, Yeon Young tidak canggung sama sekali.
Sebaliknya malah dirinyalah yang banyak berbicara di banding V yang terlihat
begitu cool.
Dari arah lain, Taehyung
terlihat berjalan sendirian dan juga masih tetap memakai seragam sekolahnya.
Karna ia suka melihat-lihat di kiri-kanannya, Taehyung melihat Yeon Young
bersama V tersebut. Ia kembali geram, sontak ia pun tidak ingin tinggal diam
dan langsung menemui mereka.
“YAK!!!”
sergah Taehyung nyaring tepat di depan Yeon Young dan V.
Tanpa segan-segan Taehyung
langsung meraih tangan Yeon Young dan menariknya hingga yeoja itu berdiri di
sampingnya. Lalu Taehyung segera membawa yeoja itu pergi, meninggalkan saudara
kembarnya sendirian di sana.
Ketika sudah 5 langkah Taehyung
berjalan meninggalkan V di taman tersebut, ia berbalik lagi menatap pada namja
tersebut.
“Jangan
dekati Yeon Young lagi” ujarnya ketus
tapi masih terlihat lucu.
Setelah itu ia langsung pergi. V
hanya tersenyum melihat kelakuan Taehyung.
“Aah
kau sudah dewasa sekarang Taehyung-ah..” gumamnya sambil tersenyum simpul.
~~
Taehyung tetap menggenggam
tangan Yeon Young sambil berjalan dengan tempo yang agak cepat. Yeon Young
tampak kewalahan mengikutinya. Sampai saat ini, yeoja itu tidak memberontak. Ia
bukanlah yeoja yang suka berbicara kasar, hanya saja sifatnya terlihat sedikit
arrogant.
Mereka berjalan melewati
lapangan basket umum. Yeon Young tahu namja yang tengah kesal itu akan
membawanya ke tepi sungai Han. Tapi ia sudah tidak tahan dengan perlakuan
Taehyung. Ia berusaha melepaskan genggaman tangan besar Taehyung.
“Wae??
kau ingin lari eoh? Tidak akan..” ujar Taehyung tetap menariknya.
“Aniya,
aku lelah Taehyung-ah. Lepaskan” Yeon Young masih tetap berusaha membuka
jari-jari namja itu. Taehyung tetap dengan pendiriannya.
“Taehyung-ah
jebal..”
Dan akhirnya Taehyung melepaskan
lengan Yeon Young dengan paksa. Ia menatap tajam tepatnya ke mata yeoja itu.
Lalu pada akhirnya mereka saling tatap menatap, tanpa berbicara sama sekali.
Menatap wajah Taehyung, tentu
saja membuatnya kembali teringat dengan ia yang kerap bersama Raein. Membuatnya
kembali teringat perkataan namja itu bahwa dirinya bukanlah yang paling
Taehyung sayangi. Hingga kedua matanya mulai berkaca-kaca, tetapi ia berusaha
keras menahannya. Dan detik selanjutnya, Yeon Young berbalik, lalu mulai melangkahkan
kakinya untuk pergi.
Tapi dengan respon cepat,
Taehyung menarik kembali tangan Yeon Young, lalu menarik tengkuk yeoja itu dan
CHUP~
Taehyung mencium bibirnya. Yeon Young membelalakkan
kedua matanya, ia tidak pernah melakukan hal itu sebelumnya, tidak sama sekali.
Begitu pula dengan Taehyung, baru kali ini ia seberani itu mencium yeoja.
Sebelumnya, berpacaran saja ia tidak berpengalaman. Dan malam itu Taehyung lah
yang melakukannya, di tengah-tengah lapangan basket umum yang hanya di terangi
lampu di tepi lapangannya.
Ciuman itu, hanya sebatas
menempel saja, tidak lebih. Taehyung pun menjauhkan kepalanya, dan tangannya
tidak ingin melepaskan lengan Yeon Young lagi. Ia dapat melihat kedua pipi Yeon
Young memerah karna ulahnya.
“Apa
ada yang salah denganku?” mula Taehyung dengan ekspresi innocentnya.
Yeon Young hanya diam dan
menatap kosong ke arah lain.
“Tolong
jawab pertanyaanku~” ujar Taehyung lagi dan berhasil membuat yeoja itu
menatapnya dengan ekspresi andalannya.
“Kenapa
kau terus mengejarku, bukankah masih ada seseorang yang lebih kau sayangi dariku?”
Mendengar jawaban dari Yeon
Young, Taehyung sedikit membelalakkan kedua bola matanya.
“A
apa maksudmu?” ulang Taehyung tidak mengerti.
Yeon Young kembali terdiam. Di
dalam otaknya sebuah memori yang menyedihkan kembali membuat jantungnya terasa
tidak berdetak lagi.
“Yeon
Young-ah aku tidak mengerti perasaanmu” ungkap Taehyung jujur, dan kali ini ia
menghilangkan tatapan sinisnya.
“Pergi
dan temuilah orang yang paling kau sayangi itu. Aku mendengarnya, kau
mengatakan itu pada Jungkook dan Jimin. Cepat tinggalkan aku, kau membosankan!”
kata yeoja itu hampir mengeluarkan air matanya.
Ketika itu juga Taehyung mulai tahu.
Ia terdiam dan tampak terlihat berpikir sejenak. Mencoba meneelaah apa maksud
kata-kata dari Yeon Young.
Flash
Back~
“Hm… aniyo! Dia bukanlah orang yang
paling ku sayang”
Mendengar itu hati
Yeon Young terasa seperti berperang. Tidak ingin mendengar lebih panjang, ia
langsung pergi begitu saja.
“Jinjayo?? geurom nugundae??” tanya
Jungkook kaget.
“Uri eomma. Aku sangat menyayanginya..
karna ia selalu memperhatikanku tanpa pamrih”
jelas Taehyung sembari menampilkan sederetan gigi rapinya.
“Ah.. aku pikir ada yeoja lain yang
kau suka selain Yeon Young” Jimin mengelus dadanya lega.
“Nae, kau membuatku panik” Jungkook
terkekeh sendiri.
Taehyung tersadar akan kejadian kemarin. Lalu kembali ia menatap yeoja itu.
“Yeon
Young-ah, jadilah Eomma-ku sekarang” kata Taehyung tanpa pikir panjang.
Tiba-tiba saja raut muka Yeon Young yang awalnya kesal,
kini tampak kebingungan.
“Jadilah
Eomma-ku,. Eomma yang akan selalu memperhatikan dan perhatian padaku. Eomma
dari anak-anak ku kelak. Dengan itu kau akan jadi orang pertama yang ku
sayangi, ku cintai” ungkap Taehyung dengan senyuman yang terukir kembali di
bibirnya.
“Jadi,
maksudmu saat itu..”
“Nae,
orang yang paling ku sayangi itu uri eomma. Maka jadilah Eomma ku mulai saat
ini, maksudku, terimalah lamaranku Yeon Young-ah. Dari itu tidak akan ada yang
bisa mendampingimu, dan kau hanya milikku” lanjut Taehyung. Ia tidak berpikiran
apa yang katakan itu sangat gila dan benar-benar gila untuk seukuran anak SMA
seperti mereka.
Yeon Young terdiam menatap tepat lekat pada mata
Taehyung. Ia sudah tidak bisa berkata-kata karna namja itu. Taehyung menarik
kembali tubuh yeoja itu, lalu memeluknya dalam.
“Sampai
saat ini kau tidak mau mengakuinya juga eoh?” tanya Taehyung dengan nada
sedikit kesal.
“Sa,
saranghae Kim Taehyung. Kau tahu aku memang pendiam, tapi bukan berarti aku
tidak memperdulikanmu, percayalah” dan dengan kepercayaan yang ada, Yeon Young
akhirnya mengakuinya.
Abursd~. Hanya satu kata yang
dapat mendefinisikan karakter mereka berdua yaitu aneh. Taehyung yang di kenal
aneh dengan segala kelakuannya, yang dapat menjadi senormal mungkin dan se
idiot mungkin. Dan Yeon Young yang di kenal dengan karakter pendiam dan
formalnya, tetapi ia juga bisa berubah menjadi sebaliknya.
THE END~

Tidak ada komentar:
Posting Komentar