Jumat, 24 Juli 2015

BTS V FANFICTION NC 22+ (YOU'RE IN DANGER THE SERIES TAEHYUNG VERS)






Art & Story-line by         : Yeon Veggy
Tittle                              : My Mysterious Girl (You’re In Danger the Series)
Prominent cast                :
-         Kim Tae Hyung
-         Jung Yeon Young
Length                            : Part 1




         Beberapa menit kemudian. Semuanya tertidur di depan laptop yang masih menayangkan anime hentai tersebut. Hanya manusia-manusia yang ada di video itu saja sekarang yang sedang beraktivitas. 


>>> 

Yeon Young bersama ke enam teman-temannya sudah tiba di sekolah mereka Hannyoung High School setelah di hantarkan oleh bus. Nae, mereka hari ini bersama-sama naik bus karna sudah bermalam di kediaman Dongyoo. Menikmati kebersamaan mereka.
Mereka berjalan dengan santai ketika di koridor. Membuat beberapa haksaeng memperhatikan mereka dengan iri karna kedekatan mereka yang berjumlahkan tujuh orang tersebut. Tetapi masing-masing dari mereka sudah mempunyai pasangan yang paling dekat. Seperti halnya Richan~Soo-ah, Yeon Young~Je In, Eunhwa~Dongyoo, dan Hakyo yang easy going terhadap siapa saja.
          Di saat yang lain sedang sibuk berbicara, Yeon Young hanya diam menatap lurus ke depan sambil berjalan pelan. Terkadang ia muak karna mendengar percakapan antara teman-temannya, membahas tentang berita artis di sana yang selalu saja menimbulkan sensasi, dan jawabannya ketika temannya mengajak untuk membicarakan hal tersebut, ia cukup berkata “Itu hoax”, percaya atau tidak percaya ia hanya mengatakan itu agar pembicaraan yang menurutnya sangat tidak penting tidak berlanjut sampai ke akarnya. Keadaan masih pagi dan ia tidak ingin membuang banyak suara hanya karna sesuatu yang tidak jelas untuk di bicarakan.
~~
Yeon Young POV
Saat Joon saem belum memasuki kelas, aku hanya menumpukan wajah di atas meja sambil memainkan pulpen yang sekarang sedang ku pegang. Memutarkannya dan terkadang sampai jatuh ke lantai.
“Aissh!! Yeon Young-ah.. temani aku ke toilet..” tiba-tiba saja Hakyo mengganggu acara melamun ku. Tidak biasanya ia mengajakku, itu karna dua orang di belakangku, yakni Dongyoo dan Eunhwa tidak memperdulikannya.
“Hm.. aku.. malas.. hehe..^^” Jawab ku apa adanya, aku memang nappeun chingu. Aku bisa menjadi sangat baik dan juga bisa menjadi sangat menyebalkan, itu hanya menurutku.
          Setelah mendengar jawaban ku yang begitu tidak bersahabat itu, ia langsung beralih pada Je-In yang sedang menulis sesuatu. Dan aku kembali pada posisi semula ku.
Yeonyoung POV end
~~
Saat yang di tunggu-tunggu pun tiba, apalagi kalau bukan bel pertanda jam sekolah berakhir. Semua haksaeng Hanyoung berlomba-lomba keluar dari kelas, ingin cepat terbebas dari neraka dunia tersebut, bahkan kutu kepala saja mungkin tidak berani untuk hinggap, karna di kepala setiap haksaeng mempunyai guncangan otak yang begitu dahsyat.
Begitu pula dengan Soo-ah, Richan, Dongyoo, Eunhwa, Yeon Young, Je In, dan Hakyo. Sesampainya di depan gerbang, mereka menghentikan langkah dan mulai berpamitan satu sama lain. Karna Hakyo dan Yeon Young setiap pulang sekolah mereka akan menunggu jemputan di halte. Sementara Eunhwa, Richan, Dongyoo, dan Soo-ah memilih untuk naik bus, lain halnya dengan Je-in, ia tinggal berjalan kaki saja karna rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah.
“Annyeong..” pamit Eunhwa, Dongyoo, Richan, dan Soo-ah ketika bus sudah tiba.
“Annyeong..” lambai Yeon Young, Hakyo, dan Je in.
“Aku juga harus pulang sekarang, annyeong..” setelah kepergian ke empat temannya barusan, Je in segera menyusul untuk pulang.
“Nae annyeong” Yeon Young.
“Hati-hati..” Hakyo.
          Hakyo dan Yeon Young duduk bersebelahan di kursi panjang halte tersebut. Bukan hanya mereka berdua, tetapi beberapa haksaeng lainnya pun juga ada yang menunggu jemputan. Sejak masuk di SMA tersebut, Hakyo dan Yeon Young sudah terbiasa dengan menunggu jemputan. Yeon Young, ia berkata sendiri kalau ia tidak bisa naik bus, selain itu ia juga malu jika harus pulang berjalan kaki terkecuali ada teman. Sementara Hakyo, eomma-nya sudah memberi peringatan padanya agar setiap pulang ia akan di jemput dan tidak boleh ke mana-mana, seperti jalan-jalan, naik bus, ke rumah teman, dan sebagainya. Itulah yang menyebabkan mereka mati kutu untuk menunggu jemputan dan terkadang mereka harus menunggu dari batas waktu, karna si penjemput biasanya lupa waktu.
Yeon Young POV
Tanpa ku perhatikan. Aku dapat merasakan sekarang Hakyo sungguh gelisah. Iya tidak pernah di jemput lebih cepat dari ku, kasihan juga dengannya.. jika saja rumah kami satu jalur, aku tidak akan segan untuk membawanya juga. Tapi sayangnya itu tidak seperti ke inginan ku.
“Aigo, lama sekali..” keluh Hakyo sebal.
“Nae..” aku ikut mengiyakan kata-katanya, sebenarnya tidak apa untuk ku jika harus menunggu seperti ini.
Tidak lama kemudian, sebuah mobil berwarna hitam mendarat di depan halte ini. Kaca mobil turun dan menampakkan wajah Yoon Dong, ah.. aku sedikit lega karna akhirnya aku akan pulang, bagiku rumah adalah hal terindah. Aku benar-benar tidak suka berada di luar. Itu karna di luar terdapat banyak manusia yang lalu lalang, membuat kebisingan di mana-mana, dan terlebih lagi terkadang mereka sangat suka mengganggu. Itulah yang membuatku trauma dan sangat benci ketika berada di luar.
“Mianhaeyo, aku duluan..” pamit ku sambil berjalan keluar dari halte itu.
“Nae, gwaenchana^_^. Annyeong..” Hakyo melambaikan tanganya dan ku lihat wajahnya semakin terlihat cemas.
“Annyeong..” aku juga melambaikan tangan padanya lalu setelah itu mobil perlahan berjalan.
Yeonyoung POV end
~~
          Tampak di tengah kesunyian jalan malam itu, seorang namja yang mengenakan hodie abu-abu sedang berdiri di bawah halte. Tujuannya hanya menunggu kendaraan semacam bus atau taksi untuk menghantarkannya pulang ke kediamannya.
Sudut matanya menangkap cahaya kendaran yang akan lewat di jalan itu, ia segera melepas headset yang tadi menghias di telinganya. Kendaraan yang di tunggu-tunggu tersebut ternyata bus. Tanpa harus melambai Bus tersebut sudah tahu dengan pengunjung yang akan menaikinya.
Namja itu pun berjalan dengan langkah beratnya, ia adalah Kim Tae Hyung. Saat seseorang belum mengenalnya, ia akan di sangka namja yang pendendam dan tidak banyak bicara. Itu terlihat dari tatapan tajam kedua matanya. Tetapi sifat itu bukanlah yang nomor satu dalam dirinya, ia adalah namja periang yang reaksinya terkenal berlebihan, bahkan hampir menyerupai manusia kurang 1000 ons. Tetapi entah kenapa malam ini sifat dinginnya keluar. Membuat wajah tampannya itu semakin terlihat sempurna.
Dengan santai Taehyung mengambil kursi barisan sebelah kiri, tepatnya di kursi kosong samping seorang yeoja yang duduk di dekat jendela dan yeoja itu tersadar dari lamunannya karna ulah Taehyung. Padahal di bus tersebut masih banyak menyisakan kursi, dan tepatnya sebelum ia memasuki bus tersebut, hanya yeoja itulah yang masih setia duduk di kursi bus yang berada di nomor dua dari belakang itu. Yeoja itu hanya diam dan tidak ingin mencari sebuah kesalahan dengan Taehyung.
Ia melepas hodie jaketnya yang tadi menutupi kepalanya, bahkan wajahnya hampir tidak terlihat jika dari samping. Rambut lurus blonde-nya memancarkan kilauan ketika cahaya dari luar masuk menembus kaca bus tersebut.
Taehyung POV
Apa salahnya duduk di samping anak ini. Aku ingin tahu bagaimana rasanya menjadi Jimin ketika menganggu yeoja misterius itu. Jadi.. apa boleh buat aku mengganggunya, hahaha. Aku yakin pasti ia risih dengan keberadaanku, ku luruskan kedua kaki ku agar ia ragu untuk menjauh, haha. Jimin-ah, kau bisa mengganggu yeoja tetapi kau tidak berhasil, benar-benar payah!. Aku yakin yeoja ini langsung luluh ketika aku merayunya. Fighting Kim Taehyung hahaha. Aku berdehem lalu..
“Saranghamnida…..” aku mengeluarkan suara beratku dan berharap ia langsung pingsan saat mendengarnya.
“Saranghamnidaa….” Ulangku lagi karna ternyata ia belum pingsan juga. Aku dapat mengetahuinya meskipun tanpa menatapnya.
“Saranghamnida..” ucapku lagi dan kali ini aku menggenggam tangannya yang bertumpu di pahanya.
Saat itu pula ia langsung menatapku. Apa ia baru menyadari keberadaanku heoh?. Dengan tampang apa adanya, aku mencoba mati-matian berharap ia akan mimisan ketika menatap kedua mataku ini          .
 “Saranghamnida” tuturku layaknya sangnamja. Aku tahu ia sedikit salah tingkah karna tingkahku, heol.. Taehyung daebak!
 “Apa kau kekurangan obat, oppa?” satu kalimat yang di ucapkannya seperti menganggap kalau aku ini orang gila. Apa aku ini gila?
“Saranghamnida” aku bersikeras ingin membuatnya luluh dan sangat berharap yeoja kawai ini juga mengatakan kalimat yang sama.
“Arraseo.. ireumi muosimnika?” ia malah menanyakan nama ku?. Hei, apa ia tidak menghidupkan wifi sehingga sinyal tidak tersambung ke otaknya?.
“Apa kau menyukai ku?” terpaksa aku harus mengganti kata-kata embun itu.
 “Yak, kau belum menjawab pertanyaanku” ujarnya sedikit gusar. Kenapa ia jadi memberontak seperti ini?.
“Aku tidak akan menjawab sebelum kau yang menjawab pertanyaan ku lebih dulu” desak ku sedikit mendekatkan wajahku padanya.
“Aku tidak menyukaimu..” jawabnya polos dengan jidat yang di kerutkan.
 “Hm…” mendengar jawabannya sungguh membuat ku kecewa. Ku sandarkan kembali tubuhku dengan bermuka masam. Mengapa namja pangeran seperti ku ini bisa-bisanya di tolak. Apa ia yeoja yang mempunyai kriteria namja jelek seperti Jimin? Aah, aniy aniy. Mungkin juga ia akan lebih tergila-gila lagi jika Namjoon hyeong yang menembaknya. Hahahaha…  
“Ireumi mwoeyo, oppa?” suaranya yang sangat ke yeoja-yeojaan membuatku teringat pada dongsaeng yeojaku. Suara dongsaengku memang cempreng, tidak seperti aku yang memiliki pita suara sebesar biji buah mangga.
“Kim Tae Hyung imnida” balas ku tanpa menatapnya. Tiba-tiba saja aku merasa hilang ingatan sekarang.
 “Dan kau siapa?” aku rasa aku juga harus mengetahui nama yeoja ini.
“Ne ireumeun Lee Dong Yoo imnida” jawabnya dengan penuh aegyeo.
“Nama yang bagus^_^” aku langsung tersenyum padanya.
 “Ehehe..” Dongyoo terkekeh mendengarnya.
Taehyung POV end
~~     
Mandi dan makan telah selesai sekarang. Tidak mungkin yeoja seperti Jung Yeon Young akan berlama-lama membiarkan akitivias seperti itu, ia sedikit perhitungan. Bahkan jika satu pekerjaannya ada yang belum terselesaikan, maka dengan terpaksa ia harus menyelesaikannya baru setelah itu bersantai. Tapi tidak untuk tugas sekolah, jika ia malas, tugas tersebut dapat ia biarkan sampai keberuntungan atau kesialan ia dapatkan.
Yeon Young kembali ke kamarnya dan langsung menuju ke computer. Saat itu pula ia langsung meng-Enter aplikasi Adobe Photoshop CS5 yang sudah tersedia di desktop-nya. Tidak ada kata lain selain computer, entah kenapa dirinya sangat candu dengan benda satu itu.
Tok tok tok
“Haish jangan bilang… ck!” Yeon Young  mendecak kesal lalu segera berdiri dan berjalan menuju pintu kamarnya yang ia kunci dari dalam.
          Ia menggeser pintu dan menampilkan sosok Eomma-nya yang di tangannya tengah memegang kartu beserta catatan daftar belanja. Mata datarnya menatap dengan muak, benci dengan aktivitas yang di lakukan berulang-ulang setiap malam.
“Tolong beli belanjaan ini” ujar Eomma-nya yang langsung menyurungkan benda-benda yang berhubungan dengan won itu pada Yeon Young.
“Nae nae..-_-” pasrah Yeon Young dengan wajah lesu.
~~
Yeon Young POV
Selalu seperti ini, selalu seperti ini. Tidak bisakah satu hari saja tidak menyuruhku keluar malam-malam seperti ini??. Eomma jebaaal… ini waktu istrahatku, jangan menyuruhku seperti ini terus-terusan.. Seberapa dekat pun market itu, aku tidak akan sudi pergi ke sana. Ini karna perintah Eomma, jika saja ia tidak menyuruh ku melakukannya. Lebih baik aku kelaparan dari pada harus keluar seperti ini. Arrrghh…!! Lihat anak bedebah itu, buat apa dia memperhatikanku? Dan di seberang sana, segerombolan namja gila juga memperhatikanku. Omo.. apa di wajahku ini ada sesuatu yang aneh? Mataku tidak punya lampu, bibirku bukan bibir kudanil, hidungku tidak punya empat lubang. Mengapa salah satu dari kalian pasti memperhatikanku! Wae?? wae??. Wajah kalian memang tampak menyedihkan. Neomu sekia!!!
          Sepanjang perjalanan Yeon Young tidak henti-hentinya menggerutu dan menyumpah dengan orang-orang yang terkadang memperhatikanya. Meskipun tanpa melihat ke sumber, ia dapat mengetahuinya. Memang letak market Sangji tidak terlalu jauh dari kediamannya. Tapi ia tidak akan suka jika di suruh ke market itu seberapa pun dekatnya.
~~
          Taehyung turun dari bus tersebut di dekat sebuah halte sepi. Ia harus berjalan lagi untuk sampai ke komplek. Tapi saat ini tujuannya bukan pulang. Ia menuju market Sangji, ingin mengisi perutnya yang terasa kosong setelah berjam-jam menonton pertunjukkan Skateboard di Hadong Expo.
~~
          Tanpa di sadari dari kedua pihak. Sebenarnya Taehyung berjalan tidak terlalu jauh di belakang Yeon Young dengan tujuan yang sama, yaitu market Sangji. Mereka sama-sama memasuki market tersebut dan akhirnya terpencar satu sama lain.
          Tinggal beberapa belanjaan lagi yang belum terpenuhi. Yeon Young terus mencari merek belanjaan yang sudah terdaftar. Wajahnya sungguh seperti seonsaengnim killer, ia begitu kesal saat ini. Benda yang ia ambil dari rak di lemparnya begitu saja ke dalam trolli, untung saja itu bukan telor.
Ia mengambil 3 kemasan Ramyeon siap saji, tapi tatapannya tanpa sengaja melihat pada seorang namja dari celah-celah lemari besar market itu, namja itu tidak lain adalah Taehyung yang juga tengah menatapnya dengan tatapan dinginnya.
Yeon Young POV
Mwo? Namja itu? Apa ia sudah lama menatapku?. Lebih baik aku pergi dari sini. Aku sudah yakin kejadian seperti ini pasti terus terjadi. Arrrghh!! Lain kali aku tidak akan mau jika di suruh, Yoon Dong hanya bersantai saja di kamarnya. Kenapa tidak dia saja? Huh neomu pabo.
Yeonyoung POV end
 “Aigoo, yeoja angkuh itu” batin Taehyung yang sadar.
          Yeon Young yang sadar akan Taehyung menatapnya dengan dingin, ia langsung menjauh dari tempat itu. Sementara Taehyung, tampaknya ia masih merasa kesal dengan Yeon Young yang memang tidak perduli dengan orang-orang yang tidak di kenalnya.
>>> 
          Di kampus. Namjoon, Jin, Yoongi, Hoseok, Jimin, dan Taehyung sedang bermain basket di lapangan tepatnya di halaman. Karna di kampus tersebut menyediakan dua lapangan basket, yakni di dalam ruangan dan di luar ruangan tepatnya bersebelahan dengan pertamanan di kampus tersebut. Jadi mereka lebih memilih dan kerap bermain di lapangan terbuka.
“Taehyung-ah..!” teriak Jimin yang satu tim dengan Taehyung agar melemparkan bola padanya.
          Secepatnya Taehyung melempar bola tersebut dengan kekuatan penuh. Bola tersebut terlempar terlalu jauh hingga melewati keberadaan Jimin.
BUG!
          Bola itu mengenai wajah seorang namja yang tengah berjalan melewati taman di samping lapangan tersebut. Namja itu sekarang tengah terduduk di tanah sambil menutupi hidungnya yang terasa sakit mungkin, dua temannya terlihat khawatir dengan keadaannya sekarang.
“Ah, apa yang kau lakukan Kim Tae Hyung?!. Tapi, aku kan tidak sengaja, jadi untuk apa aku takut?. Hm, lihat.. sepertinya ia akan marah sekarang” batin Taehyung dengan menatap datar pada namja itu.
“Yoon Dong-ah, gwaenchanayo?” tanya Heechon khawatir.
          Ia tidak menjawab, di usapnya darah yang keluar sedikit dari hidungnya. Ia menatap marah pada Namjoon dan teman-teman yang kini terdiam di lapangan sambil menatap ke arahnya. Yoon Dong langsung berdiri lalu berjalan ke lapangan basket.
 “Siapa yang melempar heoh?!!” bentak Yoon Dong geram sembari mendekat ke arah Namjoon cs. Dengan ragu-ragu Jimin menunjuk ke arah Taehyung.
Taehyung POV
Heol.. ia benar-benar marah. Dan kau Jimin pabo, sepertinya kau ingin aku dengannya berkelahi. Cha.. selesaikan ini Kim Tae Hyung.
Taehyung kini tengah menatap dingin pada Yoon Dong yang sekarang malah berjalan tepat ke arahnya dengan membawa bola basket tadi. Dengan tempo cepat, Yoon Dong juga melemparkan bola tersebut pada Taehyung dan
BUG!!
Bola itu tepat mengenai jidat Taehyung dengan keras. Merasa tidak terima, Taehyung datang ke arahnya dengan geram
BUG!!
          Sebuah tinjuan dari Taehyung mengenai sudut bibir Yoon Dong. Yoon Dong juga tidak mau kalah dan balas meninju wajah Taehyung dengan keras. Taehyung mencekram kerahnya sampai ia termundur ke belakang dan perkelahian hampir berlanjut.
“Yak yak yak yak…” Hoseok datang secepat mungkin ke arah Taehyung dan langsung memegangi lengannya.
          Taehyung mengelak dan ia kembali mencekram kerah baju Yoon Dong dengan tatapan tajamnya. Tetapi sekarang Seokjin juga ikut menahannya. Heechon dan Inhaeng juga mendekat lalu menarik Yoon Dong agar mundur. Yoon Dong dan Taehyung saling menatap satu sama lain dengan tatapan marah.
“Jeongmal mianhae.. kami tidak sengaja” Jimin membungkukkan tubuhnya pada Yoon Dong.
          Yoon Dong tidak menjawab apa-apa dan langsung pergi dari lapangan tersebut, di ikuti dengan Heechon dan Inhaeng. Taehyung masih menyaksikan kepergian ketiga orang tersebut dengan tatapan kesalnya.
“Siphal!” ia menyumpah sejadinya.
“Yak, kau sendiri yang melakukannya, buat apa kau marah” Yoongi terkekeh melihat tingkah dongsaengnya itu.
“Kau tahu sendiri kalau Taehyung sensitive” bisik Jimin pelan.
“Aaa.. setelah berkelahi dengan Jimin, kau berkelahi dengan kelas lain” Seokjin menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Taehyung.
          Taehyung meninggalkan hyung-hyungnya di lapangan tersebut masih dengan wajah kesalnya. Para hyung-nya saling menatap satu sama lain.
“Chakaman, sepertinya.. sebelumnya aku pernah melihatnya” Jimin memegang dagunya.
“Itu karna kita satu kampus pabo!” sambung Namjoon.
“Aniy, aku baru saja melihatnya di kampus ini..” Jimin membenarkan lagi.
“Itu karna kita baru melihatnya sekarang, kau pikir mengenali wajah mahasiswa di sini mudah? Haish..” cibir Hoseok.
“Jimin benar, aku juga merasa begitu..” Seokjin juga ikut memegangi dagu-nya.
“Aigo sudahlah. Jangan menambah beban pikiran.. kajja” Yoongi mengajak teman-temannya itu untuk pergi dari lapangan tersebut.
~~
          Taehyung berjalan menuju toilet. Di lihatnya wajah lebamnya di depan cermin.
Taehyung POV
Teringat wajah namja sekia itu. Mengapa terasa familiar? Seperti ada yang mirip dengannya. Tapi siapa? Ah mollaseo..  
Taehyung POV end
~~
          Di lain tempat. Yeon Young memandang ke luar jendela menatap haksaeng-haksaeng di bawah sana yang lalu lalang, sambil mendengarkan alunan lagu yang ia dengar lewat Headset.
          Merasa bosan, ia pun melepas kedua Headset yang menyumpal pendengarannya itu.
“Bagaimana hubunganmu dengan Heechon?” tanyanya pada Je In yang sibuk mengerjakan tugas rumah yang belum ia selesaikan.
“Hm.. joha..” Je In tersenyum.
“Apa kalian sudah berkencan?” tanya Yeon Young lagi.
          Saat itu pula Dongyoo mencolek bahu Yeon Young. Je In yang hampir menjawab menundanya sementara.
“Wae?” Yeon Young menoleh ke arahnya.
“O, aniyo..” tolak Dongyoo sembari menggeleng.
“Yak waeyo?” tampak wajah Yeon Young curiga.
“Hm.. tapi apa kau ingin mendengarkannya?” ujar Dongyoo takut ceritanya malah terdengar aneh di telinga Yeon.
“Gwaenchana..” Yeon Young.
“Kemarin malam ketika di bus.. ada namja tampan. Nae.. ia sangat tampan, tapi aku rasa ia aneh..” Dongyoo.
“Aneh? Kenapa?” Yeon Young.
“Ah sudahlah tidak usah di lanjutkan..” Dongyoo menggaruk-garuk kepalanya karna bingung. Yeon Young hanya menatapnya dengan heran lalu ia kembali ke posisi semulanya dan lanjut mendengarkan cerita dari Je-In.
~~
Pukul 21.54 KST.
Talk
Richan {Setelah pulang, kajja jalan-jalan }
Soosup {Nae nae nae }
Hakyo {Terdengar menyenangkan , aku akan menghubungi nan oppa}
Dongyoo {Jinja?  Ah arraseo arraseo}
Eunhwa {Yeeei, I like it! Traktiiir… }
Je In {Okay.. mumpung uang bulananku masih banyak }
Yeon Young {Aku mengantuk, keundae, gwaenchana.. }
Di saat keheningan ketika Son seonsaengnim sedang sibuk menerangkan di papan tulis tanpa menoleh ke arah murid-muridnya. Kesempatan bagi Je In CS untuk mengetik pesan di tablet dan berkomunikasi lewat Talk. Lagi pula pelajaran saat ini adalah pelajaran terakhir. Jadi tidak ada salahnya mereka mulai rusuh.
Yeon Young menatap datar ke layar tablet-nya. Mau tidak mau, karna semua teman-temannya setuju sepertinya ia juga akan ikut.
~~
          Setelah tiba di kawasan pameran malam. Mereka mulai berjalan ke sana ke mari untuk melihat berbagai macam pertunjukkan, games, pernak-pernik yang di jual, sampai pada makanan dan minuman.
Selang beberapa menit kemudian. Mereka terpencar karna sibuk memperhatikan segala macam yang ada di pemeran tersebut. Richan dan Soo-ah, Je In dan Yeon Young, Dongyoo dan Eunhwa, mereka berjalan entah kemana, mereka sibuk dengan diri mereka sendiri. Sementara Hakyo, ia tersesat sendirian.
Yeon Young bersama Je In berjalan ke arah toko yang menjual berbagai gelang, bros, dan hal semacamnya. Satu persatu barang-barang yang berjejer mereka perhatikan.
“Kau pilih yang mana?” kata Je In di tengah kesibukannya.
“Mollaseo..” jawab Yeon Young sedikit bingung.
~~
“Wuahahaha…. Huuuuuu!! Kalian kalah… hahahahaha” gelak tawa Namjoon membuat berisik kedai tersebut.
“Hahahaha… ini menyenangkan” tak kalah Yoongi juga tertawa puas.
“Hehehehe, yak kau golden maknae, kemana perginya golden andalanmu itu heoh? Hahaha…” ejek Seokjin sambil menunjuk wajah Jeongkook.
“Yak, kalian harus siap menerima hukumannya. Wahahaa…” Hoseok memegangi perutnya karna ia tertawa kelewat batas.
          Jimin dan Taehyung hanya dapat tertawa pasrah mendengar tim mereka kalah. Sementara Jeongkook, ia sudah merasa tidak nyaman dengan akal para hyung-nya tersebut.
Namjoon, Yoongi, Hoseok, Seokjin, dan Jimin asik menertawakan mereka dengan diam-diam, sementara Taehyung hanya menampakkan reaksi blank-nya dengan mulut terbuka.
“Mwoya ige?. Mereka pikir mendapatkan yeoja itu mudah heoh?. Lagi pula sejak dulu hingga sekarang aku belum pernah sama sekali menembak yeoja. Eotteokhaji..??” pikir Taehyung mulai kebingungan dengan akal hyungnya.
“Aahh.. ini dia hukumannya” kata Hoseok, mereka berbalik ke posisi semula.
“Men..dapat..kan yeo…ja..” kata Namjoon slow motion dengan gaya tangan kas-nya.
“Geurae..” tambah Seokjin setuju.
“Hm.. itu mudah” Jeongkook menganggap enteng.
“Sombong sekali kau, mentang-mentang popular di sekolah” cibir Jimin.
“Waeyo? Apa kau cemburu? Haha.. aku tahu kau itu tidak laku hyeong.. hahaha” tawa Jeongkook lalu di ikuti yang lainnya, dan sekarang wajah Jimin tampak kusut. Sementara Taehyung hanya tersenyum-senyum memperhatikan yang lain heboh berbicara.
Taehyung POV
Yak si Jeongkook mendapatkan yeoja. Yaah.. aku tahu yeoja itu satu sekolah dengannya, lihat saja seragamnya! Huh payah kau Kookie.. Di sampingku namja pemilik suara cempreng sejak tadi tidak berhenti tertawa, membuat telinga ku mendengung sekaligus akibatnya. Di antara kami ialah orang paling mudah tertawa dan sukar berhenti, Jiminie pabo.
“Yak! Kau yang tertawa paling over, kau juga kena hukuman arraseo?” dan akhirnya hyeong ketua menyambarnya juga.
“Ah hyeong.. perutku sakit wuahahaha…” tapi tetap saja ia masih tertawa.
“Kenapa kalian masih di sini?” Hoseok hyeong mengerutkan keningnya.
“Ah besok saja hyeong, aku ingin membeli gelembung” kata ku asal segera keluar dari kedai ini.
“Nado nado.. di sini tidak ada yang cantik, lain kali saja nae..” Jimin sepertinya juga membuntuti ku. Tetapi aku langsung berlari agar ia tidak mengikuti ku lagi.
          Hoosh.. hoshh… akhirnya Jimin kehilangan jejak ku ahaha. Aku berusaha mengatur nafas ku yang tersengkal setelah berlarian tadi. Ku lihat tepat di depan ku ada permainan Lotto. Heool… hadiahnya ada boneka singa lagi!!!. Aku harus mendapatkannya.. HARUS!!
          Ku masukan tanganku ke dalam wadah berbentuk tabung yang di dalamnya terisi penuh oleh bola-bola kecil berwarna-warni serta di setiap bola itu terdapat nomor undian. Ku aduk dengan ganas bola-bola tersebut dengan wajah yang tampak aneh. Satu bola berwarna hijau yang ku dapatkan dan bernomor 530.
“Ahjussi, ige” aku memberikan bola tersebut pada namja paruh baya pemilik permainan itu.
Lelaki itu segera mengecek nomor tersebut dengan hadiah-hadiah yang sudah tersedia. Mataku pun mengikuti gerak-geriknya, dan lelaki itu ternyata mengambil boneka singa yang sudah aku lirik sejak tadi. HEEOOOLLL… DAEBAAAKK!!!
“Yeeee….. aku beruntung……….. singa singa singaaa….!!!”
Teriak ku tidak tahu malu dan meloncat-loncat. Ku peluk erat-erat boneka ini, aku menyukai singa karna menurutku gambaran hewan yang pas denganku adalah singa, meskipun sifatku tidak seganas singa.. Keundae, aku bisa saja berubah menjadi seperti singa jika aku dalam keadaan menyakitkan. Believe it.
Aku berhenti berteriak tidak jelas ketika seorang yeoja tengah menatapku dengan mulut terbuka. Apa aku ini gila?. Hm.. yeoja itu adalah Dongyoo. Yeoja yang saat itu ingin sekali ku jadikan kekasih, dan sepertinya rasa ini masih bergelantungan di benak ku, aku masih menyukainya. Tanpa ragu aku langsung menemuinya.
“O! yak Dongyoo-ssi..” aku mengejutkannya yang tengah melamun itu.
“Annyeonghaseo” tegurku yang kedua kalinya, apa ia sedang mengalami pencucian otak?.
“O annyeonghaseo, hehe.. kita bertemu lagi” ia menggaruk kepalanya seperti orang linglung.
“Nae.. lihat! Aku mendapatkannya.. boneka singa. Sudah lama aku menginginkan ini, sejak pameran tahun 2013 kemarin dan malam ini aku baru mendapatkannya^_^” pamer ku sembari memamerkan boneka singa ini padanya.
“Aa.. joha joha. Aku senang mendengarnya, dan sejak tadi aku hanya mendapatkan permen di permainan ini. Menyebalkan..” dengus Dongyoo, ahahaha.. ingin saja aku tertawa keras ketika mendengarnya.
“Gwaenchana^_^” dukung ku.
Taehyung POV end
~~
“Ah sudahlah, aku bingung..” Yeon Young mendudukkan tubuhnya di kursi yang tersedia di depan toko itu.
“Nae, lagi pula barang di sini dominan mahal” sambung Je In lalu ikut duduk di samping Yeon Young.
          Mereka sama-sama terdiam duduk di kursi itu sambil memperhatikan orang-orang yang lalu lalang di sekitar mereka.
“Aku ingin ke toilet, gidaryeo nae” ujar Je In.
“Nae..” Yeon Young mengangguk.
Yeon Young POV
Aigo aku sendiri lagi, ini sungguh memalukan. Dari pada tidak ada yang di lakukan, aku segera mengambil tablet dari dalam saku blazer-ku, pura-pura terlihat seperti orang sibuk, padahal hanya bermain game saja.
Yeonyoung POV end
~~
        Taehyung dan Dongyoo berjalan di sekitar area tersebut. Dan keheningan tercipta kembali sama seperti saat di bus. Saat dalam diam wajah Taehyung tampak seperti tidak bersahabat, ia begitu dingin. Entah apa yang sedang di pikirkan namja itu sekarang. Dongyoo yang merasa sedikit ragu pada Taehyung terkadang meliriknya sesekali.
“Ah mianhae opp…..”
“Saranghamnida…..” ucap Taehyung saat Dongyoo mulai berbicara padanya.
 “Ah oppa aku harus..”
“Saranghamnida…” entah yang ke berapa kalinya Taehyung mengucapkan kata tersebut pada Dongyoo.
“Oppa aku harus pulang sekarang karna Eomma mengkhawatirkanku” dengan tempo cepat Dongyoo mengucapkannya.
 “Annyeong” yeoja itu langsung melangkahkan kakinya untuk pergi.
Sttt~
        Dengan sekali tarikan Dongyoo terjerat dalam pelukan Taehyung. Namja itu mengunci kedua lengannya di punggung Dongyoo, membuat yeoja itu mati rasa.
“Saranghamnida.. kau harus menjadi yeojachingu-ku malam ini” tuturnya sangat pelan tepatnya di dekat telinga Dongyoo, membuat bulu kuduknya berdiri.
“Yak!” Dongyoo mendorong kuat tubuh Taehyung.
 “Kau harus jadi yeojachingu-ku arra?” desak Taehyung.
“Mwo? Yak, bagaimana mungkin aku harus jadi yeojachingu-mu jika aku tidak menyukaimu? Aku hanya menganggap kau hanya seorang oppa untuk ku” tutur Dongyoo polos.
“Jinja? Baiklah kalau  begitu, annyeong..” saat itu pula reaksi lucu Taehyung kembali muncul, wajahnya terlihat seperti anak kecil yang baru saja di bentak oleh eomma-nya. Ia membelakangi Dongyoo lalu berjalan menjauh.
        Taehyung berjalan menuju warung di mana ia bersama para hyung-nya tadi berkumpul. Tetapi setelah ia masuk dan melihat dalamnya, tidak ada siapa pun selain Ahjumma pemilik warung tersebut. Ia pun keluar kembali dengan tempo jalan yang lambat dan dengan wajah lesu.
“Kemana perginya mereka..? aku di mana..? aku siapa..? ke manakah harus aku pergi..??” gumam Taehyung sambil melihat kiri-kanannya dengan wajah bingung
~~
Yeon Young POV
Je In eodiga? Kenapa ia selama ini?. Aku tetap bersikeras untuk tidak menjauhkan pandanganku dari layar tablet ini. Tiba-tiba saja Je In datang dan mendudukkan dirinya sangat dekat denganku, aroma parfumnya juga begitu menyengat dan harum. Tapi sejak kapan Je In memakai parfum seperti ini?. Ini aroma parfum namja. Segara aku menatapnya.
“Annyeong..”
MWO?? NAMJA NAKAL ITU!!!. Hahh.. tenangkan dirimu Jung Yeon Young. Jika kau bersikap baik padanya, pasti ia tidak akan berani macam-macam denganmu, percayalah.
“Nado annyeong^_^” aku sungguh berusaha terlihat baik hati di matanya. Ingat, dia adalah namja preman. Ini berbahaya.
“Park Jimin imnida.. bagaimana kabarmu?” ia tersenyum manis hingga kedua matanya hampir hilang. Hm.. lebih baik bukan?. Semoga saja ia tidak akan menculikku malam ini.
“Joha joha^^..” jawabku dan kembali memainkan tablet yang sudah ku genggam sejak tadi.
“Aa, nado joha..” katanya, padahal aku tidak bertanya.
“Apa yang kau lakukan?” tanyanya mendekat dan sedikit melihat ke layar tablet ku, apa-apaan namja ini-_-.
“Menghubungi temanku, ia lama sekali..” ujarku yang memang sejak tadi menunggu kehadiran Je In.
“Memangnya kemana dia?” katanya dan sedari tadi ia selalu menatap wajahku, aku sungguh tidak ingin menatapnya berlama-lama.  
“Ke toilet, tapi ia tidak membalas pesan ku lagi. Apa ia langsung pulang?” ya.. aku rasa ia memang sudah pulang. Mengapa ia begitu kejam?.
“Hm.. gwaenchana. Aku akan menunggumu sampai ia kembali^_^” mwo? Haish.. mendengarnya sedikit membuatku jijik.
“Ah gomapta..” meskipun begitu aku tetap berusaha tersenyum.
~~
“Ah aku harus pulang, mungkin Je-In memang sudah pulang. Tidak mungkin ia selama ini di toilet” aku sudah tidak tahan berlama-lama di sini.
“Jinjayo? Apa kau naik bus?” tanya Jimin dengan seringaiannya.
“Aniy, aku akan menunggu Yoon Dong di depan. Baiklah aku pergi dulu, Annyeonghi gyeseyo Jimin-ah” langsung saja aku melangkahkan kakiku.

“Gidaryeo! Bagaimana jika kita keluar bersama?” seperti di drama-drama, ia membuatku berhenti melangkah. Ku tatap matanya yang seperti bulan sabit itu, dan mengangguk.

Aku hanya diam dan namja yang saat ini masih setia menemaniku juga tengah diam. Tetapi matanya tidak berhenti untuk sesekali menatapku, iiissh.. berhentilah menatapku pabo..!!.

“Ah itu oppa ku, aku pergi dulu annyeong” aku mengejutkannya yang tengah melamun.

“O, nae annyeong..” ia melambaikan tangan padaku sembari tersenyum. Aku juga tidak percaya preman seperti dia bisa menjadi sebaik itu.

Yeonyoung POV end

>>> 
Pukul 15.30 KST.
Taehyung POV
        Untuk menghilangkah bosan, aku bermain Play Station bersama Jimin pabo. Ini sudah menjadi kebiasaan kami berdua ketika yang lain sedang sibuk mengerjakan yang lain.
“Aku bosan..” keluh Jimin lalu melepaskan stick PS-nya.
“Yak ambil kembali stick-mu!!” bentakku tanpa mengalihkan pandangan dari layar televisi.
“Aniyo. Aku ingin keluar..” ujarnya lagi. Ia sudah berdiri dari sampingku.
“Yak, bukankah sebentar lagi kita lanjut bermain Alkaggi?” aku menatapnya dengan curiga.
“Lalu bagaimana dengan hukuman kita? Apa kau sudah menyelesaikannya? Heoh?” tanya Jimin terlihat kesal.
“Animnida, yeoja tadi malam menolakku” jawabku dengan nada rendah.
“Jinjayo? Kau menembak seorang yeoja? Wuaahaha.. heol!” Jimin langsung kembali mendekatiku.
“Nae, tapi dengan mudahnya ia mengatakan kalau ia tidak menyukaiku, haish..” keluh ku dan sekarang rasa sakitnya masih tertinggal.
“Hm, sudahlah” Jimin kembali beranjak berdiri dan mulai melangkahkan kakinya lagi.
“Yak bukankah kita ingin bermain Alkaggi?” tanyaku seperti orang kolot.
“YAK!! Kau amnesia atau apa?? Sudah ku bilang kita belum menyelesaikan hukumannya, jadi kita tidak bisa lanjut arra?!! Entah bagaimana dengan nasib Kookie, apa yeoja itu menerimanya. Sudahlah aku ingin mengisi perutku” si pabo itu langsung keluar begitu saja, aish..
“Hais.. padahal aku sekarang sangat-sangat ingin bermain itu. Aku ingin melihat bagaimana wajah Yoongi hyeong kalah, ia selalu menang!” aku berbicara sendiri sambil menatap ke layar televisi.
Taehyung POV end
~~
“Annyeong..”
        Je In, Hakyo, Dongyoo, Eunhwa, Richan, Soo-ah, dan Yeon Young berpisah di depan sekolah besar mereka. Nae, setiap pukul kurang lebih 15.00 KST mereka harus pulang, tetapi bukan ke rumah melainkan untuk kerja paruh waktu. Je In, ia mulai mencari kerja ketika berada di kelas 10 bersama Yeon Young, hanya saja mereka berbeda tempat, ia bekerja di sebuah Perpustakaan kota. Soo-ah, ia bekerja di Beauty Salon dan sudah memulai pekerjaan tersebut sejak ia menginjak di kelas 12 seperti sekarang. Yeon Young, ia menuruti kata Eomma-nya untuk bekerja di sebuah Caffe. Dongyoo, ia mengambil kerja paruh waktu di sebuah market besar dan menjadi kasir di sana bersama Eunhwa, mereka memang sangat dekat sampai-sampai kerja paruh waktu pun mengambil tempat yang sama, mereka mulai bekerja ketika kelas 11. Hakyo, ia menjadi pelayan di restoran dan ia lah yang paling lama di antara yang lainnya mengambil kerja part time. Richan, ia bekerja di sebuah toko majalah dan hampir sama dengan Soo-ah, ia yang paling terakhir mencari kerja.
          Yeon Young, sekarang ia tengah menjalankan tugasnya untuk bekerja sebagai pelayan di caffe Eulji. Caffe yang sekaligus menyediakan layanan internet untuk semua pengunjung yang berdatangan ke kedai tersebut.
         
          Ia terus menawarkan buku daftar makanan pada setiap pengunjung yang berdatangan lalu menghantarkan makanan dan minuman tersebut kepada pengunjung yang sudah memesannya. Ia juga mempunyai teman dekat yang juga merupakan pelayan di caffe tersebut, Shin Hyun Hyo.

Yeon Young POV

Setelah selesai menghantarkan beberapa makanan kepada seorang ahjumma. Aku melihat namja yang mengenakan kaos putih tanpa lengan memasuki caffe ini dengan membawa tas. Ia segera duduk di meja paling pojok di mana meja tersebut belum ada yang menempatinya, dan ia segera mengeluarkan benda berwarna silver dari dalam tasnya itu, sebuah laptop. Aku sangat mengenal namja itu, Park Jimin. Aigoo.. jinja!.

Yeonyoung POV end

“Hyunie..” panggil ku pada Hyun Hyo yang tengah menaruh makanan ke atas meja pelanggan.

“Jamsimanyo..” setelah selesai ia langsung menemuiku.

“Waeyo?” tanyanya tergesa-gesa.

“Layani namja itu” aku menunjuk ke arah Jimin yang tengah bermain dengan laptop-nya.

“Yak! Sedang apa kalian? Tidak lihat pengungjung banyak yang menunggu heoh?” bentak Junhong, namja yang juga bekerja di sini dan ia menjadi tukang masaknya. Namja yang selama ini selalu di jodoh-jodohkan dengan Soo-ah, tetapi nyatanya mereka hanya berteman.

“Ah baiklah”

Hyun Hyo langsung menemui Junhong untuk mengambil makanan pesanan pengunjung. Aku hanya menatapnya dengan tatapan sayu. Terpaksa aku harus menemui Jimin yang sudah terbengkalai sejak tadi, aku harap ia tidak marah.

“Chogio..” sapaku lemah lembut layaknya pelayan ramah.
        Jimin langsung mengambil buku daftar yang aku surungkan dan mencontreng Kentang goreng, Hamburger, dan Cola. Dan ketika Jimin menyurungkan buku daftar itu kembali, ia menengadahkan kepalanya.
“O! Jung Yeon Young?” ujar Jimin sedikit terkejut setelah melihatku. Ia memang baru berkunjung ke cafee ini.
“Hm nae..^_^”  aku melemparkan senyum padanya.
        Aku segera kembali ke belakang untuk mengambil pesanan. Menunggu Junhong mempersiapkannya, Hyun Hyo pun datang dan sedikit mendekat ke arahku.
“Nugundae?” bisik Hyun Hyo padaku.
“Jangan menggosip di sini. Ini bukan waktunya bersenang-senang arrachi?” lagi-lagi Junhong memotong pembicaraan kami.
“Kau bukan ibuku arraseo?” balasku kesal padanya.
“Nae, gaya berbicaramu seperti orang tua saja” tambah Hyun Hyo.
         Setelah berdebat dengan Junhong aku segera menghantarkan pesanan Jimin.
“Mianhae jika lama” kataku sembari menaruh pesanannya ke atas meja.
“Gwachana, yak.. apa oppa boleh meminta waktumu sebentar?” tanya Jimin pelan. Aigoo, apa yang akan di lakukan namja ini lagi? Eeerghh…
“Algaesseoyo..” tetapi tetap saja sebagai seorang pelayan dan agar menjaga image, aku menuruti kata-katanya.
“Hm.. waeyo?” tanyaku ketika sudah duduk dengan rapi di hadapannya.
“Animnida, hanya saja..” ia terlihat begitu ragu ketika mengatakannya.
“Jhoneun, saranghamnida.. jadilah yeojachingu-ku” lanjutnya lalu respek menggenggam tanganku. Mwoya igee??.
“Geuraeyo? Ah jeongmal gamsahamnida..^_^” aku tersenyum manis padanya.
“N nae??” tanya Jimin merasa sedikit aneh.
“Terima kasih, karna sudah menyukaiku. Keundae.. nan niga anjoha Jimin-ah. Selamat menikmati makananmu, sekarang aku harus kembali..” aku menolak tawarannya dan menarik tanganku dari genggamannya perlahan. Lalu setelah itu kembali ke belakang dengan membawa nampanku.
        Apa yang ia katakana barusan memang sedikit membuatku bergetar. Tetapi itu karna aku tidak biasa dengan perlakuan seperti itu, aku memang tidak mempunyai rasa sama sekali padanya. Dan aku rasa, bukan ia namja yang aku sukai saat ini, geurae.
Yeonyoung POV end
~~

“Mwo? Kau menembak yeoja misterius itu? Jung Yeon Young??” tanya Taehyung sedikit tidak percaya.
“Nae, tapi ia tidak bersikap dingin padaku” jelas Jimin jujur.
“Ah.. bohong” cibir Taehyung.
“Terserah kau saja percaya atau tidak” Jimin membelakangi Taehyung dan lanjut memainkan laptopnya.
“Yak kau kenapa? Jarang-jarang aku melihatmu bermuka masam seperti sekarang, hahaha” ejek Taehyung.
“Yak!” Taehyung mendorong punggung Jimin pelan.
“Yak Jiminie..!” Senggol Taehyung lagi, tetapi Jimin tidak menggubrisnya sama sekali.
        Ia menatap Jimin dengan ragu lalu meninggalkannya sendirian di ruang tengah dan ia pergi ke luar.
Taehyung POV

Aku semakin penasaran dengan yeoja itu. Sungguh tidak percaya dengan apa yang barusan di katakan Jimin. Jika dulu ia bersikap dingin, mengapa sekarang tidak?. Dan tadi malam, aku yakin ia sangat menyadari keberadaanku. Tetapi ia menghilang begitu saja, aku rasa ia yeoja misterius. Ini jangan sampai di biarkan, mungkin akan jatuh korban jika tidak di tangani.

Ah nae, memangnya di mana Jimin bertemu dengan yeoja itu?. Aku harus menanyakannya.

“Yeoboseyo, ah Jiminie, di mana kau bertemu dengan yeoja itu??. Aa geuraeyo??? Mwo?? Pelayaan caffe??. Aniy, aku hanya bertanya.. wuahaha.. okay okay”

Tut~

Jinja?? Omo bagaimana bisa yeoja seperti dia menjadi pelayan di caffe?. Hm.. ini sebuah tanda tanya besar!.

~~

“Caffe Eul..ji.. hm!” ujarku membaca tulisan barner yang terpampang jelas di atas caffe tersebut. Tidak salah lagi, langsung saja aku memasuki caffe tersebut. Menerawang ke semua sudut di caffe itu, tetapi aku tidak melihatnya. Hanya ada dua pelayan yeoja yang aku lihat di sini. Tidak lama kemudian, salah satu yeoja tersebut berjalan menghampiriku yang masih setia berdiri di depan pintu.

Eoseo oseyo..” ujar yeoja itu menyapaku ramah. Aku pun membalas dengan membungkukkan badanku.

“Apa Jung Yeon Young bekerja di sini?” tanyaku heran sambil melihat-lihat ke arah lain.

“Nae, waeyeo? Anda mencarinya?” 

“Ah animnida, gomapta” aku langsung keluar dari caffe itu.

Taehyung POV end

          Hyun Hyo hanya mengerutkan jidatnya melihat tingkah Taehyung yang langsung pergi dengan alasan tidak jelas tersebut. Ia pun berjalan menemui Yeon Young yang ternyata berada di ruang bersantai mereka.

“Yak..” tegur Hyun Hyo.

“Hm?” sahut Yeon Young sembari memakan spagetinya.

“Berhati-hatilah” kata Hyun Hyo lagi dengan wajah serius.

“Wae?” kini Yeon menatap bingung pada Hyun Hyo.

“Ada namja yang menanyakanmu dan ia pergi begitu saja ketika aku meminta alasan padanya”

“Aa.. aku tidak percaya” Yeon Young kembali memakan spagetinya.

“Aiish sudahlah” ia pun pergi dengan muka masam dan lanjut menjalankan tugasnya.

~~

          Yeon Young tengah duduk di depan caffe Eulji yang sudah tutup sejak tadi. Tidak lain sekarang ia sedang menunggu jemputannya. Dan untuk menghilangkan rasa bosan ia juga memutar lagu lewat kedua headset-nya yang terhubung ke pendengarannya. Suara mobil yang lewat pun mungkin tidak akan terdengar oleh Yeon Young jika tidak ia sendiri yang melepasnya.

          Seorang namja tampan yang mengenakan baju hitam berlengan panjang, memakai topi, dan mengenakan masker yang menutup mulut beserta hidungnya. Ia kini tengah melangkah tepat ke arah Yeon Young yang tidak sadar dengan kehadirannya tersebut.

          Kini namja itu berdiri tepat di hadapan Yeon Young dan menatapnya dingin. Perlahan Yeon mengangkat kepalanya dengan heran. Dan ketika ia menatap wajah tersebut, ia sedikit terkejut.

Yeon Young Pov

Hey, mengapa manusia gila ini menatapku? ia menatapku seakan-akan aku sudah mencuri satu lusin celana dalamnya. Keundae, aku mengenali namja ini. Bukankah ia namja yang mirip Baekhyun itu?. Ia pikir dengan menyamar seperti itu aku tidak akan mengetahuinya? Dari matanya saja aku sangat mengetahuinya.

Yeonyoung POV end

          Nae, apa yang di ucapkan Yeon di benaknya itu memang benar. Namja itu adalah Taehyung. Tiba-tiba saja Taehyung melepas headset sebelah kanan milik Yeon Young.

“Wae?” tanya Taehyung dingin.

          Yeon hanya mengerutkan alisnya tidak mengerti. Ia mengambil kembali headset kanannya yang tadi hanya bergelantungan dan kembali ingin memasangnya, tetapi Taehyung menahan pergelangan tanganya.

“Wae?” tanya Taehyung lagi dan ia menatap tajam pada Yeon Young.

          Karna resah dengan tingkah tidak jelas Taehyung, Yeon Young pun beranjak berdiri dan melangkahkan kakinya. Dengan cepat Taehyung menangkap pergelangan tangan Yeon lagi, sehingga tubuhnya sedikit mendekat ke arah namja itu. Yeon Young sungguh tidak ingin menatap wajah namja itu. Taehyung mendekatkan kepalanya pada telinga Yeon, lalu di turunkannya masker yang tadi menutupi mulutnya.

“Apa yang kau lakukan pada Jimin?, kau akan membuatnya sakit. Setidaknya kau bisa membuatnya tersenyum kembali. Arra?”

          Setelah membisikkan kata-kata tersebut Taehyung langsung pergi begitu saja. Yeon Young yang masih terpaku di tempat itu sekarang hanya menatap kosong ke depan.

~~

“Ayo tambah lagi” Namjoon menuangkan wine pada gelas Taehyung.
“Sedikit saja hyeong” Taehyung langsung meneguk wine tersebut.
“Ah kalian ini.. apa enak?” tanya Hoseok memperhatikan teman-temannya itu.
“Daeyeonhaji, kau tidak ingin mencobanya?” Yoongi melirik Hoseok. Hoseok hanya menatapnya dengan penuh pertanyaan.
“Aigoo, ternyata kau tidak pernah berubah dari dulu Hoseok-ah. Dan kau satu-satunya namja yang tidak memakai anting-anting di sini.. ckck” ejek Seokjin.
        Hoseok hanya tersenyum simpul melihat kelakuan para sahabatnya tersebut. Entah adakah niat di dalam batinnya untuk ikut melakukan kerjaan temannya itu.
“Ayolah hyeong, kau kalah denganku? Haha..” cibir Jeongkook yang sudah beberapa gelas meminum wine-nya.
“Haruskah aku mencobanya?” Hoseok mengambil gelas yang sudah terisi wine dan menatapnya.
        Dan pada akhirnya ia meminumnya juga dan bisa di lihat dari reaksi wajahnya ia tampak kepahitan, itu karna ia pertama kalinya.
“Yak, Jimin tidak kembali juga” sadar Yoongi yang sudah meminum beberapa gelas.
“Mungkin ia membeli air mineral lagi. Kau tahu sendiri, ketika ia meminum wine maka setelah itu ia pasti membeli air mineral untuk menetralkan pusingnya” sambung Hoseok dan ia kembali menuangkan wine pada gelasnya, sepertinya ia mulai menikmatinya.
“Padahal itu tidak membantunya sama sekali, haha Jiminie pabo!” ejek Taehyung yang sudah menghentikan minumnya.
“Cari dia hyeong, ia akan tertidur di jalanan. Tumben sekali malam ini ia banyak minum wine” Jeongkook.
“Ini karna yeoja itu” kata Taehyung dan kembali wajahnya terlihat kesal.
“Nugundae?” Namjoon.
“Yeoja yang waktu itu di hadang Jimin. Sudahlah, aku akan mencarinya”
        Taehyung meninggalkan teman-temannya yang masih menetap untuk berada di kedai tersebut.
~~
Taehyung Pov

Sudah beberapa pelosok ku lewati. Tetapi aku belum juga mendapatkan Jimin. Mengapa ia selalu saja menyusahkanku heoh? Mungkin kalau tidak ada aku di kelompok itu ia tidak akan selamat, hanya aku yang perduli padanya. Dan bodohnya ia, ia pasti sudah tahu jika tubuhnya sangat mudah mabuk karna alkohol, seharusnya ia tidak meminumnya. Aigoo kau memang Jiminie pabo.

“O! Jimin-ah..!” aku tersadar saat melihat Jimin yang tergeletak di bawah halte bus dengan seorang yeoja di sampingya. Langsung saja aku berlari menemuinya.
“Dongyoo-ssi?” aku setengah terkejut karna yeoja itu adalah Dongyoo.
“O! itu taksi..” ia mengalihkan pembicaraanku, haish.
Taehyung POV end
~~
“Yak kita tidak membawanya ke rumah sakit?” tanya Dongyoo yang duduk bersebelahan dengan sopir.
“Aniy, langsung pulang saja” sahut Taehyung santai sambil memperhatikan Jimin yang masih belum sadar itu.
“Kau tidak lihat ia sangat pucat sekarang, oppa?” Dongyoo.
“Sudahlah kau jangan banyak bicara. Aku sahabatnya dan sudah tahu betul dengan kerjaannya yang seperti ini. Ia hanya perlu beristirahat di rumah” Taehyung.
“Hm..” Dongyoo mengangguk.
“Yak” tegur Taehyung dengan suara beratnya.
“Nae oppa?” Dongyoo menoleh ke arahnya.
“Kau mengenal Jimin? Sejak kapan?” tanya Taehyung dengan tatapan dingin andalannya yang terkenal dapat membuat serangan jantung itu.
“Mwo? Yak, memangnya ada apa jika aku mengenalnya? Tampaknya kau keberatan..” Dongyoo.
“Nae, aku sangat keberatan” ia masih menatap Dongyoo dari belakang.
“Waeyo? Bukankah aku bilang aku tidak menyukaimu. Jadi kau masih tidak terima?. Asal kau tahu saja, aku baru saja bertemu dengannya tadi dan aku sudah menyelamatkannya. Jika tidak, mungkin wajah mulusnya itu akan menghantam lantai di halte itu” jelas Dongyoo.
“Mwo? Jadi Jimin menimpamu lalu mencium bibirmu begitu?” desak Taehyung.
“A apa? Tahu dari mana kau oppa?” Dongyoo jadi salah tingkah dan ia sedikit tidak nyaman dengan sopir yang berada di sampingnya, sopir itu tengah menahan tawanya sekarang.
“Aku sudah kerap menonton drama” jawab Taehyung polos.
“Aku tidak akan membiarkanmu menyukai  Jimin, Lee Dongyoo” Taehyung berbicara dalam hati sembari menatap yeoja yang tengah membelakanginya itu dengan tatapan evil.
>>> 
          Jimin terbangun lalu mengangkat tubuhnya perlahan yang sedikit terasa nyeri. Di lihatnya Taehyung yang sedang bercermin sambil mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.

“Yak, aku rasa.. tadi malam ada sesuatu yang mengganjal bibirku. Apa itu kau?” tanya Jimin sambil memegangi bibirnya.

“Nae, itu aku” ujar Taehyung asal.

“MWO?? Haiish menjijikan!” Jimin menggosok bibirnya sendiri.

“Sudahlah mandi saja” Taehyung melemparkan handuk pada Jimin dan ia keluar kamar.

“Kau pikir aku akan mengatakan kalau yang kau cium itu Dongyoo heoh? Maldo andwae” batin Taehyung licik.

~~
“Ah menyebalkan!”

Tiba-tiba saja Dongyoo yang baru saja datang langsung melemparkan tasnya ke atas meja dengan wajah sedikit kesal.

“Waeyeo??” tanya Eunhwa heran.

“Kim Taehyung.. namja keras kepala. Aku tidak menyukainya, ia seperti melarangku untuk tidak menyukai namja lain. Memangnya siapa dia? Heoh bullshit!
 
“Geuraeyeo? Kenapa itu bisa terjadi?” ujar Soo-ah mendekat di susul Richan.

“Aku hanya menganggap ia sebagai oppa dan tidak lebih. Sebenarnya aku menyukai namja lain dan aku tidak sangka namja itu ternyata sahabatnya sendiri. Aku yakin ia enfi” tutur Dongyoo dengan wajah cemberut.

“Kau yakin tidak menyukainya Kim Taehyung itu?” tanya Richan dengan mengerutkan jidatnya.

“Aniy, ia aneh.. aku merasa ilfeel jika di dekatnya” jawab Dongyoo.

“Hm.. apa ia tampan?” Je In.

“Sangat tampan, tapi bagaimanapun aku memang tidak menyukainya” jelas Dongyoo dan sangat yakin dengan ucapannya.

          Seperti kebiasaan, Yeon Young hanya memandangi teman-temannya yang sibuk berbicara. Ia juga tidak sadar bahwa namja yang bernama Kim Taehyung itu adalah namja yang menemuinya tadi malam, yang ia tahu hanyalah namja kembaran dari Baekhyun Exo.

Yeon Young Pov

Mendengar cerita Dongyoo membuatku teringat pada namja kembaran Baekhyun Exo tadi malam. Sifatnya sedikit sama, sepertinya ia namja yang keras kepala. Bagaimana tidak? Ia menyuruhku untuk membuat Jimin tersenyum. Itu sama saja ia menjodohkanku dengan Jimin. Aku jadi penasaran dengan namja itu.

Yeonyoung POV end

“Yak, apa akhir-akhir ini kalian mempunyai rasa pada seorang namja?. Dan sebelum kalian bertanya, sudah pasti jawabanku adalah Jeongkook. Kalian sudah mengetahuinya sejak dulu bukan?. Sekarang aku ingin tahu dengan kalian” Hakyo mengubah pembicaraan yang sedikit berbeda sekarang.

“Jaeyong Oppa…” sambar Eunhwa nyaring.

“Haha si pabo” ledek Hakyo.

“YAAK!!” Eunhwa menatapnya tajam.

“Naneun.. molla.. mungkin hanya sekedar suka, bukan cinta” ujar Richan seperti berpikir.

“Nugu?” Soo-ah pun menatapnya dengan tatapan evil.

“Yoon Gi oppa, ia kapten basket yang terkenal di kampus Seoul National University. Ia sungguh keren” puji Richan.

“Wuaa jeongmal?, apa ia mengenalmu?” Eunhwa.

“Aniy..” jawab Richan dengan wajah memelas.

“Aku Heecheon oppa..!” ujar Je-In semangat.

“Hm arra arra” Eunhwa menanggapinya cepat, mereka memang sudah tahu akan itu.

“Naega eobsoyeo, tidak ada yang dapat membuatku luluh akhir-akhir ini” kata Soo-ah dengan muka pasrah.

“Hm begitu.. dan kau Jung Yeon Young?” Hakyo menatap pada Yeon.

          Yeon Young hanya menggeleng dengan tanpa eskpresi. Siapa saja yang melihatnya pasti orang-orang akan berpikiran kalau yeoja seperti dia bukan yeoja yang mudah jatuh cinta.

“Kita tidak akan tahu apakah Yeon Young itu tengah menyukai seseorang atau tidak, karna setiap hari wajahnya selalu saja seperti itu” ujar Eunhwa.

“Geurae, meskipun ia menyukai namja mungkin ia tidak akan memberitahunya pada kita” tambah Soo-ah. Sementara Yeon Young hanya diam, ia tidak akan marah meskipun teman-temannya menjahilinya, ia hanya diam dan diam. Masa bodoh untuknya melayani mereka.

“Lalu bagaimana dengan mu Dongyoo-ssi, apa kau memang menyukai namja itu? Sahabat Kim Taehyung?” Hakyo.

“Nae nae.. sepertinya aku menyukainya. Jimin oppa, nae itu namanya..” kata Dongyoo dengan wajah sumringah.

          Saat itu pula Yeon Young sedikit membulatkan kedua matanya.

Yeon Young Pov

J Jimin? Benarkah itu Park Jimin??. Lalu jika itu memang Jimin.. berarti.. sahabatnya itu.. adalah namja kembaran Baekhyun itu?? K Kim Taehyung.. namanya Kim Taehyung??. Ia menyukai Dongyoo??. Ia melarang Dongyoo menyukai Jimin, dan.. ia juga mengancamku untuk mendekati Jimin?? Apa itu semua ia lakukan karna Dongyoo???.

Yeonyoung POV end

“Wae?” tanya Je-In heran dengan perubahan wajah Yeon.

“Wae? aku rasa wajahnya tidak berubah sama sekali” Eunhwa.

“Gwaenchana” jawab Yeon Young datar.

~~
          Di kampus lagi-lagi mereka hanya mengisi waktu mereka dengan bermain basket. Tetapi hanya Taehyung dan Jimin yang tidak ikut, mereka berdua hanya menonton di pinggiran lapangan tersebut.

“Kau masih menyukai yeoja itu?” tanya Taehyung.

“Sebenarnya aku sangat berusaha untuk melupakannya” sahut Jimin tanpa mengalihkan pandangannya.

“Aku yakin ia akan datang padamu” Taehyung.

“Ia memang bersikap sangat baik padaku, tetapi sikap baiknya itu ia lakukan karna tidak menyukaiku” tambah Jimin dengan wajah dinginnya, ia sekarang tidak kerap tertawa lagi.

“Mwo?, ia bersikap baik denganmu karna tidak menyukaimu?. Tetapi bagiku ia adalah patung, ia tidak pernah sama sekali mau menatapku apalagi tersenyum padaku”

“Itu karna ia menyukaimu” sambung Jimin dengan cepat.

“Yak, bagaimana bisa?” Taehyung kini menatap wajah Jimin.

“Kau buktikan saja sendiri” Jimin meninggalkan Taehyung dan ia ikut bergabung bermain basket.

“Yeoja itu memang selalu menghindar jika aku ada di dekatnya. Apa perkataan Jimin itu benar?” Taehyung mulai menerka-nerka

~~

Taehyung Pov

Malam ini aku tengah duduk di depan caffe Eulji, tempat di mana yeoja itu bekerja. Aku sengaja menunggunya untuk membuktikan apakah ia memang menyukaiku.

Hampir 3 menit aku berada di sini, akhirnya pintu besar caffe itu terbuka perlahan. Dan yeoja itu, Yeon Young setengah kaget melihatku, aku dapat melihatnya. Ia hampir melangkahkan kakinya pergi.

“Gidaryeo” sanggahku cepat. Aku segera berdiri dan menemuinya.

“Bisakah malam ini aku meminta waktumu sebentar?” tanyaku sambil menatapnya, ia tidak menatapku sama sekali.

“Oppa-ku akan menjemputku” jawabnya pelan. Saat itu pula tabletnya bergetar dan ia mengeluarkannya dari kantong jaket tebalnya. Langsung saja aku merampas tablet tersebut dari tangannya.

“Yoon Dong oppa? Aa.. aku akan bilang padanya kalau kau tidak usah di jemput” ujarku sambil menulis pesan di tabletnya tersebut.

Ia hanya diam ketika aku melakukannya, tetapi wajahnya terlihat sedikit kesal. Sepertinya ia bukan yeoja pemberontak, sedingin itukah dia?.

“Ige, cha.. aku sudah mengirim pesan padanya. Jadi, apakah kau mau menemaniku jalan-jalan sebentar?” ku serahkan tablet-nya dan aku memasang senyum manis padanya ketika ia menatapku, meskipun tatapan itu hanya datar.

Akhirnya ia mau menuruti kata-kataku. Aku membawanya ke tepi sungai Han dan kami hanya duduk di sana. Ia menatap laut Han yang tampak indah ketika malam hari tersebut.

“Kau ingin es krim? atau coklat?” tawarku begitu ramah, yaah.. aku hanya ingin membuktikan perkataan Jimin itu.

“Aniy” sahutnya singkat.

“Ah geuraeyo? Hm baiklah..” aku tersenyum, meskipun senyuman manisku ini tidak di lihat olehnya.

Semakin lama aku semakin gemas dengan dirinya. Bagaimana tidak, ia tidak akan berbicara jika aku tidak bertanya. Itu pun beberapa dari perkataanku tidak di gubrisnya, apa-apaan yeoja ini??.

“Yak, kau menyukaiku kan?” ujarku tiba-tiba dan lagi-lagi berhasil membuat ia sedikit membelalakkan kedua matanya.

Tetapi tetap saja ia diam dan tidak ingin menatapku. Tanpa segan-segan aku menangkup wajahnya dan menariknya hingga berhadapan dengan wajahku. Ku tatap matanya dengan tajam, aku benar-benar penasaran dengan yeoja ini.

“Jika kau tetap diam maka aku akan melakukan sesuatu, kau menyukaiku?, geurae?” aku kembali bertanya, dan ia menatapku dengan tatapan kesal. Wae?.

“Jawab atau aku akan menciummu” lanjutku dingin.

Ia tetap diam, terpaksa aku pun benar-benar menambah kedekatan wajahku pada wajahnya. Menatap kedua matanya lekat lalu beralih menatap bibirnya yang hanya beberapa cm dariku itu. Hidungku pun hampir menyentuh hidungnya. Aku sungguh dapat merasakan nafasnya yang mulai tidak beraturan. Tinggal sedikit lagi bibir ini akan menyentuhnya.

“Aniy” jawabnya pelan dan membuatku menghentikan aktivitasku.

Ia memang menjawab pertanyaanku, tapi aku tidak yakin dengan itu. Aku pun kembali mendekatkan bibirku yang tinggal setengah cm itu dan saat itu pula ia menjauhkan wajahnya. Tangannya mendorong tubuhku yang hampir dapat memeluknya itu. Ia beranjak berdiri lalu melangkahkan kedua kakinya.

“Jika kau tidak mengaku, mungkin aku akan benar-benar menciummu” teriakku dan ia semakin mempercepat langkahnya. Aku yakin ia malu mengatakannya, haha Taehyung daebak.

Taehyung POV end
 ~~

Yeon Young Pov

Di jalan aku tidak berhenti terbayang-bayang dengan apa yang terjadi tadi, itu hanya mimpikan? Ayolah.. memangnya sejak kapan aku ingin melakukannya? nae, aku yakin hanya mimpi.

Yak sadarlah Jung Yeon Young, ia namja playboy. Nae, ia menyukai Dongyoo, jadi.. buat apa aku harus dekat-dekat dengannya. Keundae, kenapa tiba-tiba saja aku jadi sakit hati? Wae??? aaarrrghhhhhh..!

Sampai di depan pintu, ku buka dengan perlahan pintu tersebut. Ku lepaskan sepatuku lalu berjalan menuju dapur, tenggorokkanku sungguh dehidrasi sekarang. Aku baru saja belok ke arah dapur dan

“Eoh!” Kaget karna Yoondong yang hampir menabraku.

“Kenapa dengan wajahmu?” ia menatapku dengan senyum sinisnya.

“Wae? aniy” aku langsung meninggalkannya.

“Kau tahu? Wajahmu seperti tomat”  

Aku pura-pura tidak mendengarkannya, untung tidak ada eomma. Kalau tidak, ingin di taruh dimana mukaku ini?.

Yeonyoung POV end

>>> 
                   
Pagi pukul 08.00 KST ketika semua haksaeng di korea berhamburan di jalanan untuk pergi ke sekolah mereka. Dongyoo baru saja turun dari bus dan dari jauh Yeon Young juga baru datang. Ia sengaja tidak memanggil sahabatnya itu, entah apa yang membuatnya jadi sedikit menghindar dari Dongyoo.

Sementara Dongyoo tetap berjalan hingga sampai ke kelas, karna ia memang tidak menyadari keberadaan Yeon Young di belakangnya yang agak jauh itu.
~~
“Chaa.. pada hitungan ke tiga barisan paling depan akan langsung terjun dan melakukan gaya bebas sejauh 50 meter. Arra?” teriak Hyorin saem dengan suara centilnya.
“Arra..” jawab para haksaeng yeoja serentak.
          Saat ini para haksaeng yeoja kelas 12-B tengah berada di kawasan kolam renang di sekolah megah tersebut. Sekarang adalah jadwal mereka karna pertemuan sebelumnya para haksaeng namjalah yang tengah berlatih. 
Kini mereka sudah berganti dengan pakaian renang yang begitu ketat, tanpa lengan dan bawahan di atas lutut. Barisan mereka sudah terbentuk sesuai petak yang tertera di kolam renang tersebut. Semua tampak bersemangat, terkecuali Yeonyoung. Ia hanya merunduk lesu.
“Eottae?” bisik Yeonyoung khawatir pada Hakyo yang sebaris dengannya.
“Eum, kau bilang saja sedang sakit” usul Hakyo terdengar mengganjal.
“Sejak dulu juga aku selalu berkata seperti itu. Aku tidak ingin kejadian saat itu terjadi lagi” raut wajah Yeonyoung semakin kusut mengingat ia pernah lemas karna tenggelam di kolam renang tersebut.
“Aah benar juga. Bagaimana jika..”
“Jung Yeonyoung!!” tiba-tiba saja suara Hyorin saem membuat kedua yeoja itu sama-sama terkejut.
“Nde saem” sahut Yeonyoung yang berada di barisan paling belakang.
“Aku sudah tahu kau tidak akan bisa mengikuti olahraga ini. Terpaksa setiap kali jam olahraga berakhir ini kau harus membersihkan tempat ini, arra?” ujar guru wanita termuda di sekolah itu sambil menepuk pelan pundak Yeonyoung.
“Nde saem” yeoja itu mengangguk pasrah.
“Aah sebenarnya aku kasihan juga padamu.. tapi itu bla bla bla bla….”
          Yeonyoung tidak mengindahkan celotehan Hyorin saem lagi. Ia mundur dari barisan tersebut dan lebih memilih duduk lesehan di sana sendirian sambil memperhatikan teman-temannya yang sibuk berenang dengan lihai. Salahnya sendiri karna tidak bisa berenang sejak kecil, jadi sampai sekarang ia tidak pernah berani untuk mencobanya.
 “Gwaenchana^^” support Soo-ah sambil tersenyum lebar yang menatap Yeonyoung di belakangnya.
“(Sampai kapan aku terus seperti ini-_-)” Yeonyoung sendiri bingung dengan dirinya yang tidak pernah ingin masuk ke kolam renang apalagi belajar renang. Ia seperti mempunyai pobia kolam renang, mungkin.

~~

          Bel istirahat berdering, haksaeng-haksaeng mulai berhamburan keluar kelas, terutama di kelas mereka. Soo-ah dan Richan sudah stand by di depan kelas menunggu yang lainnya sedang membereskan buku untuk pergi ke kantin bersama-sama.

“Palli palli..” kata Soo-ah sambil menggoyangkan kaki kirinya, sementara Richan hanya memandangi haksaeng-hakeng yang sedang beraktivitas di lapangan dari kaca kelas.

“Cha.. kajja..” seperti kebiasaan, Dongyoo langsung merangkul Yeon Young. Tetapi Yeon Young hanya diam, biasanya ia akan ceria jika bersama Dongyoo. Tapi hari ini tersenyum saja tidak.

“Waeyo?” Dongyoo mengerutkan alisnya heran.

“Aniy” Yeon Young tersenyum pada Dongyoo. Tapi yeoja itu tahu betul kalau Yeon Young hanya tersenyum karna terpaksa, ia masih bisa melihat sesuatu yang di sembunyikan dari Yeon Young. Sementara yang lainnya hanya memilih untuk diam.

~~

          Di lain tempat terlihat Taehyung yang tengah berjalan menemui Jimin di kompleknya.

“Kajja ke perpustakaan” Taehyung merangkul bahu Jimin.

“Kau saja” Jimin menjauhkan dirinya dan meninggalkan Taehyung.

“Ah, pasti ia masih kesal dengan Yeon Young” gumam Taehyung pelan sambil menatap heran pada Jimin yang sudah berlalu.

~~
          Taehyung berjalan menuju caffe Eulji ketika setelah menyelesaikan tugasnya dari perpustakan yang ada di kampusnya, tapi yang ia lakukan di perpustakaan itu bukan belajar melainkan hanya membaca komik jepang.

          Ketika sampai di depan caffe tersebut, ia memandangi dari luar sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan di sana masih menyisakan beberapa orang yang mungkin adalah pegawai caffe itu sendiri, karna sepertinya caffe itu sebentar lagi akan tutup. Ia pun mendorong pintu caffe itu dan dengan cepat salah seorang pelayan menyambutnya ramah.      

“Eoseo oseyo..”

          Segera Taehyung membungkukkan tubuhnya juga dan segera mencari meja yang akan ia duduki. Matanya mengitari seluruh ruangan caffe itu mencari sosok Yeon Young. Tidak lama kemudian Hyun Hyo datang membawakan daftar makanan untuknya.

“Mianhamnida, sebelumnya.. bisakah anda panggilkan Jung Yeon Young?”

“Ah tentu saja” Hyun Hyo meninggalkan Taehyung yang masih setia menunggu.

          Caffe itu benar-benar sepi sekarang, hanya Taehyung-lah satu-satunya pengunjung di sana. Sambil menunggu, ia memperhatikan jalanan yang sudah sepi dari dalam caffe itu. Memainkan jari-jemarinya sehingga menimbulkan suara kecil di atas meja tersebut.

Tap, tap, tap~

          Samar-samar terdengar suara langkah kaki yang berjalan menuju ruang pengunjung tersebut. Taehyung tersadar dan langsung memandangi siapakah pemilik langkah kaki itu.

Tidak lain itu adalah Jung Yeon Young, yeoja yang ia tunggu. Tetapi yeoja itu hanya berdiri dengan jarak yang tidak dekat dengan dirinya. Ia menatap dingin pada Taehyung, tetapi namja itu tetap berusaha tersenyum manis padanya.

“Kemari” panggil Taehyung manis.

“Waeyo?” tanya Yeon Young tanpa ekspresi.

“Aniy, aku akan mentraktirmu. Kemarilah..”
         
          Yeon Young menatapnya dengan ekspresi yang tidak bisa di tebak. Merasa kesal Taehyung pun berdiri dari kursinya, berjalan menuju Yeon Young, menggandeng tangannya dan mendudukkan yeoja itu tepat di meja itu juga, meja yang tadi ia pilih. Lalu Taehyung pun duduk kembali ke kursinya yang semula. Ia memanggil pelayan dan dengan cepat pelayan itu datang yang tidak lain adalah Hyun Hyo. Taehyung memilih makanan dan minuman yang ia pesan, setelah itu ia menatap pada Yeon.

“Pesan apa?” tanya Taehyung dan Hyun Hyo sudah menunggu sambil tersenyum.

“Animnida”

“Wae..? satupun kau tidak mau?” Taehyung mengerutkan jidatnya.

          Yeon Young menggeleng pelan. Taehyung hanya dapat menghembuskan nafas menahan amarahnya.

Sambil menunggu pesanan, Taehyung tidak bosannya menatap Yeon Young, membuat yeoja itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia benar-benar heran kenapa yeoja yang sekarang tengah duduk tepat di hadapannya mempunyai sifat yang aneh. Sebenarnya Taehyung merupakan namja yang menyukai yeoja dengan sifat perduli, karna suatu saat, jika ia sudah mempunyai kekasih ia ingin kekasihnya dapat memperdulikannya setiap waktu. Meluangkan waktunya hanya untuk mengurus Taehyung.

“Tidak seharusnya kau bersikap seperti itu padaku. Jelas-jelas aku lebih tua darimu” ucap Taehyung yang membuat Yeon Young menatapnya.

          Yeon Young hanya menanggapi kata-katanya cukup dengan tersenyum simpul lalu ia kembali menatap jalanan di luar caffe itu. Tetapi ketika ia melamun menatap ke arah luar, ekspresinya sungguh berbeda, jauh lebih terlihat seperti yeoja polos. Taehyung yang memang menyadarinya tersenyum simpul tanpa sepengetahuan Yeon Young.

“Kau masih kekanak-kanakan, tetapi sifatmu seperti orang dewasa. Kau membuatku semakin penasaran dengan dirimu. Apa kau bisa ceritakan sedikit tentang sisi kehidupanmu? Seperti lingkungan sekolah, keluarga, bahkan orang-orang yang kau cintai. Hm?” Taehyung masih setia mengajaknya berbicara.

“Wae?” tanya Yeon Young pelan masih menatap jalanan itu dengan tatapan sendu. Reaksinya kembali berubah ketika suara Taehyung lagi-lagi menyambarnya. Entah kenapa setiap ia mendengar Taehyung berbicara ataupun menatap wajahnya, ia akan menatapnya dengan sinis dan terkadang tanpa reaksi.

“Kenapa? Katamu kenapa? Kau tahu? Sejak aku bertemu denganmu dan hingga sekarang kau hanya berbicara satu dua kata saja. Apa perlu aku menjadi guru bahasamu heoh?” Taehyung tidak habis pikir. Ia terus berusaha agar Yeon Young berbicara lebih banyak padanya.

“Kau membuat Jimin berubah, kau tahu itu? Apa kau sudah melakukan apa yang ku perintahkan? Atau kau tidak melakukannya sama sekali?. Atau jangan-jangan, kau menyukaiku, benarkan?” ia sedikit menaikan nadanya.

Yeoja itu hanya menatap Taehyung dengan wajah sinisnya.  Ia beranjak berdiri dan berjalan keluar dari caffe itu, meninggalkan Taehyung sendirian di sana.

Taehyung menghela nafas panjang, berusaha menahan amarahnya yang mulai memuncak karna di acuhkan oleh yeoja dingin itu.

Taehyung Pov

Bukankah ini sebuah penghinaan?. Apa ia sungguh tidak menyukai Jimin?, dan benarkah ia menyukaiku? Aaah.. tapi itu sangat tidak mungkin, dari wajahnya saja tidak tersirat sama sekali bahwa ia menyukaiku. Soal ia yang kerap terkejut saat itu, itu mungkin karna efek wajah tampanku, hm.

Aaaaah!! Tapi anak itu sungguh keterlaluan, ia benar-benar membuatku penasaran. Membuatku gemas sekaligus geram, jika saja ia kekasihku mungkin ia akan ku buat menyesal seumur hidup.

“Mianhae karna lama..” pelayan caffe itu baru muncul setelah aku sudah kenyang karna ulah Yeon Young. Nafsuku hilang begitu saja.

“Ini, kau makan saja nona, aku sudah kenyang” aku memberikan bayarannya lalu keluar dari caffe tersebut.

Taehyung POV end

          Hyun Hyo menatap kepergian Taehyung dengan tatapan bingung. Ia menatap makanan yang sudah di pesan oleh Taehyung tadi.

“Benar juga apa katanya” gumam Hyun Hyo sambil mengangguk kecil. Ia pun duduk di kursi yang tadi di tempati oleh Yeon Young, lalu memakan makanan yang memang baru di buat oleh Jun Hong. Sayang akan makanan tersebut, lagi pula ia memang belum makan.

Sementara Yeon Young, sejak ia tahu kalau ada seseorang yang menunggunya di caffe itu, ia pun segera mengganti pakaian seragamnya karna setelah itu ia memang akan langsung pulang.

~~

          Taehyung hanya berjalan kaki untuk mencapai kompleknya, ia bosan jika harus naik bus atau taksi terus-terusan, menikmati angin malam sekarang sedikit membuatnya tenang.

          Dari jarak beberapa meter matanya menangkap sosok yeoja yang ia kenal, yeoja itu tengah duduk di halte yang di mana tempat itu adalah tempat ia menemukan Jimin pingsan.

“Lee Dongyoo?” gumam Taehyung pelan sambil menyipitkan kedua matanya untuk memperjelas.

          Tanpa keraguan Taehyung berjalan tepat ke halte itu. Dongyoo yang tersadar pun merundukkan kepalanya, tidak ingin menatap mata tajam yang Taehyung  miliki.

“Annyeong” sapa Taehyung yang langsung duduk tepat bersebelahan dengan Dongyoo.

“Nae..” jawab Dongyoo pelan. Ia masih menundukkan pandangannya, ia takut Jimin akan datang saat itu juga.

“Menunggu bus nae?” Taehyung berusaha melihat wajah Dongyoo yang sedang di tekuknya itu.

          Dongyoo hanya menggeleng. Taehyung mengerutkan jidatnya melihat tingkah Dongyoo yang menurutnya berubah drastis itu. Ia pun tersenyum lalu tangan kirinya ia rangkulkan ke punggung Dongyoo.

“Kau ada masalah?” tanya Taehyung kembali.

“Yak! Apa yang kau lakukan?!”

          Suara seorang namja yang kehadirannya tidak di sadari oleh Taehyung sedikit membuatnya terkejut. Namja itu tidak lain adalah sahabatnya sendiri, Park Jimin. Jimin langsung menarik pergelangan kanan Dongyoo, di liriknya Taehyung dengan tatapan sinis. Lalu membawa Dongyoo pergi dari halte tersebut.

“Heol.. sejak kapan mereka?? Aarrghh!!!. Mengapa semua manusia hari ini membuatku gila!” batin Taehyung panas.

          Taehyung berdiri sambil berkacak pinggang, dan amarahnya lagi-lagi memuncak.

BUG!

          Ia menendangkan kakinya kuat ke kursi besi di halte tersebut. Untung saja kursi itu permanen, jika tidak mungkin akan terbalik karna ulahnya.

~~

          Taehyung berusaha memejamkan kedua matanya dengan di temani lagu yang ia dengar lewat headset. Tetapi cara tersebut tidak membuatnya tertidur juga. Alhasil, ia hanya menatap kosong ke langit-langit kamarnya.

Kret~

          Pintu kamarnya terbuka dan menampakkan sosok Jimin di depan pintu tersebut. Namja itu tetap terlihat dingin, ia pun berjalan ke kasurnya yang berseberangan dengan kasur Taehyung. Taehyung bangun dan mendudukkan tubuhnya.

“Yak, apa Yeon Young sudah menemuimu?. Aku sangat yakin pada akhirnya ia akan menyukaimu, ia masih berusaha menyesuaikan diri, nae. Dan.. kenapa bisa-bisanya kau kenal dengan Dongyoo?” ia membuat Jimin terhenti untuk naik ke kasurnya.

“Hey bodoh! ia menyukaimu arraseo? kenapa kau lakukan itu padanya? Percuma.. ia hanya menyukaimu dan tidak akan pernah ingin melakukan apa yang kau suruh. Apa  kau selama ini tidak sadar heoh?”
“K kenapa kau bisa tahu jika aku membujuk Yeon Young untuk mendekatimu?” tanya Taehyung bingung.
“Yak, kau pikir aku bisa di bodohi begitu?!. Dari gerak-gerikmu saja aku sudah bisa menebaknya. Dan berhentilah mendekati Dongyoo, ia milikku. Kau sudah berhasil merebut Yeon Young dariku, ia hanya menyukaimu karna kau lebih tampan dariku, tapi kau tetap berusaha mendekati Dongyoo begitu?. Jangan buat keadaan semakin sulit, arraseo!!” dengan langkah cepat Jimin berjalan menuju pintu dan keluar begitu saja lalu menghempaskan pintu tersebut dengan cukup keras.
          Saat itu pula wajah Taehyung langsung berubah. Ia masih belum bisa menerima jika Dongyoo sudah menjadi milik Jimin. Matanya sedikit memerah karna lagi-lagi amarahnya meninggi, di remasnya dengan kuat kasur yang tengah ia duduki sekarang.
>>> 

          Yeon Young bergegas menuju meja makan yang di sana keluarganya sudah berkumpul untuk sarapan pagi, seperti hari-hari biasanya. Ia langsung menyantap roti yang sudah ia olesi dengan selai coklat kesukaanya.

Sambil menikmati makanan, kedua orang tuanya berceloteh tentang masalah mereka sendiri. Sementara ia dan kakak laki-lakinya sama-sama tidak perduli, mereka tetap memakan hidangan mereka masing-masing.

          Appa melepaskan pisau dan garpu yang tadi ia genggam. Di ikuti pula oleh Eomma yang memang telah menyelesaikan sarapan paginya. Mereka menatap pada kedua anak mereka sembari tersenyum.

“Yoondong-ssi, Yeon Young-ah. Oneureun, Appa dan Eomma akan pergi ke Gyeonggi dan akan tinggal di sana dalam beberapa minggu. Appa harap kalian bisa menjaga diri masing-masing, algaechi?”

“Nae Abheoji” Yoondong.

“Nae Abheoji arraseo” tambah Yeon dengan tampang polos.

“Joha, Jung Yoondong.. jaga dongsaengmu dengan baik” Eomma menatap pasti pada Yoondong.

“Nae Eomma, meskipun tanpa ku jaga, ia bisa mengurus dirinya sendiri” kata Yoondong lalu kembali memakan rotinya.

          Yeon Young yang mendengarnya tidak perduli sedikit pun. Ini bukan yang pertama kalinya mereka di tinggal oleh kedua orangtua mereka, jadi mereka sudah terbiasa. Dan Yeon Young akan tetap turun sekolah tanpa harus mengantar kedua orang tuanya, karna baginya itu hanya hal sepele.

          Selesai sarapan pagi, Yeon Young meraih tas sekolahnya yang tadi ia taruh di sofa ruang tengah. Ia berjalan menuju kedua orang tuanya lalu pamit dan segera menyusul Yoondong yang sudah siap akan menghantarkannya ke sekolah.

~~
         
Pukul 21.45 KST.

Taehyung Pov

Di malam yang sangat-sangat dingin ini aku berniat pergi ke caffe Eulji lagi. Yaah.. aku hanya ingin menjahili yeoja misterius itu dan memastikan apakah ia sungguh menyukaiku, meskipun pada akhirnya aku tetap tidak di perdulikan olehnya. Gwaenchana..

Tetapi aku baru sadar, ternyata jalan yang aku lewati adalah jalan di mana letak halte tempat menunggunya Dongyoo berada di sekitar sini. Aaaarghh.. aku sungguh sesat mengambil jalan, harusnya aku memintas jalan Seowon sedari tadi.

Semakin lama aku semakin mendekati keberadaan halte tersebut. Keundae.. di halte itu tidak ada siapa-siapa di sana. Syuu.. untunglah, aku tidak ingin melihat yeoja itu lagi, begitu pula dengan Jimin. Melihat mereka berdua hanya akan membuatku murka saja. Di komplek aku dengan Jimin tidak ada berkomunikasi sama sekali, sampai-sampai para hyeong heran dengan sikap kami.

Aku melewati sebuah market yang tidak jauh setelah keberadaan halte yang aku lewati tadi, tetapi bayangan mataku seperti mendapat sesuatu yang aneh. Aku pun langsung melihat apa itu

Deg~

“J jimin-ah..?”
To be continued . . .

9 komentar:

  1. Wahh banyak fanfictionnya ada ikannya juga hihi
    jangan lupa main ke blog ku juga ya chingu ^^
    jangan lupa join juga ya?

    iskafanfiction.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Ini lanjutannya mana chingu..???

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Chingu lanjutannya mana? belum selesai yah? post dong chingu kalau sdh selesai. ceritanya bagus banget

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus