Sabtu, 02 Mei 2015

Korean Fanfiction Sehun Exo & Zelo B.A.P "I'm Not Crazy"





Story-line by        : Yeon Veggy
Actor                    : Han Soo Sup
            Oh Sehun
            Choi Jun Hong
Genre                   : Humor & Romance
Plot                       : One Shoot



          Di perjalanan yang sudah tidak jauh lagi hanya beberapa meter sudah mendekati gerbang sekolah, Ketika itu juga terdengar suara bel pertanda masuk jam pelajaran pertama di mulai. Dengan menggunakan kekuatan yang ada, dengan penampilan rambut yang kriting di ikat dua di bagian bawah dan berponi, mengenakan kacamata minus, gigi memakai behel, dan tas berwarna ungu mencolok,   Soo-ah berlari secepat mungkin karna sudah terlihat kalau gerbang sekolah itu mulai bergeser perlahan ingin di tutup. Dan semakin ia tambah kecepatan kakinya. Bisa di bayangkan betapa kampungan sekali dirinya itu layaknya campuran kambing-piranha yang mengenakan sepatu bot height hill berwarna kuning terang di tambah tas gendong berwara ungu di punggungnya lalu tersenyum lebar memperlihatkan gigi piranha-nya yang ternyata ada daun kelor terselip.                          
“Ahjussi.. ahjussi.....” teriak Soo-ah perlahan dengan nafas tersendat-sendat mencoba memanggil satpam yang bertugas menjaga di pintu gerbang tersebut sambil berlari tergopoh-gopoh. Dan akhirnya sampai juga di depan gerbang. Soo-ah melesat masuk secepat mungkin seperti Casper terjepit jendela, ternyata tubuhnya yang kurus itu berguna juga.
Soo-ah membungkuk sebentar untuk mengembalikan energi yang terkuras setelah lari maraton 100 km.
“Pabo ya..! untung saja kau tidak terjepit. Kalau tidak mungkin aku bisa di jatuhi hukuman karna mu!” bentak satpam itu dengan reaksi sedikit trauma karna melihat perilakunya.
“Hehe, mianhamnida ahjussi. Padahal tadi aku sudah bersikeras memanggil mu, tetapi sepertinya telinga anda sedang low bat pagi ini. Hahaha! Anyyeongi kyeseyo...” tuturnya dengan tampang polos lalu kembali berlari menuju kelas tercinta.
“Anak yang malang..” ujar satpam itu sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Dengan kebiasaaan pagi yang cerah ini, Soo-ah selalu saja berlari karna hampir telat untuk kesekian kalinya. Memang semua orang sebagian belum melangsungkan pelajarannya, tetapi ia harus sampai secepatnya ke kelas untuk membersihkan sudut-sudut ruangan, menyapu debu-debu yang hinggap di berbagai ventilasi dan kaca, merapikan bangku-bangku dan sebagainya. Meskipun sebenarnya bukan hari tugas piketnya, ia hanya ingin kelas terlihat bersih dan indah. 
“Annyeonghaseo” salamnya dengan suara khas melengking pada seorang Seonsaengnim ketika berpapasan untuk menghormati warga sekolah yang paling rajin dan dengan senang hati beliau menjawabnya, lalu lanjut berlari sekuat mungkin dengan kedua tangan memeluk buku-buku tebal pelajaran dan milik perpustakaan yang ia pinjam beberapa hari yang lalu.
Masih dalam keadaan berlari Soo-ah baru ingat ternyata hari ini ada ulangan Matematika  dan itu semakin membuatnya frustasi karna mengingat nilai-nilainya  yang tidak pernah beranjak naik, juga peringkatnya yang paling tinggi dari pada nilai anak ayam yang belajar mengucapkan salam .
 mwoya? mwoya?? arrggghhh..!!!”  otaknya terasa ingin meletus dan rasanya ingin sekali ia... DBUUKK!!. ????????. Amnesia sejenak.
“Aaa.. apayo..!”
Dengan nyawa yang mungkin juga ikut terhambur berceceran seperti buku-bukun miliknya, Soo-ah merintih kesakitan karna penglihatannya tiba-tiba saja menjadi gelap saat jatuh tersungkur ke lantai keramik yang memang keras. Tetapi saat ia mencoba menajamkan ingatannya kembali, rasa-rasanya tadi  ia seperti menabrak tiang yang sangat keras sehingga tiang itu juga ikut tumbang. Soo-ah berusaha mengembalikan penglihatan  yang masih berputar-putar dan kepala yang masih terasa pusing.
“Hahahahahaha...”
“Hahaha, pabo!”
“Gwenchannayo gwenchannayo?”
“Ya! ikan piranha membuat ulah. Hahahaha”
Begitulah teriakan orang-orang di sekitar yang menyaksikan kejadian memalukan itu layaknya devil yang berhasil menjerat korbannya. Tapi ada satu perkataan yang membuat Soo-ah bertanya-tanya dan ingin mencari tahu siapakah yang di maksudkan orang tersebut. Soo-ah mengambil kacamatanya lalu memasangnya dengan tidak benar. Baru ia sadari ternyata ia memang menabrak seseorang setelah penglihatannya pulih karna benturan yang sangat keras.
“Mi mianheyo.. mian.., nde! jeongmal mianhe” secepatnya Soo-ah membantu seseorang itu berdiri setelah ia berusaha berdiri tegap meskipun sebenarnya ia sedang dalam keadaan sakit juga.
“Sekkia! lepaskan aku, menjijikan!” dengan suara yang lantang orang itu membentaknya tepat di depan banyak mata juga di depan wajahnya.
          Namja nappeun tersebut ialah Oh Sehun. Ia memang terkenal di sekolahnya, terlebih lagi ia adalah golongan dari keluarga kaya raya.
Soo-ah menatap kepergian Sehun yang baru saja mengalami musibah karna ulah dan kecerobohannya itu dengan tangan yang di gotong oleh teman-temannya. Sedangkan yang lainnya terdengar masih menyisakan tawa sambil berlalu lalang melewati Soo-ah. Ia pun memunguti buku-buku penting miliknya yang tercecer jauh dan buku terakhir berada di bawah papan pengumuman. Dengan langkah yang tidak beraturan dan terluntang-lantung, ia segera mengambil buku tersebut sebelum seseorang yang lewat akan menginjaknya lebih dulu, dan ia dapati buku itu masih dalam keadaan seperti semula. Tetapi Soo-ah melihat  sepasang sepatu milik seseorang di depan buku tersebut lalu ia mulai menatapnya dari bawah hingga ke atas.
“Gwaenchana..” suara lembut yang keluar dari mulut seorang namja sahabatnya sendiri, Jun Hong.
“Aha.. Jun Hong!! (ia pun langsung berdiri tegap). Nde.. nan gwaenchana.. J
          Ke esokkan harinya Soo-ah datang agak lambat.
“Yaaa… aku terlambaaat..!!” teriak Soo-ah menggema di koridor sekolah yang sudah sepi.
          Lagi-lagi ia berlari seperti Road Runner menuju kelasnya.
“Annyeonghaseo..” salam Soo-ah sembari menggeser pintu ruang kelas dengan penuh ke hati-hatian dan mendahulu kan kepalanya masuk.
Jang Seonsaengnim  mata pelajaran bahasa Inggris pun mempersilahkan Soo-ah masuk. Tetapi beliau menahannya  untuk tetap berada di depan kelas dan sorak sorai se-isian kelas mulai terdengar membising. Soo-ah hanya bisa merunduk dengan wajah yang sangat malu.
“Bisa kalian hentikan suara-suara kalian? ini bukan sebuah penghargaan besar” seolah bagaikan ikan yang terkena racun urin manusia mereka langsung terdiam hening saat Jang Seonsaengnim menyuruh mereka untuk tidak bersuara.
“Han Soo Sup! kau sudah terlambat 25 menit, sebagai hukumannya bersihkan halaman samping ruang Lab kimia sampai jam istirahat tiba” perintah guru yang dengan gaya bicacaranya sudah sangat berwibawa dan terkesan dingin itu sehingga semua murid akan menuruti apa saja yang di katakannya.
“Baiklah Jang Seonsaengnim. Lalu kapan aku harus melakukannya?” Soo-ah tidak tahu kapan hukuman tersebut di berlakukan.
Dengan sedikit mendehem dan mengerutkan jidatnya ia menjawab
“Jigeum!!!”.
“Ne, aku segera melakukannya Seonsaengnim! Annyeonghaseo” cukup senang dengan pekerjaan tersebut Soo-ah tersenyum lebar lalu pamit.
