Sabtu, 30 Mei 2015

BTS Jimin Fanfiction "My Destiny Part 1"



Story-line by      :        YeonVeggy
Actor                   :         Lee Dong Yoo
                                       Park Ji Min
Genre                  :         Romance. Nc21
Leng                    :        Part 1


 

Seorang yeoja yang bekerja paruh waktu untuk menjadi Bodyguard seorang actornamja kemana pun ia pergi. Ia adalah Lee Dong Yoo, yeoja polos yang dapat membuat siapa saja melihatnya akan terkena serangan jantung karna sejuta aegyeo-nya, ia adalah periang yang baik. Dan ia juga merupakan staff yang paling di percaya sejak dulu.
 “Dong Yoo-ssi..” panggil Baekhyun sang manager.
“Ne.. tuan.. ada apa??” ujar Dong Yoo tersadar dari kesibukan chattingnya.
“Jimin menyuruh mu untuk ke ruang rias” suruh Baekhyun.
“Baik tuan..” ujar Dong Yoo sedikit membungkukkan badannya.
          Ia pun segera menuruti perintah Baekhyun, manager Park Jimin seorang actor yang terkenal dengan wajah tampan originalnya tersebut. Dong Yoo pun membuka pelan pintu ruang rias, dan di lihatnya di sanaJimin sedang duduk di depan cermin.
“Annyeonghaseo..” sapa Dong Yoo yang kini tengah berdiri di belakang pintu sambil mendongakan kepalanya.
“Annyeonghaseo..ah Dong Yoo-ssi, kemari..” panggil Jimin baik hati.
          Dong Yoo pun masuk ke ruangan tersebut. Di pandanginya sekitar ruangan yang tidak terlalu besar itu, ternyata sedang kosong.
“Ne tuan..?” ujar Dong Yoo kehati-hatian ketika sudah berdiri di samping Jimin yang kini tengah memandangnya lewat cermin.
“Tolong rapikan rambutku..ini terlihat mengganggu. Hehe..” pinta Jimin sudah menganggap Dong Yoo seperti teman baiknya sendiri.
“(Kenapa harus aku?Kemana para Miyongsa-nya?)Maaf tuan..sebelah mana?” tanya Dong Yoo dengan wajah kolotnya sambil melihat-lihat rambut Jimin.
“Yogio..yogio..” tunjuk Jimin pada helai rambutnya yang terlihat berantakan.
“Aa..ne ne arraseo..” Dong Yoo pun segera menatanya dengan rapi.
          Sambil merapikan rambut Jimin dengan penuh kehati-hatian, Dong Yoo sampai tidak sadar kalau Jimin sedang memperhatikannya sambil tersenyum dengan senyuman khas-nya. Dong Yoo juga bingung kenapa jadi ia yang harus melakukan pekerjaan ini. Bukankah sudah tersedia tukang make-up.
“Selesai..” ujar Dong Yoo sambil berkacak pinggang karna dapat menyelesaikan pekerjaan yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.
“Belum..ini.. kau harus memakaikan ini di sini..” Jimin memberikan Air-linaer pada Dong Yoo lalu menunjuk ke bawah matanya.
“Ne..? o, tuan..sepertinya, aku tidak bisa melakukannya..” ujar Dong Yoo ragu-ragu.
“Aiish..kau hanya perlu menggoreskannya sedikit saja..” jelas Jimin santai.
          Dengan kehati-hatian Dong Yoo pun mulai menggoreskan air-linier tersebut ke bawah mata Jimin sebelah kanan. Ia benar-benar takut kalau goresannya tidak rapi, jadi ia mendekatkan wajahnya agar terlihat lebih jelas. Dan akhirnya sampai juga di sudut.
Chu
          Jimin mencium pipi kiri Dong Yoo. Dong Yoo terlihat seperti salah tingkah, lalu ia pergi dari ruangan tersebut. Jimin hanya tersenyum melihat tingkah laku Dong Yoo.Ia pun melihat wajahnya lagi kea rah cermin.
“Yak..kenapa hanya sebelah kanan??” Jimin baru sadar akan itu.
Jimin sudah menganggap Bodyguard-nya tersebut seperti Baby Sisternya sendiri.Karna apapun yang Jimin minta selalu saja di lakukan oleh Dong Yoo dengan tulus. Meskipun terkadang Jimin membuatnya melakukan hal yang susah, ia akan tetap menurutinya dengan selalu tersenyum.
          Jimin bersiap pergi ke kampus tepatnya di Chungbuk National University.Ia pun segera menghubungi Dong Yoo yang masih di rumahnya.
“Yeobboseo tuan?” angkat Dong Yoo merasa aneh.
“Yeobboseo..Dong Yoo-ssi, kau bisa menemaniku pergi ke kampus?” ujar Jimin dengan nada yang tidak seperti biasanya.
“Mwo?? Ah, maksudku..aku juga harus ke kampus tuan..” balas Dong Yoo keberatan.
“Hah..ya sudahlah tidak apa-apa.. annyeong..”
“Ttu..” baru saja Dong Yoo ingin memanggilnya tetapi Jimin sudah menutupnya terlebih dahulu.
“(Aigoo, ada apa dengan tuan..? aneh sekali..)” batin Dong Yoo curiga.
          Pukul sudah menunjukkan 21.15 pm. Tentu saja itu bukan waktunya untuk pulang bagi semua kampus di korea. Tetapi Dong Yoo meminta ijin dengan Parkseonsaengnim  agar ia di perbolehkan pulang duluan.
“Jebal..sekali ini saja seonsaengnim. Aku mendapat kabar kalau ayahku masuk rumah sakit..jebal..” mohon Dong Yoo dengan wajah memelasnya.
“Hm.. baiklah.. sana pergilah..” suruh Park seonsaengnim terdengar seperti sebuah paksaan.
“Ne.. geomapseumnida seonsaengnim..”
Ia segera keluar kelas dengan berlari-lari.Ia langsung menuju ke kampus Jimin menggunakan bus.
“Palli palli palli…” gerutu Dong Yoo sambil memegangi kedua tangannya.
          Ia takut kalau Jimin akan memarahinya karna ia tidak menuruti perintah Jimin tadi pagi.
          Akhirnya Dong Yoo pun sampai tepat di depan gerbang kampus yang besar tersebut. Saat itu memang belum saatnya pulang, jadi ia menunggu di halte yang terletak tidak jauh dari gerbang kampus itu.
“(Aigo, tuan..mianhae mianhae..)” batin Dong Yoo sudah ketakutan bahkan kini tangannya berkeringat.
          Tidak lama kemudian, terdengarlah suara bel kampus tersebut. Dong Yoo pun beranjak pergi dari halte tersebut, menuju ke gerbang dan menunggu mobil Jimin keluar dari sana.
          Setelah hampir 15 menit Dong Yoo menunggu, mobil Jimin belum juga terlihat dan sekarang sudah tidak ada lagi anak-anak yang menghambur keluar. Dong Yoo pun semakin curiga bercampur takut.
“Tuan..neo eodiga??” Dong Yoo tidak henti-hentinya bergumam.
Ia pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke halaman kampus itu. Dong Yoo segera berjalan ke parkiran. Akhirnya ia melihat mobil Jimin yang masih bertengger di sana. Ia pun segera berlari menuju mobil Hyundai tersebut.
“Tuan..” ujar Dong Yoo mengetuk kaca jendelanya dari luar.
“Masuklah..” buka Jimin di pintu sebelah kiri.
          Dong Yoo begitu terkejut setelah melihat keadaan Jimin saat itu.Wajah kanannya memar merah dan sudut bibirnya sedikit berdarah.
“T tuan..apa yang terjadi?” ujar Dong Yoo sangat cemas.
Jimin menghela nafas
“Aniya..naneun gwaenchana..” Jimin tersenyum manis pada Dong Yoo.
“Jeongmal, lalu kenapa tadi pagi tuan menyuruhku untuk menemanimu ke sekolah?” tanya Dong Yoo lagi penasaran.
“Haha..tidak. Sebenarnya..aku baru saja kalah dalam bertaruh. Sungyeol dan teman-temannya sengaja memancing emosiku. Karna aku pernah melaporkannya pada kepala sekolah ketikaia menghajar Seungjae. Siapa yang tidak terima dengan keadaan seperti itu, Sungjae adalah sahabatku sejak kecil.Ia pun semakin memancing emosiku, ia bilang aku bukan Sangnamja karna aku hanya berani berakting dengan yeoja, bukan memilikinya. Aku memang belum pernah berpacaran, sebab itulah ia mengatakan itu padaku. Maka dari itu aku menyuruhmu untuk datang ke sekolah, dan betapa bodohnya aku, kalau aku mengatakan jika yeojachinguku tidak tadang maka mereka boleh memukuli ku. Tapi sayangnya..hm.. ^_^” Jimin malah tersenyum.
“Mwo? (tuan.. kau…). Tuan..tuan harus istirahat sekarang juga. Luka tuan akan terinpeksi jika tidak di obati” pinta Dong Yoo begitu cemas.
“Ne arraseo..”Jimin pun segera melajukan mobilnya.
“Maafkan aku tuan..” ujar Dong Yoo lalu mengusapkan kapas yang sudah di beri alcohol pada wajah Jimin yang terluka.
“Ais..jinja..” rintih Jimin ketika alcohol tersebut meresap ke dalam lukanya.
“Jika tidak cepat di obati bagaimana nanti tuan akan syuting..” kata Dong Yoo.
Jimin hanya diam dan memperhatikan wajah Dong Yoo yang kini sangat dekat dengan wajahnya.
Chu!
          Dalam sedetik Jimin mencium Dong Yoo dengan tiba-tiba. Dong Yoo pun sangat terkejut dan wajahnya berubah menjadi kemerah-merahan.
          Tanpa berkata apa-apa Dong Yoo langsung pergi.
“Yak..kau tidak ingin ku hantarkan? Ini sudah malam..” tanya Jimin yang tidak di gubris oleh Dong Yoo.
          Dong Yoo pun keluar dari rumah besar actor tampan itu. Ia pun menyentuh bibirnya perlahan.
“I ige m mwoya..” ujar Dong Yoo dengan badan yang gemetar sambil berjalan perlahan.
“Siap..action..!”
“Yak!Neo nuguya??hais..” Hye Seung baru saja berbalik dan ingin melangkahkan kakinya.
“Hye Seung-ah..aku tahu aku playboy. Tapi sekarang hanya kau yang akupunya. Jika kau meninggalkan ku, siapa yang akan memperhatikan ku seperti dulu lagi? Ku mohon..maafkan aku..” mohon Jimin yang kini tengah memeluknya dari belakang.
“Lepaskan!..” Hye Seung pun meninggalkan Ho Young sendiri di sana. 
“Hye Seung-ah…” teriak Ho Young tanpa di pedulikan Hye Seung.
“Yaa..joha..” teriak Hae Chul sang sutradara bangga.
“Selanjutnya scane 5..” tambah Hae Chul lagi.
          Dong Yoo hanya bisa menunggu dan menyaksikan Jimin dan Bora yang tadinya memerankan sebagai Ho Young dan Hye Seung.Ia tidak ingin lagi melihat acting tersebut, dan lebih baik pergi ke caffe yang berada di dekat lokasi syuting baginya.Ia memesan Americano dan beberapa kentang goreng.
“(Tuan..)” batin Dong Yoo sedih saat mengingat Jimin memeluk Bora waktu syuting tadi.
          Dong Yoo sangat kelelahan karna menemani Jimin kemana-mana.Ia tertidur di sofa yang berada di rumah lokasi shooting saat orang-orang belum melakukan pekerjaannya. Tidak lama kemudian, Jimin pun datang menghampiri dan duduk di sebelahnya.Ia memperhatikan Dong Yoo yang sedang tertidur.
“Hm..choaheyo..” ujar Jimin dengan nada pelan sembari mengusap rambut Dong Yoo.
“(Mwo..?? jinja..??)” ternyata Dong Yoo tidak benar-benar tidur, ia hanya memejamkan kedua matanya.
          Jimin pun pergi dan mengambil naskah yang harus ia hafalkan.
“(Aigo, aku tidak percaya ini..tuan.. nado choaheyo..)” batin Dong Yoo kesal karna ia tidak bisa mengutarakannya.
Tuan, maafkan aku..
          Dong Yoo pun yakin dan benar-benar yakin akan mengirim pesan tersebut. Dan akhirnya ia memencet tombol send sambil memejamkan matanya.
“Aaaa… nan micheo….” Teriak Dong Yoo di kamarnya lalu menutup kepalanya dengan bantal, karna takut Jimin akan membalasnya.
          Tepat saja, tabletnya bergetar. Dengan ragu-ragu ia mengambil tablet tersebut.
“Tuann??” ujar Dong Yoo tidak percaya Jimin akan membalasnya.
          Ia pun segera membaca isi pesan Jimin itu.
Waeyo Dong Yoo-ssi?
          Balas Jimin bingung.
Naneun..
          Dong Yoo mengirim pesan tidak jelas tersebut.
Neo..? Wae??
          Tanya Jimin lagi semakin bingung.
Naneun..naneun..
          Sepertinya Dong Yoo tidak akan bisa menulis kata-kata itu.
Yak! Kau ingin berkata dengan jelas atau aku akan memecatmu..
          Balas Jimin kesal yang membuat Dong Yoo semakin takut.
Nado choaheyo
          Akhirnya Dong Yoo mengirim pesan gila itu.Karna takut, setelah mengirim pesan tersebut Dong Yoo langsung me nonaktifkan tabletnya.Ia berjalan kesana kemari, lalu melihat langit yang cerah malam itu keluar jendela.
“Aigo..apa yang harus ku lakukan..” gerutu Dong Yoo prustasi.
          Setelah membiarkan tabletnya mati selama 10 menit, ia pun menghidupkannya kembali. Munculah sebuah pesan dari Jimin yang ia takutkan itu.
Kau mengetahuinya? Yak..jadi tadi kau mendengar perkataanku ne? sungguh tak tertuga..
          Balas Jimin seperti terkekeh.
Ne tuan..jeongmal mianhae.. tidak seharusnya aku berkata seperti itu. Tapi itulah pengakuanku yang sebenarnya. Aku bekerja dengan mu karna aku menyukai mu tuan..aku benar-benar meminta maaf tuan..
          Pesan Dong Yoo membuat Jimin tertawa ketika membacanya.
Jeongmal? Dan aku pun sangat beruntung mempunyai Bodyguard seperti mu..sampai pada waktunya, kau akan jadi milikku..
          Dong Yoo sangat-sangat terkejut dengan pesan Jimin yang satu ini.
“Mwooo…???” kata Dong Yoo terperangah.
Plak!
          Ia menampar wajahnya sendiri karna ia merasa seperti bermimpi. Ia pun tidak tahu harus membalas apa karna sesuatu. Jadi ia pun langsung pergi tidur.
          Ketika ada waktu luang, Dong Yoo dan Jimin bersenang-senang.Dari pergi ke tempat karaoke, jalan-jalan, dan makan malam bersama.Mereka sangat menggunakan waktu bersamanya tersebut.Jimin pun tidak perlu kuatir dengan seorang paparazzi yang biasanya selalu mengincar para artis yang sedang dekat dengan seorang yeoja.Karna Dong Yoo adalah Bodyguard-nya sendiri. Sementara Dong Yoo ia pastinya akan selalu menurut ke mana Jimin mengajaknya pergi, terlebih lagi Jimin yang mentraktir.
          Sampai suatu hari, Jimin dan Dong Yoo sedang berada di dalam mobil.Mereka sama-sama terdiam.
Replay
“Dong Yoo-ssi..” ucap Jimin dengan reaksi bad moodnya.
“Wae tuan..?” tanya Dong Yoo masih seperti biasa.
“Orang tuaku akan menikahkanku..” ia melontarkan kata-kata yang membuat Dong Yoo begitu kaget.
“Jeongmal..?” kini wajah Dong Yoo pun lebih sedih dari pada Jimin.
“Hm, Dong Yoo-ssi..apa yang harus ku lakukan..” Jimin pun menyandarkan kepalanya di pundak Dong Yoo.
“Kau tidak sendiri tuan..dua hari yang lalu, orang tuaku juga mengatakan hal yang sama dengan ku.. aku memberontak dengan sangat, sampai-sampai appa menamparku..” tutur Dong Yoo lalu menjatuhkan air matanya tidak dapat menahan rasa sakit di dadanya.
“Apa kita harus melarikan diri?Tapi tidak mungkin. Pasti semua polisi yang ada di seoul akan mencariku ke semua tempat” pasrah Jimin lalu ia memeluk erat Dong Yoo.
“Kita harus menerima semua ini tuan..” ujar Dong Yoo lalu membalas pelukan Jimin dengan erat.
          Orang tua Jimin akan menikahkannya dengan seorang yeoja anak dari pemilik saham terbesar di Seoul. Dengan terpaksa Jimin menuruti kata-kata orang tuanya yang bersifat sewenang-wenang itu. Jika tidak, maka namanya sebagai seorang artis akan tercemar di kalangan masyarakat korea. Sebab, orang tuanya sudah menyebar luaskan berita tersebut.Dengan wajah tebal Jimin menahan rasa malunya.
“Eomma..appa.. apa pentingnya menikah heoh? Aku benar-benar tidak siap” ujar Jimin.
“Jimin-ah..mereka adalah keluarga kaya raya. Bahkan melebihi kita..tidak ada salahnya jika kami menikahkan mu dengan anak mereka” jawab Ibu Jimin seperti mata duitan.
          Sementara Dong Yoo.Ia juga akan di nikahkan oleh ayahnya. Sebab ayah menikahkannya, karna ayah si namja tersebut adalah teman baiknya sejak kecil.Jadi mereka sepakat untuk menikahkan anak-anaknya tersebut.
“Appa! Hentikan semua ini..aku sudah tidak tahan lagi.. mengapa kau menjodohkanku dengan namja yang tidak ku kenal..” bentak Dong Yoo dengan tangisnya.
“Ini aku lakukan terbaik untukmu dan keluarga kita..arra??” nasihat ayah Dong Yoo yang terdengar begitu mengiris hati itu.
“Kalian sudah gila..!!” teriak Dong Yoo lalu menghempaskan pintu ruangan ayahnya.
          Sampai pada waktunya hari pelamaran.Dengan berat hati dan terpaksa Jimin sudah bersiap di dalam kamar. Karna sebentar lagi tamu terpuji akan datang ke rumah mereka.
Dong Yoo-ssi..aku sangat mencintaimu..
          Tulis Jimin di pesan yang terakhir kalinya.Tetapi Dong Yoo sudah tidak membalasnya lagi.Ia pun keluar dari kamarnya dan beranjak turun ke ruang tengah karna tamu tersebut sudah datang. Ia sama sekali tidak ingin melihat keluarga tersebut, jadi ia hanya menundukkan pandangannya ketika menuruni tangga dengan hati yang kesal.
“Hah..tampan sekali…” puji ibu mertuanya itu ketika melihat Jimin yang hampir sampai ke ruang tamu, sementara ibu dan ayah Jimin hanya tersenyum malu.
Brak!
          Jimin sengaja menarik kursi dengan keras, lalu ia pun duduk. Ia tetap menundukkan pandanganya, sementara tangannya mengepal keras.
“Ayo beri salam pada mereka..” ajak si ibu baik hati.
          Ia pun melihat-lihat keluarga tersebut. Di pandanginya dengan sinis yeoja yang akan di lamarnya malam itu, yeoja tersebut juga menunddukkan kepalanya, mungkin ia malu dan takut karna ulah Jimin yang agak kasar itu.
“Annyeonghaseo” salam Jimin terdengar dingin.
“Annyeonghaseo..” sambut orang tua yeoja itu ramah tamah.
“Ayo..berikan salam kembali”  bisik ibu yeoja tersebut pada anaknya.
“Annyeonghaseo..” ujar yeoja tersebut dengan lemah lembut.
“D dong Yoo??”
“Tuaan..??”
          Betapa terkejutnya.Ternyata namja yang di jodohkan oleh ayah Dong Yoo adalah Jimin.Dan yeoja yang di sebut-sebut anak saudagar kaya raya oleh orang tua Jimin itu adalah Dong Yoo.Jimin sangat tidak mempercayai itu.Bagaimana mungkin, ternyata Bodyguard-nya yang selama ini bekerja paruh waktu dengannya adalah orang kaya yang di maksud oleh orang tuanya itu. Mereka pun benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi. Tetapi mereka sungguh bahagia.

The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar