Story-line by : YeonVeggy
Actor : Lee Dong Yoo
Park Ji Min
Genre : Romance. Nc21
Seorang
yeoja yang bekerja paruh waktu untuk menjadi Bodyguard seorang actornamja kemana
pun ia pergi. Ia adalah Lee Dong Yoo, yeoja polos yang dapat membuat siapa saja
melihatnya akan terkena serangan jantung karna sejuta aegyeo-nya, ia adalah
periang yang baik. Dan ia juga merupakan staff yang paling di percaya sejak
dulu.
“Dong Yoo-ssi..” panggil Baekhyun sang
manager.
“Ne.. tuan.. ada apa??”
ujar Dong Yoo tersadar dari kesibukan chattingnya.
“Jimin menyuruh mu
untuk ke ruang rias” suruh Baekhyun.
“Baik tuan..” ujar Dong
Yoo sedikit membungkukkan badannya.
Ia pun segera menuruti perintah Baekhyun, manager Park
Jimin seorang actor yang terkenal dengan wajah tampan originalnya tersebut.
Dong Yoo pun membuka pelan pintu ruang rias, dan di lihatnya di sanaJimin
sedang duduk di depan cermin.
“Annyeonghaseo..” sapa
Dong Yoo yang kini tengah berdiri di belakang pintu sambil mendongakan
kepalanya.
“Annyeonghaseo..ah Dong
Yoo-ssi, kemari..” panggil Jimin baik hati.
Dong Yoo pun masuk ke ruangan tersebut. Di pandanginya
sekitar ruangan yang tidak terlalu besar itu, ternyata sedang kosong.
“Ne tuan..?” ujar Dong
Yoo kehati-hatian ketika sudah berdiri di samping Jimin yang kini tengah
memandangnya lewat cermin.
“Tolong rapikan
rambutku..ini terlihat mengganggu. Hehe..” pinta Jimin sudah menganggap Dong
Yoo seperti teman baiknya sendiri.
“(Kenapa harus
aku?Kemana para Miyongsa-nya?)Maaf tuan..sebelah mana?” tanya Dong Yoo dengan
wajah kolotnya sambil melihat-lihat rambut Jimin.
“Yogio..yogio..” tunjuk
Jimin pada helai rambutnya yang terlihat berantakan.
“Aa..ne ne arraseo..”
Dong Yoo pun segera menatanya dengan rapi.
Sambil merapikan rambut Jimin dengan penuh kehati-hatian,
Dong Yoo sampai tidak sadar kalau Jimin sedang memperhatikannya sambil
tersenyum dengan senyuman khas-nya. Dong Yoo juga bingung kenapa jadi ia yang
harus melakukan pekerjaan ini. Bukankah sudah tersedia tukang make-up.
“Selesai..” ujar Dong
Yoo sambil berkacak pinggang karna dapat menyelesaikan pekerjaan yang belum
pernah ia lakukan sebelumnya.
“Belum..ini.. kau harus
memakaikan ini di sini..” Jimin memberikan Air-linaer pada Dong Yoo lalu
menunjuk ke bawah matanya.
“Ne..? o,
tuan..sepertinya, aku tidak bisa melakukannya..” ujar Dong Yoo ragu-ragu.
“Aiish..kau hanya perlu
menggoreskannya sedikit saja..” jelas Jimin santai.
Dengan kehati-hatian Dong Yoo pun mulai menggoreskan
air-linier tersebut ke bawah mata Jimin sebelah kanan. Ia benar-benar takut
kalau goresannya tidak rapi, jadi ia mendekatkan wajahnya agar terlihat lebih
jelas. Dan akhirnya sampai juga di sudut.
Chu
Jimin mencium pipi kiri Dong Yoo. Dong Yoo terlihat seperti
salah tingkah, lalu ia pergi dari ruangan tersebut. Jimin hanya tersenyum
melihat tingkah laku Dong Yoo.Ia pun melihat wajahnya lagi kea rah cermin.
“Yak..kenapa hanya
sebelah kanan??” Jimin baru sadar akan itu.
Jimin
sudah menganggap Bodyguard-nya tersebut seperti Baby Sisternya sendiri.Karna
apapun yang Jimin minta selalu saja di lakukan oleh Dong Yoo dengan tulus.
Meskipun terkadang Jimin membuatnya melakukan hal yang susah, ia akan tetap
menurutinya dengan selalu tersenyum.
Jimin bersiap pergi ke kampus tepatnya di Chungbuk National University.Ia pun
segera menghubungi Dong Yoo yang masih di rumahnya.
“Yeobboseo tuan?” angkat Dong Yoo
merasa aneh.
“Yeobboseo..Dong Yoo-ssi, kau bisa
menemaniku pergi ke kampus?” ujar Jimin dengan nada yang tidak seperti
biasanya.
“Mwo?? Ah, maksudku..aku juga harus ke
kampus tuan..” balas Dong Yoo keberatan.
“Hah..ya sudahlah tidak apa-apa..
annyeong..”
“Ttu..” baru saja Dong Yoo ingin
memanggilnya tetapi Jimin sudah menutupnya terlebih dahulu.
“(Aigoo, ada apa dengan
tuan..? aneh sekali..)” batin Dong Yoo curiga.
Pukul sudah menunjukkan 21.15 pm. Tentu saja itu bukan
waktunya untuk pulang bagi semua kampus di korea. Tetapi Dong Yoo meminta ijin
dengan Parkseonsaengnim agar ia di
perbolehkan pulang duluan.
“Jebal..sekali ini saja
seonsaengnim. Aku mendapat kabar kalau ayahku masuk rumah sakit..jebal..” mohon
Dong Yoo dengan wajah memelasnya.
“Hm.. baiklah.. sana
pergilah..” suruh Park seonsaengnim terdengar seperti sebuah paksaan.
“Ne.. geomapseumnida
seonsaengnim..”
Ia
segera keluar kelas dengan berlari-lari.Ia langsung menuju ke kampus Jimin
menggunakan bus.
“Palli palli palli…”
gerutu Dong Yoo sambil memegangi kedua tangannya.
Ia takut kalau Jimin akan memarahinya karna ia tidak
menuruti perintah Jimin tadi pagi.
Akhirnya Dong Yoo pun sampai tepat di depan gerbang kampus
yang besar tersebut. Saat itu memang belum saatnya pulang, jadi ia menunggu di
halte yang terletak tidak jauh dari gerbang kampus itu.
“(Aigo, tuan..mianhae
mianhae..)” batin Dong Yoo sudah ketakutan bahkan kini tangannya berkeringat.
Tidak lama kemudian, terdengarlah suara bel kampus
tersebut. Dong Yoo pun beranjak pergi dari halte tersebut, menuju ke gerbang
dan menunggu mobil Jimin keluar dari sana.
Setelah hampir 15 menit Dong Yoo menunggu, mobil Jimin
belum juga terlihat dan sekarang sudah tidak ada lagi anak-anak yang menghambur
keluar. Dong Yoo pun semakin curiga bercampur takut.
“Tuan..neo eodiga??”
Dong Yoo tidak henti-hentinya bergumam.
Ia
pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke halaman kampus itu. Dong Yoo segera
berjalan ke parkiran. Akhirnya ia melihat mobil Jimin yang masih bertengger di
sana. Ia pun segera berlari menuju mobil Hyundai tersebut.
“Tuan..” ujar Dong Yoo
mengetuk kaca jendelanya dari luar.
“Masuklah..” buka Jimin
di pintu sebelah kiri.
Dong Yoo begitu terkejut setelah melihat keadaan Jimin saat
itu.Wajah kanannya memar merah dan sudut bibirnya sedikit berdarah.
“T tuan..apa yang
terjadi?” ujar Dong Yoo sangat cemas.
Jimin menghela nafas
“Aniya..naneun
gwaenchana..” Jimin tersenyum manis pada Dong Yoo.
“Jeongmal, lalu kenapa
tadi pagi tuan menyuruhku untuk menemanimu ke sekolah?” tanya Dong Yoo lagi
penasaran.
“Haha..tidak.
Sebenarnya..aku baru saja kalah dalam bertaruh. Sungyeol dan teman-temannya
sengaja memancing emosiku. Karna aku pernah melaporkannya pada kepala sekolah
ketikaia menghajar Seungjae. Siapa yang tidak terima dengan keadaan seperti
itu, Sungjae adalah sahabatku sejak kecil.Ia pun semakin memancing emosiku, ia
bilang aku bukan Sangnamja karna aku hanya berani berakting dengan yeoja, bukan
memilikinya. Aku memang belum pernah berpacaran, sebab itulah ia mengatakan itu
padaku. Maka dari itu aku menyuruhmu untuk datang ke sekolah, dan betapa
bodohnya aku, kalau aku mengatakan jika yeojachinguku tidak tadang maka mereka
boleh memukuli ku. Tapi sayangnya..hm.. ^_^” Jimin malah tersenyum.
“Mwo? (tuan.. kau…).
Tuan..tuan harus istirahat sekarang juga. Luka tuan akan terinpeksi jika tidak
di obati” pinta Dong Yoo begitu cemas.
“Ne arraseo..”Jimin pun
segera melajukan mobilnya.
“Maafkan aku tuan..”
ujar Dong Yoo lalu mengusapkan kapas yang sudah di beri alcohol pada wajah
Jimin yang terluka.
“Ais..jinja..” rintih
Jimin ketika alcohol tersebut meresap ke dalam lukanya.
“Jika tidak cepat di
obati bagaimana nanti tuan akan syuting..” kata Dong Yoo.
Jimin
hanya diam dan memperhatikan wajah Dong Yoo yang kini sangat dekat dengan
wajahnya.
Chu!
Dalam sedetik Jimin mencium Dong Yoo dengan tiba-tiba. Dong
Yoo pun sangat terkejut dan wajahnya berubah menjadi kemerah-merahan.
Tanpa berkata apa-apa Dong Yoo langsung pergi.
“Yak..kau tidak ingin
ku hantarkan? Ini sudah malam..” tanya Jimin yang tidak di gubris oleh Dong
Yoo.
Dong Yoo pun keluar dari rumah besar actor tampan itu. Ia
pun menyentuh bibirnya perlahan.
“I ige m mwoya..” ujar
Dong Yoo dengan badan yang gemetar sambil berjalan perlahan.
“Siap..action..!”
“Hye Seung-ah..aku tahu
aku playboy. Tapi sekarang hanya kau yang akupunya. Jika kau meninggalkan ku,
siapa yang akan memperhatikan ku seperti dulu lagi? Ku mohon..maafkan aku..”
mohon Jimin yang kini tengah memeluknya dari belakang.
“Lepaskan!..” Hye Seung
pun meninggalkan Ho Young sendiri di sana.
“Hye Seung-ah…” teriak
Ho Young tanpa di pedulikan Hye Seung.
“Yaa..joha..” teriak
Hae Chul sang sutradara bangga.
“Selanjutnya scane 5..”
tambah Hae Chul lagi.
Dong Yoo hanya bisa menunggu dan menyaksikan Jimin dan Bora
yang tadinya memerankan sebagai Ho Young dan Hye Seung.Ia tidak ingin lagi
melihat acting tersebut, dan lebih baik pergi ke caffe yang berada di dekat
lokasi syuting baginya.Ia memesan Americano dan beberapa kentang goreng.
“(Tuan..)” batin Dong
Yoo sedih saat mengingat Jimin memeluk Bora waktu syuting tadi.
Dong Yoo sangat kelelahan karna menemani Jimin
kemana-mana.Ia tertidur di sofa yang berada di rumah lokasi shooting saat
orang-orang belum melakukan pekerjaannya. Tidak lama kemudian, Jimin pun datang
menghampiri dan duduk di sebelahnya.Ia memperhatikan Dong Yoo yang sedang
tertidur.
“Hm..choaheyo..”
ujar Jimin dengan nada pelan sembari mengusap rambut Dong Yoo.
“(Mwo..?? jinja..??)”
ternyata Dong Yoo tidak benar-benar tidur, ia hanya memejamkan kedua matanya.
Jimin pun pergi dan mengambil naskah
yang harus ia hafalkan.
“(Aigo, aku tidak
percaya ini..tuan.. nado choaheyo..)” batin Dong Yoo kesal karna ia tidak bisa
mengutarakannya.
Tuan, maafkan aku..
Dong Yoo pun yakin dan benar-benar yakin akan mengirim
pesan tersebut. Dan akhirnya ia memencet tombol send sambil memejamkan matanya.
“Aaaa… nan micheo….”
Teriak Dong Yoo di kamarnya lalu menutup kepalanya dengan bantal, karna takut
Jimin akan membalasnya.
Tepat saja, tabletnya bergetar. Dengan ragu-ragu ia
mengambil tablet tersebut.
“Tuann??” ujar Dong Yoo
tidak percaya Jimin akan membalasnya.
Ia pun segera membaca isi pesan Jimin itu.
Waeyo Dong Yoo-ssi?
Balas Jimin bingung.
Naneun..
Dong Yoo mengirim pesan tidak jelas tersebut.
Neo..? Wae??
Tanya Jimin lagi semakin bingung.
Naneun..naneun..
Sepertinya Dong Yoo tidak akan bisa menulis kata-kata itu.
Yak! Kau ingin berkata dengan jelas atau aku akan memecatmu..
Balas Jimin kesal yang membuat Dong Yoo semakin takut.
Nado choaheyo
Akhirnya Dong Yoo mengirim pesan gila itu.Karna takut,
setelah mengirim pesan tersebut Dong Yoo langsung me nonaktifkan tabletnya.Ia
berjalan kesana kemari, lalu melihat langit yang cerah malam itu keluar
jendela.
“Aigo..apa yang harus
ku lakukan..” gerutu Dong Yoo prustasi.
Setelah membiarkan tabletnya mati selama 10 menit, ia pun
menghidupkannya kembali. Munculah sebuah pesan dari Jimin yang ia takutkan itu.
Kau mengetahuinya? Yak..jadi tadi kau mendengar perkataanku ne?
sungguh tak tertuga..
Balas Jimin seperti terkekeh.
Ne tuan..jeongmal mianhae.. tidak seharusnya aku berkata seperti
itu. Tapi itulah pengakuanku yang sebenarnya. Aku bekerja dengan mu karna aku
menyukai mu tuan..aku benar-benar meminta maaf tuan..
Pesan Dong Yoo membuat Jimin tertawa ketika membacanya.
Jeongmal? Dan aku pun sangat beruntung mempunyai Bodyguard seperti
mu..sampai pada waktunya, kau akan jadi milikku..
Dong Yoo sangat-sangat terkejut dengan pesan Jimin yang
satu ini.
“Mwooo…???” kata Dong
Yoo terperangah.
Plak!
Ia menampar wajahnya sendiri karna ia merasa seperti
bermimpi. Ia pun tidak tahu harus membalas apa karna sesuatu. Jadi ia pun
langsung pergi tidur.
Ketika ada waktu luang, Dong Yoo dan Jimin
bersenang-senang.Dari pergi ke tempat karaoke, jalan-jalan, dan makan malam
bersama.Mereka sangat menggunakan waktu bersamanya tersebut.Jimin pun tidak
perlu kuatir dengan seorang paparazzi yang biasanya selalu mengincar para artis
yang sedang dekat dengan seorang yeoja.Karna Dong Yoo adalah Bodyguard-nya
sendiri. Sementara Dong Yoo ia pastinya akan selalu menurut ke mana Jimin
mengajaknya pergi, terlebih lagi Jimin yang mentraktir.
Sampai suatu hari, Jimin dan Dong Yoo sedang berada di
dalam mobil.Mereka sama-sama terdiam.
Replay
“Dong
Yoo-ssi..” ucap Jimin dengan reaksi bad moodnya.
“Wae
tuan..?” tanya Dong Yoo masih seperti biasa.
“Orang
tuaku akan menikahkanku..” ia melontarkan kata-kata yang membuat Dong Yoo
begitu kaget.
“Jeongmal..?”
kini wajah Dong Yoo pun lebih sedih dari pada Jimin.
“Hm,
Dong Yoo-ssi..apa yang harus ku lakukan..” Jimin pun menyandarkan kepalanya di
pundak Dong Yoo.
“Kau
tidak sendiri tuan..dua hari yang lalu, orang tuaku juga mengatakan hal yang
sama dengan ku.. aku memberontak dengan sangat, sampai-sampai appa
menamparku..” tutur Dong Yoo lalu menjatuhkan air matanya tidak dapat menahan
rasa sakit di dadanya.
“Apa
kita harus melarikan diri?Tapi tidak mungkin. Pasti semua polisi yang ada di
seoul akan mencariku ke semua tempat” pasrah Jimin lalu ia memeluk erat Dong
Yoo.
“Kita
harus menerima semua ini tuan..” ujar Dong Yoo lalu membalas pelukan Jimin
dengan erat.
Orang tua Jimin akan menikahkannya dengan seorang yeoja
anak dari pemilik saham terbesar di Seoul. Dengan terpaksa Jimin menuruti
kata-kata orang tuanya yang bersifat sewenang-wenang itu. Jika tidak, maka
namanya sebagai seorang artis akan tercemar di kalangan masyarakat korea.
Sebab, orang tuanya sudah menyebar luaskan berita tersebut.Dengan wajah tebal
Jimin menahan rasa malunya.
“Eomma..appa.. apa
pentingnya menikah heoh? Aku benar-benar tidak siap” ujar Jimin.
“Jimin-ah..mereka
adalah keluarga kaya raya. Bahkan melebihi kita..tidak ada salahnya jika kami
menikahkan mu dengan anak mereka” jawab Ibu Jimin seperti mata duitan.
Sementara Dong Yoo.Ia juga akan di nikahkan oleh ayahnya.
Sebab ayah menikahkannya, karna ayah si namja tersebut adalah teman baiknya
sejak kecil.Jadi mereka sepakat untuk menikahkan anak-anaknya tersebut.
“Appa! Hentikan semua
ini..aku sudah tidak tahan lagi.. mengapa kau menjodohkanku dengan namja yang
tidak ku kenal..” bentak Dong Yoo dengan tangisnya.
“Ini aku lakukan
terbaik untukmu dan keluarga kita..arra??” nasihat ayah Dong Yoo yang terdengar
begitu mengiris hati itu.
“Kalian sudah gila..!!”
teriak Dong Yoo lalu menghempaskan pintu ruangan ayahnya.
Sampai pada waktunya hari pelamaran.Dengan berat hati dan
terpaksa Jimin sudah bersiap di dalam kamar. Karna sebentar lagi tamu terpuji
akan datang ke rumah mereka.
Dong Yoo-ssi..aku sangat mencintaimu..
Tulis Jimin di pesan yang terakhir kalinya.Tetapi Dong Yoo
sudah tidak membalasnya lagi.Ia pun keluar dari kamarnya dan beranjak turun ke
ruang tengah karna tamu tersebut sudah datang. Ia sama sekali tidak ingin
melihat keluarga tersebut, jadi ia hanya menundukkan pandangannya ketika
menuruni tangga dengan hati yang kesal.
“Hah..tampan sekali…”
puji ibu mertuanya itu ketika melihat Jimin yang hampir sampai ke ruang tamu,
sementara ibu dan ayah Jimin hanya tersenyum malu.
Brak!
Jimin sengaja menarik kursi dengan keras, lalu ia pun
duduk. Ia tetap menundukkan pandanganya, sementara tangannya mengepal keras.
“Ayo beri salam pada
mereka..” ajak si ibu baik hati.
Ia pun melihat-lihat keluarga tersebut. Di pandanginya
dengan sinis yeoja yang akan di lamarnya malam itu, yeoja tersebut juga
menunddukkan kepalanya, mungkin ia malu dan takut karna ulah Jimin yang agak
kasar itu.
“Annyeonghaseo” salam
Jimin terdengar dingin.
“Annyeonghaseo..”
sambut orang tua yeoja itu ramah tamah.
“Ayo..berikan salam
kembali” bisik ibu yeoja tersebut pada
anaknya.
“Annyeonghaseo..” ujar yeoja
tersebut dengan lemah lembut.
“D dong Yoo??”
“Tuaan..??”
Betapa terkejutnya.Ternyata namja yang di jodohkan oleh
ayah Dong Yoo adalah Jimin.Dan yeoja yang di sebut-sebut anak saudagar kaya
raya oleh orang tua Jimin itu adalah Dong Yoo.Jimin sangat tidak mempercayai
itu.Bagaimana mungkin, ternyata Bodyguard-nya yang selama ini bekerja paruh
waktu dengannya adalah orang kaya yang di maksud oleh orang tuanya itu. Mereka
pun benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi. Tetapi mereka sungguh
bahagia.
The End

Tidak ada komentar:
Posting Komentar