          Soo-ah memang sangat senang dengan yang namanya bersih-bersih. Jadi ada kalanya ia mendapat hukuman tersebut, ia malah senang.
          Sapu, serok, dan keranjang sampah sudah berada di pelukannya  ketika setelah bersusah payah membuat ribuan alasan untuk meminjamnya dari siswa yang mengikuti Club Kebersihan, mereka adalah Taehyung, Hoseok, Daehyun, dan Himchan.
Replay!
Soo-ah prov
Aku bingung harus membersihkan tumpukan daun kering di lapangan tersebut. Pikiran ku pun tiba-tiba tertuju pada Club Kebersihan. Tanpa menunggu lama aku segera menuju ruangannya. Sebelum memasuki ruangan tersebut aku beri tahu pasti kalian akan mendengar suara-suara berisik yang tidak akan pernah berhenti selama sekolah sedang berlangsung.
“Annyeonghaseo”
Aku memasuki ruangan tersebut, tetapi kemana larinya suara-suara berisik tadi? di telan alam?.
“Anyyeong..”
Ulang ku lalu mengucak ke dua mata karna aku tidak melihat siapa pun di sana sembari mencari orang-orang tersebut. Melihat tidak ada seorang pun aku langsung saja membuka lemari tempat perkakas kebersihan di ruang itu.
“Ya! pencuri!!”.    
Tiba-tiba saja Himchan mengejutkan ku dengan suara tirex-nya yang menggelegar hingga pintu lemari yang sudah terbuka dari kuncinya menghantam kepala ku meskipun tidak terlalu kuat.
 “Ha? di mana pencuri?” Taehyung keluar dari bawah meja dengan gaya kolotnya.
“Awas! aku pukul kau dengan tongkat ini” Hoseok pun keluar dari balik gorden dengan membawa sapu.
 “Pencuri.. pencuri...” Dengan suara melengkingnya Daehyun pun juga beraksi.
 Mereka menghadang  dengan mengelilingi ku sambil merentangkan kedua tangannya layaknya aku ini ayam yang ingin di sabung dan di hadang karena ingin kabur dari kandang.
“Hei ternyata kambing polkadot! apa yang kau lakukan heoh?”
 Hoseok yang di tangannya siap dengan tangkai sapu yang sudah patah karena kungfu gila-nya itu mencolek  pantat ku jahil.
“Paboya...!!!” aku resfect dan menjambak rambutnya dengan keras.
 “Apa itu sakit?” Taehyung pun pasti tidak ketinggalan dengan pertanyaannya sambil menatap wajah Hoseok yang tengah kesakitan.
“Aniy..” matanya sudah terlihat memerah.
“Menangislah Hoseok, menangislah Hoseok..” Ujar Daehyun dengan nada lagu ulang tahun.
Sedangkan Himchan hanya tertawa keras melihat mereka. Melihat mereka yang sibuk sendiri dengan pekerjaannya aku mulai beranjak pergi perlahan.
“Eeiit... kau mau ke mana?” lengan panjang Himchan berhasil menggapai  dengan menarik kerah belakang ku.
“Pergi! wae? aku ke sini saja sudah hampir gila. Aku hanya ingin meminjam sapu karna hari ini aku mendapat tugas yang menyenangkan” Kata ku dengan suara khas cempreng.
 “Apa? kau pasti di hukum kan?? ahahahaha”
“Hei, dia belum saja menjawab kau sudah terbahak-bahak” Himchan menyambar Daehyun yang tengah tertawa geli.
“Aigo... cepatlah berikan aku peralatannya.. kalian sungguh berisik!!” Aku semakin tidak tahan dengan mereka.
“Yak! yang benar saja kau. Pasti kau ingin mecuri kan?” Taehyung menuduh ku seperti maling rambut profesor.
 “Paboya! ia itu ingin memancing ikan di kolam belakang sekolah ini, cepat berikan. Kasihan dia” ujar Hoseok.
“Omona.. aku sedang di hukum. Cepatlah berikan sapunya.. kalau tidak aku akan di beri hukuman yang lebih berat lagi”
Aku sungguh memohon dan merengek ke pada mereka, tetapi sepertinya tidak ada resfon. Satu masalah, mereka pun akan memperpanjangnya dan mungkin tidak akan pernah selesai jika aku tidak bergerak cepat.
“Ya!! apa kalian suka buah mangga??” aku mulai merayu.
“Kau ini benar-benar kambing polkadot purple.. tentu saja kami suka. Memangnya kenapa?” sahut Daehyun dengan gaya bicara bebeknya.
“Begini, aku akan mengambil buah mangga yang manis dan menggoda itu. Dan pohonnya terletak di sudut belakang tembok sekolah ini. Maka dari itu, aku harus meminjam sapu, serok, dan bak sampah untuk mengambilnya..” ujar ku serius.
“Ya! buat apa kau membawa alat-alat itu heoh? jangan-jangan kau bakar” Taehyung bicara seenaknya.
“Aiiish..jinjayooo! tentu saja tangkai sapu berguna untuk menggapainya, bak sampah untuk tempatnya karna aku akan memanen banyak, dan serok untuk.. untuk membersihkan sisa-sisa daunnya yang beruguguran” jelasku agak ragu.
Mereka memandangku dengan tatapan tidak percaya.
“Hem.. baiklah.. kalau begitu cepat!” tiba-tiba saja Himchan setuju.
“Nde, palli palli..” Hoseok semangat dengan mengusirku seperti petani mengahalau kerbau.
          Begitulah perjuangan Soo-ah untuk mendapatkan perkakas kebersihan tersebut. Jadi, apakah siswa-siswa lainnya yang di hukum karna terlambat, juga mengalami hal yang sama dengannya kalau harus mengambil perkakas kebersihan yang berada di tangan empat kawanan yang cukup aneh itu?. Ia berharap dirinya bisa berkunjung ke ruang itu lagi dan bertemu dengan mereka. Menyebalkan.  
          Suatu hari saat sedang istirahat pertama. Soo-ah dan Jun Hong sedang makan di kantin. Ketika sedang makan Soo-ah pun pamit sebentar. Dan tidak lama kemudian ia kembali, lalu melanjutkan makannya.
          Setelah beberapa menit. Soo-ah dan Jun Hong pun tersandar karna sudah cukup kenyang.
“Yaak.. kau mau tambah lagi??” ujar Soo-ah menawarkan padahal uangnya sudah habis.
“Micheossoyeo..? aku sudah kenyang”.
“Ini! ini dia orang yang tidak tahu malu dan ingin coba mempermalukanku lagi..” tiba-tiba saja namja yang ia tabrak kemarin kembali menodongnya dengan suaranya yang selalu terdengar marah.
“Yak! apa-apaan kau?” Jun Hong yang tampak terkejut pun merasa tidak terima meskipun ia tidak mengencangkan suaranya.
“Tapi.. itu sebagai permintaan maafku.. tidak apa-apa kan??” Soo-ah membela.
 “Yakk!! apanya yang disebut permintaan maaf ?? kau membayarkan makananku dengan uang logam butut ini hah!! Dasar gila!. ” Sehun melemparkan kembali uang yang Soo-ah gunakan untuk membayarkan makanan yang ia pesan tanpa sepengetahuannya lalu ia pergi begitu saja dengan tiga temannya.
“Jadi.. tadi kau..”,
“Ne.. aku membayarkan makanannya. Tapi dengarkan aku!! (spontan Soo-ah menatap Jun Hong) aku melakukan itu untuk menebus kesalahanku.. apa kau mengerti...??” Soo-ah berusaha membuatnya percaya.
“T tapi.. uangmu..”,
“Nde. Aku tahu!! aku memang miskin..” dengan wajah memelas dan berjalan dengan kaki yang di hentakan keras, Soo-ah pergi meninggalkan Jun Hong yang masih terlihat bingung di depan meja makannya.
          Akhir-akhir ini Soo-ah selalu memikirkan Sehun. Sepertinya ia benar-benar menyukai namja tampan tersebut. Lagi-lagi ia berniat ingin melakukan sesuatu pada Sehun, kejadian yang telah lalu tidak membuatnya takut, karna dia adalah Han Soo Sup, ia tidak akan menyerah begitu saja.
          Ketika jam istirahat ke lima. Soo-ah pun meninggalkan Jun Hong di kelas sendirian, biasanya mereka selalu berdua ke mana-mana.
“Jamsiman ne..” Soo-ah memperingatkan untuk tidak mengikutinya.
“Yak!! Kemana kau akan membawa mawar itu??” teriak Jun Hong yang sudah tidak di dengar lagi oleh Soo-ah yang sudah menjauh pergi ke luar kelas.
______________________
“Huuu!! Dasar tidak tahu malu…”
“Huu.. yeoja kampungan.. berani sekali kau.. hahaha”
“Yak!! Di mana kau menaruh wajah mu? Di pantat heoh??”
“Yak.. sebaiknya kau berkaca sekarang..”
          Lagi-lagi para haksaeng menyorakinya. Ternyata Soo-ah mengatakan kalau ia sungguh mencintai Sehun dengan memberikan bunga mawarnya tersebut pada Sehun. Tentu saja Sehun semakin benci dan malu karna ulah Soo-ah yang sangat percaya diri itu. Ia pun mempermalukan Soo-ah di depan teman-temannya yang termasuk golongan orang kaya itu.
“Yak! Lebih baik kau enyah dari sekolah ini. Kalau tidak, maka aku sendiri yang akan menuntut mu agar kau hari ini juga di nyatakan keluar!! Arraseo!” bentak Sehun lalu di susul dengan teriakan teman-temannya.
          Kini Soo-ah menatap Sehun dengan reaksi geramnya. Tidak lagi seperti kekanak-kanakan. Ia bahkan menggenggam tangganya kuat, seakan-akan ingin melayangkan tinjuan-nya ke wajah Sehun.
“Wae? wae?? kau tidak terima?? Heoh? Hahaha… memangnya siapa dirimu?? Kau hanya gadis kampung yang kebetulan di terima di sekolah mahal ini. Kau bahkan tidak menyadari kalau penampilan kau itu layaknya orang gila..!” Sehun semakin membuat Soo-ah kesal.
          Soo-ah hampir menjatuhkan air matanya, tetapi berusaha menahannya. Tidak tahan mendengar gerombolan orang-orang sombong yang sedang mentertawakannya itu, ia pun langsung pergi begitu saja. Dan tidak jauh, Jun Hong pun datang. Ia terkejut melihat wajah Soo-ah yang tidak biasa itu.
“Soo-ah.. wae geurae??” tanya Jun Hong sangat khawatir.
          Soo-ah pun tidak memperdulikan lagi Jun Hong yang memanggilnya. Ia terus berjalan lurus mengikuti arah koridor.
“Soo-ah…” teriak Jun Hong lagi.
“Yak!! Mengapa kau peduli dengannya? Apa kau juga sama gilanya dengan dia..? hahaha…” ujar Sehun seenaknya pada Jun Hong.
“SEKIAA..!!”
          Jun Hong pun tidak tahan dengan kelakuan Sehun yang semakin menjadi. Ia pun menghampiri Sehun geram. Lalu mendorongnya kuat.
Buk!! Buk!! Buk!!
          Ia terus menghantam wajah Sehun dengan kepalan tangan kanannya. Perkelahian berakhir ketika salah seorang haksaeng namja memanggil Joon Seonsaengnim. Mereka sama-sama di jatuhi hukuman.
          Sudah dua hari Soo-ah tidak hadir di sekolah. Jun Hong benar-benar sedih. Ia juga sudah berkali-kali menghubungi Soo-ah, tetapi nihil. Ia juga tidak tahu di mana keberadaan rumah Soo-ah, karna ia sendiri tidak pernah bertanya.
“Soo-ah.. sebenarnya kau di mana..” Jun Hong terus-terusan bergumam sambil termenung di bangku-nya.
          Sebuah mobil Lexus hitam mendarat di parkiran sekolah tersebut, sehingga membuat anak-anak yang sedang lalu lalang di sana tercengang melihatnya, bagaimana tidak, mobil itu adalah mobil termahal. Tidak lama kemudian pun, turunlah seorang yeoja cantik dari dalam mobil tersebut. Ia pun mulai berjalan menuju kelas terhina-nya. Ia adalah Han Soo Sup. Ia kembali, tapi sekarang ia sangat berbeda, bahkan beberapa haksaeng pun ada yang tidak mengenalnya, ada yang menyangka anak baru, dan ada yang mengira-ngira kalau itu memang Soo-ah, tetapi tidak 100% yakin.
          Ketika Soo-ah melewati kelompok Sehun pun, mereka tercengang.
“Annyeonghaseo..” sapa Namjoon teman dekat Sehun.
          Tetapi sayangnya sapaan mereka tidak di acuhkan oleh Soo-ah. Dia terus berjalan ke depan tanpa menoleh sedikit pun.
“Yak yak.. sombong sekali dia..” tambah Yoo Kwon.
“(Bukankah itu Soo-ah..?ini gila.. dia sangat cantik)” batin Sehun curiga.
          Ia pun memasuki kelas. Jun Hong tersentak kaget melihat sahabatnya sendiri yang kian berubah itu.
“S soo-ah..?” gumam Jun Hong tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
          Soo-ah pun duduk di bangkunya yang memang bersebelahan dengan Jun Hong. Haksaeng lainnya pun terperangah melihat kehadirannya.
“Annyeonghaseo..” Soo-ah langsung tersenyum pada Jun Hong, hanya pada Jun Hong, ia akan memandang haksaeng lainnya dengan tatapan sinis.
“A annyeonghaseo.. neo.. neo.. Han Soo Sup??” ujar Jun Hong sambil meraba wajah Soo-ah.
“Eish.. tentu saja.. kau kira aku hantu?” sahut Soo-ah begitu formal dari biasanya dan tidak berlebihan lagi.
“Aigo.. neomu beogo shipeoyo…” Jun Hong langsung memeluk Soo-ah, karna ia begitu merindukkannya.
“Nado..”
“Annyeonghaseo” sapa Sehun langsung duduk di samping Soo-ah.
“Annyeonghaseo ^_^” balas Soo-ah lembut.
“Kenapa kau sendirian?” Sehun.
“Aniy.. aku hanya ingin sendiri..” Soo-ah melanjutkan lagi menulis ceritanya, ia memang suka menulis cerita, bahkan ia sudah pernah mencetak sebuah Novel yang berjudul Winter Time.
“Aa..”
          Mereka terdiam sejenak.
“Soo-ah.. mianhae..” ucap Sehun tulus.
“Wae?” tanya Soo-ah heran.
“Aku sudah sangat keterlaluan padamu.. jeongmal mianhae Soo-ah” kini Sehun menggenggam tangan kanan Soo-ah.
“Aa.. gwaenchana.. aku tidak pernah sama sekali membenci mu, jadi.. untuk apa kau meminta maaf..^_^” Soo-ah.
“Aku tahu sebenarnya kau masih membenciku.. jebal mianhae..” kini Sehun memeluk Soo-ah.
“Eish.. kenapa kau tidak percaya denganku.. aku sama sekali tidak membenci mu.. bahkan mungkin.. aku menyukaimu ^_^” kata Soo-ah.
“Jeongmal?” Sehun melepaskan pelukannya.
“Nde.. aku masih menyukai mu, Sehun-ah..” Soo-ah.
“Aku juga menyukai mu.. mianhae Soo-ah” Sehun memeluknya kembali karna merasa sangat bersalah.
          Mereka pun mulai menjalin hubungan. Sekarang Soo-ah sangat terkenal di sekolahnya. Ternyata orang tuanya adalah orang yang berkepentingan di Korea. Soo-ah sengaja berpenampilan norak karna ia ingin mencoba bagaimana rasanya menjadi orang yang aneh. Karna di kehidupan aslinya, ia adalah seseorang yang penuh akal atau lebih tepatnya licik. Tapi dia akan bersikap baik dengan orang-orang terdekatnya.
  
          Sehun sudah bersiap-siap dan ia akan pergi menjemput Soo-ah untuk makan malam berdua. Katanya ia akan menunggu di depan kedai caffe Byung.
          Ketika hampir beberapa meter lagi akan sampai ke kedai itu. Sehun nampak melihat dua orang yang menurutnya sedang melakukan hal yang menjijikan. Ia pun langsung melajukan mobilnya ke depan kedai tersebut, lalu ia membuka kaca mobilnya.
          Ternyata yang dilihatnya benar Soo-ah. Tapi apa yang sedang di lakukan yeoja itu. Ia sedang berciuman dengan Jun Hong. Sehun pun membuang muka karna melihatnya lalu melaju pergi.
CEGIRAL!! PABO! SEKIA!!” di jalan ia menyumpah sejadinya sambil berteriak tidak jelas.
____________
“Jun Hong-ah.. Choaheyo” ungkap Soo-ah.

“Nado.. Soo-ah” balas Jun Hong.

Soo-ah yang menyadari Sehun datang, sengaja melakukannya. Ia juga tidak memberi tahu pada Jun Hong kalau ia hanya ingin memanasi Sehun. Ia benar-benar licik dan tidak ada seorang pun yang tahu akan sifat egois-nya itu. 


The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar