Story-line by : Yeon Veggy
Actor :
Han Soo Sup
Oh Sehun
Choi Jun Hong
Genre : Humor & Romance
Plot : One Shoot
Di perjalanan yang sudah tidak jauh
lagi hanya beberapa meter sudah mendekati gerbang sekolah, Ketika itu juga
terdengar suara bel pertanda masuk jam pelajaran pertama di mulai. Dengan
menggunakan kekuatan yang ada, dengan penampilan rambut yang kriting di ikat
dua di bagian bawah dan berponi, mengenakan kacamata minus, gigi memakai behel,
dan tas berwarna ungu mencolok, Soo-ah berlari secepat mungkin karna sudah
terlihat kalau gerbang sekolah itu mulai bergeser perlahan ingin di tutup. Dan
semakin ia tambah kecepatan kakinya. Bisa di bayangkan betapa kampungan sekali
dirinya itu layaknya campuran kambing-piranha yang mengenakan sepatu bot height
hill berwarna kuning terang di tambah tas gendong berwara ungu di punggungnya
lalu tersenyum lebar memperlihatkan gigi piranha-nya yang ternyata ada daun
kelor terselip.
“Ahjussi..
ahjussi.....” teriak Soo-ah perlahan dengan nafas tersendat-sendat mencoba
memanggil satpam yang bertugas menjaga di pintu gerbang tersebut sambil berlari
tergopoh-gopoh. Dan akhirnya sampai juga di depan gerbang. Soo-ah melesat masuk
secepat mungkin seperti Casper terjepit jendela, ternyata tubuhnya yang kurus
itu berguna juga.
Soo-ah
membungkuk sebentar untuk mengembalikan energi yang terkuras setelah lari maraton
100 km.
“Pabo ya..! untung saja
kau tidak terjepit. Kalau tidak mungkin aku bisa di jatuhi hukuman karna mu!”
bentak satpam itu dengan reaksi sedikit trauma karna melihat perilakunya.
“Hehe, mianhamnida
ahjussi. Padahal tadi aku sudah bersikeras memanggil mu, tetapi sepertinya
telinga anda sedang low bat pagi ini. Hahaha! Anyyeongi kyeseyo...” tuturnya
dengan tampang polos lalu kembali berlari menuju kelas tercinta.
“Anak yang malang..”
ujar satpam itu sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Dengan
kebiasaaan pagi yang cerah ini, Soo-ah selalu saja berlari karna hampir telat
untuk kesekian kalinya. Memang semua orang sebagian belum melangsungkan
pelajarannya, tetapi ia harus sampai secepatnya ke kelas untuk membersihkan
sudut-sudut ruangan, menyapu debu-debu yang hinggap di berbagai ventilasi dan
kaca, merapikan bangku-bangku dan sebagainya. Meskipun sebenarnya bukan hari
tugas piketnya, ia hanya ingin kelas terlihat bersih dan indah.
“Annyeonghaseo”
salamnya dengan suara khas melengking pada seorang Seonsaengnim ketika
berpapasan untuk menghormati warga sekolah yang paling rajin dan dengan senang
hati beliau menjawabnya, lalu lanjut berlari sekuat mungkin dengan kedua tangan
memeluk buku-buku tebal pelajaran dan milik perpustakaan yang ia pinjam beberapa
hari yang lalu.
Masih
dalam keadaan berlari Soo-ah baru ingat ternyata hari ini ada ulangan Matematika dan itu semakin membuatnya frustasi karna
mengingat nilai-nilainya yang tidak
pernah beranjak naik, juga peringkatnya yang paling tinggi dari pada nilai anak
ayam yang belajar mengucapkan salam .
“
mwoya? mwoya?? arrggghhh..!!!” otaknya terasa ingin meletus dan rasanya
ingin sekali ia... DBUUKK!!. ????????. Amnesia sejenak.
“Aaa.. apayo..!”
Dengan
nyawa yang mungkin juga ikut terhambur berceceran seperti buku-bukun miliknya, Soo-ah
merintih kesakitan karna penglihatannya tiba-tiba saja menjadi gelap saat jatuh
tersungkur ke lantai keramik yang memang keras. Tetapi saat ia mencoba menajamkan
ingatannya kembali, rasa-rasanya tadi ia
seperti menabrak tiang yang sangat keras sehingga tiang itu juga ikut tumbang. Soo-ah
berusaha mengembalikan penglihatan yang
masih berputar-putar dan kepala yang masih terasa pusing.
“Hahahahahaha...”
“Hahaha, pabo!”
“Gwenchannayo
gwenchannayo?”
“Ya! ikan piranha
membuat ulah. Hahahaha”
Begitulah
teriakan orang-orang di sekitar yang menyaksikan kejadian memalukan itu
layaknya devil yang berhasil menjerat korbannya. Tapi ada satu perkataan yang
membuat Soo-ah bertanya-tanya dan ingin mencari tahu siapakah yang di maksudkan
orang tersebut. Soo-ah mengambil kacamatanya lalu memasangnya dengan tidak
benar. Baru ia sadari ternyata ia memang menabrak seseorang setelah penglihatannya
pulih karna benturan yang sangat keras.
“Mi mianheyo.. mian..,
nde! jeongmal mianhe” secepatnya Soo-ah membantu seseorang itu berdiri setelah
ia berusaha berdiri tegap meskipun sebenarnya ia sedang dalam keadaan sakit
juga.
“Sekkia! lepaskan aku,
menjijikan!” dengan suara yang lantang orang itu membentaknya tepat di depan banyak
mata juga di depan wajahnya.
Namja nappeun tersebut ialah Oh Sehun. Ia memang terkenal
di sekolahnya, terlebih lagi ia adalah golongan dari keluarga kaya raya.
Soo-ah
menatap kepergian Sehun yang baru saja mengalami musibah karna ulah dan
kecerobohannya itu dengan tangan yang di gotong oleh teman-temannya. Sedangkan
yang lainnya terdengar masih menyisakan tawa sambil berlalu lalang melewati
Soo-ah. Ia pun memunguti buku-buku penting miliknya yang tercecer jauh dan buku
terakhir berada di bawah papan pengumuman. Dengan langkah yang tidak beraturan
dan terluntang-lantung, ia segera mengambil buku tersebut sebelum seseorang
yang lewat akan menginjaknya lebih dulu, dan ia dapati buku itu masih dalam
keadaan seperti semula. Tetapi Soo-ah melihat
sepasang sepatu milik seseorang di depan buku tersebut lalu ia mulai
menatapnya dari bawah hingga ke atas.
“Gwaenchana..” suara
lembut yang keluar dari mulut seorang namja sahabatnya sendiri, Jun Hong.
“Aha.. Jun Hong!! (ia
pun langsung berdiri tegap). Nde.. nan gwaenchana.. J”
Ke esokkan harinya Soo-ah datang agak lambat.
“Yaaa… aku
terlambaaat..!!” teriak Soo-ah menggema di koridor sekolah yang sudah sepi.
Lagi-lagi ia berlari seperti Road
Runner menuju kelasnya.
“Annyeonghaseo..” salam
Soo-ah sembari menggeser pintu ruang kelas dengan penuh ke hati-hatian dan
mendahulu kan kepalanya masuk.
Jang
Seonsaengnim mata pelajaran bahasa
Inggris pun mempersilahkan Soo-ah masuk. Tetapi beliau menahannya untuk tetap berada di depan kelas dan sorak
sorai se-isian kelas mulai terdengar membising. Soo-ah hanya bisa merunduk
dengan wajah yang sangat malu.
“Bisa kalian hentikan
suara-suara kalian? ini bukan sebuah penghargaan besar” seolah bagaikan ikan
yang terkena racun urin manusia mereka langsung terdiam hening saat Jang
Seonsaengnim menyuruh mereka untuk tidak bersuara.
“Han Soo Sup! kau sudah
terlambat 25 menit, sebagai hukumannya bersihkan halaman samping ruang Lab
kimia sampai jam istirahat tiba” perintah guru yang dengan gaya bicacaranya
sudah sangat berwibawa dan terkesan dingin itu sehingga semua murid akan
menuruti apa saja yang di katakannya.
“Baiklah Jang
Seonsaengnim. Lalu kapan aku harus melakukannya?” Soo-ah tidak tahu kapan
hukuman tersebut di berlakukan.
Dengan
sedikit mendehem dan mengerutkan jidatnya ia menjawab
“Jigeum!!!”.
“Ne, aku segera
melakukannya Seonsaengnim! Annyeonghaseo” cukup senang dengan pekerjaan
tersebut Soo-ah tersenyum lebar lalu pamit.
Soo-ah memang sangat senang dengan yang namanya
bersih-bersih. Jadi ada kalanya ia mendapat hukuman tersebut, ia malah senang.
Sapu, serok, dan keranjang sampah
sudah berada di pelukannya ketika
setelah bersusah payah membuat ribuan alasan untuk meminjamnya dari siswa yang
mengikuti Club Kebersihan, mereka adalah Taehyung, Hoseok, Daehyun, dan
Himchan.
Replay!
Soo-ah prov
Aku
bingung harus membersihkan tumpukan daun kering di lapangan tersebut. Pikiran
ku pun tiba-tiba tertuju pada Club Kebersihan. Tanpa menunggu lama aku segera
menuju ruangannya. Sebelum memasuki ruangan tersebut aku beri tahu pasti kalian
akan mendengar suara-suara berisik yang tidak akan pernah berhenti selama
sekolah sedang berlangsung.
“Annyeonghaseo”
Aku
memasuki ruangan tersebut, tetapi kemana larinya suara-suara berisik tadi? di
telan alam?.
“Anyyeong..”
Ulang
ku lalu mengucak ke dua mata karna aku tidak melihat siapa pun di sana sembari
mencari orang-orang tersebut. Melihat tidak ada seorang pun aku langsung saja
membuka lemari tempat perkakas kebersihan di ruang itu.
“Ya! pencuri!!”.
Tiba-tiba
saja Himchan mengejutkan ku dengan suara tirex-nya yang menggelegar hingga
pintu lemari yang sudah terbuka dari kuncinya menghantam kepala ku meskipun
tidak terlalu kuat.
“Ha? di mana pencuri?” Taehyung keluar dari
bawah meja dengan gaya kolotnya.
“Awas! aku pukul kau
dengan tongkat ini” Hoseok pun keluar dari balik gorden dengan membawa sapu.
“Pencuri.. pencuri...” Dengan suara
melengkingnya Daehyun pun juga beraksi.
Mereka menghadang dengan mengelilingi ku sambil merentangkan
kedua tangannya layaknya aku ini ayam yang ingin di sabung dan di hadang karena
ingin kabur dari kandang.
“Hei ternyata kambing
polkadot! apa yang kau lakukan heoh?”
Hoseok yang di tangannya siap dengan tangkai
sapu yang sudah patah karena kungfu gila-nya itu mencolek pantat ku jahil.
“Paboya...!!!” aku
resfect dan menjambak rambutnya dengan keras.
“Apa itu sakit?” Taehyung pun pasti tidak
ketinggalan dengan pertanyaannya sambil menatap wajah Hoseok yang tengah
kesakitan.
“Aniy..” matanya sudah
terlihat memerah.
“Menangislah Hoseok,
menangislah Hoseok..” Ujar Daehyun dengan nada lagu ulang tahun.
Sedangkan
Himchan hanya tertawa keras melihat mereka. Melihat mereka yang sibuk sendiri
dengan pekerjaannya aku mulai beranjak pergi perlahan.
“Eeiit... kau mau ke
mana?” lengan panjang Himchan berhasil menggapai dengan menarik kerah belakang ku.
“Pergi! wae? aku ke
sini saja sudah hampir gila. Aku hanya ingin meminjam sapu karna hari ini aku
mendapat tugas yang menyenangkan” Kata ku dengan suara khas cempreng.
“Apa? kau pasti di hukum kan?? ahahahaha”
“Hei, dia belum saja
menjawab kau sudah terbahak-bahak” Himchan menyambar Daehyun yang tengah
tertawa geli.
“Aigo... cepatlah
berikan aku peralatannya.. kalian sungguh berisik!!” Aku semakin tidak tahan
dengan mereka.
“Yak! yang benar saja
kau. Pasti kau ingin mecuri kan?” Taehyung menuduh ku seperti maling rambut
profesor.
“Paboya! ia itu ingin memancing ikan di kolam
belakang sekolah ini, cepat berikan. Kasihan dia” ujar Hoseok.
“Omona.. aku sedang di
hukum. Cepatlah berikan sapunya.. kalau tidak aku akan di beri hukuman yang
lebih berat lagi”
Aku
sungguh memohon dan merengek ke pada mereka, tetapi sepertinya tidak ada
resfon. Satu masalah, mereka pun akan memperpanjangnya dan mungkin tidak akan
pernah selesai jika aku tidak bergerak cepat.
“Ya!! apa kalian suka
buah mangga??” aku mulai merayu.
“Kau ini benar-benar
kambing polkadot purple.. tentu saja kami suka. Memangnya kenapa?” sahut
Daehyun dengan gaya bicara bebeknya.
“Begini, aku akan
mengambil buah mangga yang manis dan menggoda itu. Dan pohonnya terletak di
sudut belakang tembok sekolah ini. Maka dari itu, aku harus meminjam sapu,
serok, dan bak sampah untuk mengambilnya..” ujar ku serius.
“Ya! buat apa kau
membawa alat-alat itu heoh? jangan-jangan kau bakar” Taehyung bicara seenaknya.
“Aiiish..jinjayooo!
tentu saja tangkai sapu berguna untuk menggapainya, bak sampah untuk tempatnya
karna aku akan memanen banyak, dan serok untuk.. untuk membersihkan sisa-sisa
daunnya yang beruguguran” jelasku agak ragu.
Mereka
memandangku dengan tatapan tidak percaya.
“Hem.. baiklah.. kalau
begitu cepat!” tiba-tiba saja Himchan setuju.
“Nde, palli palli..”
Hoseok semangat dengan mengusirku seperti petani mengahalau kerbau.
Begitulah perjuangan Soo-ah untuk
mendapatkan perkakas kebersihan tersebut. Jadi, apakah siswa-siswa lainnya yang
di hukum karna terlambat, juga mengalami hal yang sama dengannya kalau harus
mengambil perkakas kebersihan yang berada di tangan empat kawanan yang cukup
aneh itu?. Ia berharap dirinya bisa berkunjung ke ruang itu lagi dan bertemu
dengan mereka. Menyebalkan.
Suatu hari saat sedang istirahat pertama. Soo-ah dan Jun
Hong sedang makan di kantin. Ketika sedang makan Soo-ah pun pamit sebentar. Dan
tidak lama kemudian ia kembali, lalu melanjutkan makannya.
Setelah beberapa menit. Soo-ah dan Jun
Hong pun tersandar karna sudah cukup kenyang.
“Yaak.. kau mau tambah
lagi??” ujar Soo-ah menawarkan padahal uangnya sudah habis.
“Micheossoyeo..? aku
sudah kenyang”.
“Ini! ini dia orang
yang tidak tahu malu dan ingin coba mempermalukanku lagi..” tiba-tiba saja
namja yang ia tabrak kemarin kembali menodongnya dengan suaranya yang selalu
terdengar marah.
“Yak! apa-apaan kau?”
Jun Hong yang tampak terkejut pun merasa tidak terima meskipun ia tidak
mengencangkan suaranya.
“Tapi.. itu sebagai
permintaan maafku.. tidak apa-apa kan??” Soo-ah membela.
“Yakk!! apanya yang disebut permintaan maaf ??
kau membayarkan makananku dengan uang logam butut ini hah!! Dasar gila!. ”
Sehun melemparkan kembali uang yang Soo-ah gunakan untuk membayarkan makanan
yang ia pesan tanpa sepengetahuannya lalu ia pergi begitu saja dengan tiga
temannya.
“Jadi.. tadi kau..”,
“Ne.. aku membayarkan
makanannya. Tapi dengarkan aku!! (spontan Soo-ah menatap Jun Hong) aku
melakukan itu untuk menebus kesalahanku.. apa kau mengerti...??” Soo-ah
berusaha membuatnya percaya.
“T tapi.. uangmu..”,
“Nde. Aku tahu!! aku
memang miskin..” dengan wajah memelas dan berjalan dengan kaki yang di hentakan
keras, Soo-ah pergi meninggalkan Jun Hong yang masih terlihat bingung di depan
meja makannya.
Akhir-akhir ini Soo-ah selalu memikirkan Sehun. Sepertinya
ia benar-benar menyukai namja tampan tersebut. Lagi-lagi ia berniat ingin
melakukan sesuatu pada Sehun, kejadian yang telah lalu tidak membuatnya takut,
karna dia adalah Han Soo Sup, ia tidak akan menyerah begitu saja.
Ketika jam istirahat ke lima. Soo-ah pun meninggalkan Jun
Hong di kelas sendirian, biasanya mereka selalu berdua ke mana-mana.
“Jamsiman ne..” Soo-ah
memperingatkan untuk tidak mengikutinya.
“Yak!! Kemana kau akan
membawa mawar itu??” teriak Jun Hong yang sudah tidak di dengar lagi oleh
Soo-ah yang sudah menjauh pergi ke luar kelas.
______________________
“Huuu!! Dasar tidak
tahu malu…”
“Huu.. yeoja
kampungan.. berani sekali kau.. hahaha”
“Yak!! Di mana kau
menaruh wajah mu? Di pantat heoh??”
“Yak.. sebaiknya kau
berkaca sekarang..”
Lagi-lagi para haksaeng menyorakinya. Ternyata Soo-ah
mengatakan kalau ia sungguh mencintai Sehun dengan memberikan bunga mawarnya
tersebut pada Sehun. Tentu saja Sehun semakin benci dan malu karna ulah Soo-ah
yang sangat percaya diri itu. Ia pun mempermalukan Soo-ah di depan
teman-temannya yang termasuk golongan orang kaya itu.
“Yak! Lebih baik kau
enyah dari sekolah ini. Kalau tidak, maka aku sendiri yang akan menuntut mu
agar kau hari ini juga di nyatakan keluar!! Arraseo!” bentak Sehun lalu di
susul dengan teriakan teman-temannya.
Kini Soo-ah menatap Sehun dengan reaksi geramnya. Tidak
lagi seperti kekanak-kanakan. Ia bahkan menggenggam tangganya kuat, seakan-akan
ingin melayangkan tinjuan-nya ke wajah Sehun.
“Wae? wae?? kau tidak
terima?? Heoh? Hahaha… memangnya siapa dirimu?? Kau hanya gadis kampung yang
kebetulan di terima di sekolah mahal ini. Kau bahkan tidak menyadari kalau
penampilan kau itu layaknya orang gila..!” Sehun semakin membuat Soo-ah kesal.
Soo-ah hampir menjatuhkan air matanya, tetapi berusaha
menahannya. Tidak tahan mendengar gerombolan orang-orang sombong yang sedang
mentertawakannya itu, ia pun langsung pergi begitu saja. Dan tidak jauh, Jun
Hong pun datang. Ia terkejut melihat wajah Soo-ah yang tidak biasa itu.
“Soo-ah.. wae geurae??”
tanya Jun Hong sangat khawatir.
Soo-ah pun tidak memperdulikan lagi Jun Hong yang
memanggilnya. Ia terus berjalan lurus mengikuti arah koridor.
“Soo-ah…” teriak Jun
Hong lagi.
“Yak!! Mengapa kau
peduli dengannya? Apa kau juga sama gilanya dengan dia..? hahaha…” ujar Sehun
seenaknya pada Jun Hong.
“SEKIAA..!!”
Jun Hong pun tidak tahan dengan kelakuan Sehun yang semakin
menjadi. Ia pun menghampiri Sehun geram. Lalu mendorongnya kuat.
Buk!! Buk!! Buk!!
Ia terus menghantam wajah Sehun dengan kepalan tangan
kanannya. Perkelahian berakhir ketika salah seorang haksaeng namja memanggil
Joon Seonsaengnim. Mereka sama-sama di jatuhi hukuman.
Sudah dua hari Soo-ah tidak hadir di sekolah. Jun Hong
benar-benar sedih. Ia juga sudah berkali-kali menghubungi Soo-ah, tetapi nihil.
Ia juga tidak tahu di mana keberadaan rumah Soo-ah, karna ia sendiri tidak
pernah bertanya.
“Soo-ah.. sebenarnya kau di mana..” Jun Hong
terus-terusan bergumam sambil termenung di bangku-nya.
Sebuah mobil Lexus hitam mendarat di parkiran sekolah
tersebut, sehingga membuat anak-anak yang sedang lalu lalang di sana tercengang
melihatnya, bagaimana tidak, mobil itu adalah mobil termahal. Tidak lama
kemudian pun, turunlah seorang yeoja cantik dari dalam mobil tersebut. Ia pun
mulai berjalan menuju kelas terhina-nya. Ia adalah Han Soo Sup. Ia kembali,
tapi sekarang ia sangat berbeda, bahkan beberapa haksaeng pun ada yang tidak
mengenalnya, ada yang menyangka anak baru, dan ada yang mengira-ngira kalau itu
memang Soo-ah, tetapi tidak 100% yakin.
Ketika Soo-ah melewati kelompok Sehun pun, mereka
tercengang.
“Annyeonghaseo..” sapa
Namjoon teman dekat Sehun.
Tetapi sayangnya sapaan mereka tidak di acuhkan oleh
Soo-ah. Dia terus berjalan ke depan tanpa menoleh sedikit pun.
“Yak yak.. sombong
sekali dia..” tambah Yoo Kwon.
“(Bukankah itu
Soo-ah..?ini gila.. dia sangat cantik)” batin Sehun curiga.
Ia pun memasuki kelas. Jun Hong tersentak kaget melihat
sahabatnya sendiri yang kian berubah itu.
“S soo-ah..?” gumam Jun
Hong tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
Soo-ah pun duduk di bangkunya yang memang bersebelahan
dengan Jun Hong. Haksaeng lainnya pun terperangah melihat kehadirannya.
“Annyeonghaseo..”
Soo-ah langsung tersenyum pada Jun Hong, hanya pada Jun Hong, ia akan memandang
haksaeng lainnya dengan tatapan sinis.
“A annyeonghaseo..
neo.. neo.. Han Soo Sup??” ujar Jun Hong sambil meraba wajah Soo-ah.
“Eish.. tentu saja..
kau kira aku hantu?” sahut Soo-ah begitu formal dari biasanya dan tidak berlebihan
lagi.
“Aigo.. neomu beogo
shipeoyo…” Jun Hong langsung memeluk Soo-ah, karna ia begitu merindukkannya.
“Nado..”
“Annyeonghaseo” sapa
Sehun langsung duduk di samping Soo-ah.
“Annyeonghaseo ^_^”
balas Soo-ah lembut.
“Kenapa kau sendirian?”
Sehun.
“Aniy.. aku hanya ingin
sendiri..” Soo-ah melanjutkan lagi menulis ceritanya, ia memang suka menulis
cerita, bahkan ia sudah pernah mencetak sebuah Novel yang berjudul Winter Time.
“Aa..”
Mereka terdiam sejenak.
“Soo-ah.. mianhae..”
ucap Sehun tulus.
“Wae?” tanya Soo-ah
heran.
“Aku sudah sangat
keterlaluan padamu.. jeongmal mianhae Soo-ah” kini Sehun menggenggam tangan
kanan Soo-ah.
“Aa.. gwaenchana.. aku
tidak pernah sama sekali membenci mu, jadi.. untuk apa kau meminta maaf..^_^”
Soo-ah.
“Aku tahu sebenarnya
kau masih membenciku.. jebal mianhae..” kini Sehun memeluk Soo-ah.
“Eish.. kenapa kau
tidak percaya denganku.. aku sama sekali tidak membenci mu.. bahkan mungkin..
aku menyukaimu ^_^” kata Soo-ah.
“Jeongmal?” Sehun
melepaskan pelukannya.
“Nde.. aku masih
menyukai mu, Sehun-ah..” Soo-ah.
“Aku juga menyukai mu..
mianhae Soo-ah” Sehun memeluknya kembali karna merasa sangat bersalah.
Mereka pun mulai menjalin hubungan. Sekarang Soo-ah sangat
terkenal di sekolahnya. Ternyata orang tuanya adalah orang yang berkepentingan
di Korea. Soo-ah sengaja berpenampilan norak karna ia ingin mencoba bagaimana
rasanya menjadi orang yang aneh. Karna di kehidupan aslinya, ia adalah
seseorang yang penuh akal atau lebih tepatnya licik. Tapi dia akan bersikap
baik dengan orang-orang terdekatnya.
Sehun sudah bersiap-siap dan ia akan pergi menjemput Soo-ah
untuk makan malam berdua. Katanya ia akan menunggu di depan kedai caffe Byung.
Ketika hampir beberapa meter lagi akan sampai ke kedai itu.
Sehun nampak melihat dua orang yang menurutnya sedang melakukan hal yang
menjijikan. Ia pun langsung melajukan mobilnya ke depan kedai tersebut, lalu ia
membuka kaca mobilnya.
Ternyata yang dilihatnya benar Soo-ah. Tapi apa yang sedang
di lakukan yeoja itu. Ia sedang berciuman dengan Jun Hong. Sehun pun membuang
muka karna melihatnya lalu melaju pergi.
“CEGIRAL!! PABO! SEKIA!!” di
jalan ia menyumpah sejadinya sambil berteriak tidak jelas.
____________
“Jun
Hong-ah.. Choaheyo”
ungkap Soo-ah.
“Nado.. Soo-ah” balas Jun Hong.
Soo-ah
yang menyadari Sehun datang, sengaja melakukannya. Ia juga tidak memberi tahu
pada Jun Hong kalau ia hanya ingin memanasi Sehun. Ia benar-benar licik dan
tidak ada seorang pun yang tahu akan sifat egois-nya itu.
The End

Tidak ada komentar:
Posting Komentar