Art & Story-line
by : Yeon Veggy
Tittle : My Mysterious
Girl (You’re In Danger the Series)
Prominent cast :
-
Kim Tae Hyung
-
Jung Yeon Young
Length : Part 1
Beberapa menit kemudian. Semuanya
tertidur di depan laptop yang masih menayangkan anime hentai tersebut. Hanya
manusia-manusia yang ada di video itu saja sekarang yang sedang beraktivitas.
>>>
Yeon
Young bersama ke enam teman-temannya sudah tiba di sekolah mereka Hannyoung
High School setelah di hantarkan oleh bus. Nae, mereka hari ini bersama-sama
naik bus karna sudah bermalam di kediaman Dongyoo. Menikmati kebersamaan
mereka.
Mereka
berjalan dengan santai ketika di koridor. Membuat beberapa haksaeng memperhatikan
mereka dengan iri karna kedekatan mereka yang berjumlahkan tujuh orang
tersebut. Tetapi masing-masing dari mereka sudah mempunyai pasangan yang paling
dekat. Seperti halnya Richan~Soo-ah, Yeon Young~Je In, Eunhwa~Dongyoo, dan
Hakyo yang easy going terhadap siapa saja.
Di saat yang lain sedang sibuk
berbicara, Yeon Young hanya diam menatap lurus ke depan sambil berjalan pelan. Terkadang
ia muak karna mendengar percakapan antara teman-temannya, membahas tentang
berita artis di sana yang selalu saja menimbulkan sensasi, dan jawabannya
ketika temannya mengajak untuk membicarakan hal tersebut, ia cukup berkata “Itu
hoax”, percaya atau tidak percaya ia hanya mengatakan itu agar pembicaraan yang
menurutnya sangat tidak penting tidak berlanjut sampai ke akarnya. Keadaan
masih pagi dan ia tidak ingin membuang banyak suara hanya karna sesuatu yang
tidak jelas untuk di bicarakan.
~~
Yeon
Young POV
Saat
Joon saem belum memasuki kelas, aku hanya menumpukan wajah di atas meja sambil
memainkan pulpen yang sekarang sedang ku pegang. Memutarkannya dan terkadang
sampai jatuh ke lantai.
“Aissh!! Yeon
Young-ah.. temani aku ke toilet..” tiba-tiba saja Hakyo mengganggu acara
melamun ku. Tidak biasanya ia mengajakku, itu karna dua orang di belakangku,
yakni Dongyoo dan Eunhwa tidak memperdulikannya.
“Hm.. aku.. malas..
hehe..^^” Jawab ku apa adanya, aku memang nappeun chingu. Aku bisa menjadi
sangat baik dan juga bisa menjadi sangat menyebalkan, itu hanya menurutku.
Setelah mendengar jawaban ku yang
begitu tidak bersahabat itu, ia langsung beralih pada Je-In yang sedang menulis
sesuatu. Dan aku kembali pada posisi semula ku.
Yeonyoung
POV end
~~
Saat
yang di tunggu-tunggu pun tiba, apalagi kalau bukan bel pertanda jam sekolah
berakhir. Semua haksaeng Hanyoung berlomba-lomba keluar dari kelas, ingin cepat
terbebas dari neraka dunia tersebut, bahkan kutu kepala saja mungkin tidak
berani untuk hinggap, karna di kepala setiap haksaeng mempunyai guncangan otak
yang begitu dahsyat.
Begitu
pula dengan Soo-ah, Richan, Dongyoo, Eunhwa, Yeon Young, Je In, dan Hakyo.
Sesampainya di depan gerbang, mereka menghentikan langkah dan mulai berpamitan
satu sama lain. Karna Hakyo dan Yeon Young setiap pulang sekolah mereka akan
menunggu jemputan di halte. Sementara Eunhwa, Richan, Dongyoo, dan Soo-ah
memilih untuk naik bus, lain halnya dengan Je-in, ia tinggal berjalan kaki saja
karna rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah.
“Annyeong..” pamit
Eunhwa, Dongyoo, Richan, dan Soo-ah ketika bus sudah tiba.
“Annyeong..” lambai
Yeon Young, Hakyo, dan Je in.
“Aku juga harus
pulang sekarang, annyeong..” setelah kepergian ke empat temannya barusan, Je in
segera menyusul untuk pulang.
“Nae annyeong” Yeon
Young.
“Hati-hati..” Hakyo.
Hakyo dan Yeon Young duduk
bersebelahan di kursi panjang halte tersebut. Bukan hanya mereka berdua, tetapi
beberapa haksaeng lainnya pun juga ada yang menunggu jemputan. Sejak masuk di
SMA tersebut, Hakyo dan Yeon Young sudah terbiasa dengan menunggu jemputan.
Yeon Young, ia berkata sendiri kalau ia tidak bisa naik bus, selain itu ia juga
malu jika harus pulang berjalan kaki terkecuali ada teman. Sementara Hakyo,
eomma-nya sudah memberi peringatan padanya agar setiap pulang ia akan di jemput
dan tidak boleh ke mana-mana, seperti jalan-jalan, naik bus, ke rumah teman,
dan sebagainya. Itulah yang menyebabkan mereka mati kutu untuk menunggu
jemputan dan terkadang mereka harus menunggu dari batas waktu, karna si
penjemput biasanya lupa waktu.
Yeon
Young POV
Tanpa
ku perhatikan. Aku dapat merasakan sekarang Hakyo sungguh gelisah. Iya tidak
pernah di jemput lebih cepat dari ku, kasihan juga dengannya.. jika saja rumah
kami satu jalur, aku tidak akan segan untuk membawanya juga. Tapi sayangnya itu
tidak seperti ke inginan ku.
“Aigo, lama
sekali..” keluh Hakyo sebal.
“Nae..” aku ikut
mengiyakan kata-katanya, sebenarnya tidak apa untuk ku jika harus menunggu
seperti ini.
Tidak
lama kemudian, sebuah mobil berwarna hitam mendarat di depan halte ini. Kaca
mobil turun dan menampakkan wajah Yoon Dong, ah.. aku sedikit lega karna
akhirnya aku akan pulang, bagiku rumah adalah hal terindah. Aku benar-benar
tidak suka berada di luar. Itu karna di luar terdapat banyak manusia yang lalu
lalang, membuat kebisingan di mana-mana, dan terlebih lagi terkadang mereka
sangat suka mengganggu. Itulah yang membuatku trauma dan sangat benci ketika
berada di luar.
“Mianhaeyo, aku
duluan..” pamit ku sambil berjalan keluar dari halte itu.
“Nae, gwaenchana^_^.
Annyeong..” Hakyo melambaikan tanganya dan ku lihat wajahnya semakin terlihat
cemas.
“Annyeong..” aku
juga melambaikan tangan padanya lalu setelah itu mobil perlahan berjalan.
Yeonyoung
POV end
~~
Tampak di tengah kesunyian jalan malam
itu, seorang namja yang mengenakan hodie abu-abu sedang berdiri di bawah halte.
Tujuannya hanya menunggu kendaraan semacam bus atau taksi untuk
menghantarkannya pulang ke kediamannya.
Sudut
matanya menangkap cahaya kendaran yang akan lewat di jalan itu, ia segera
melepas headset yang tadi menghias di telinganya. Kendaraan yang di
tunggu-tunggu tersebut ternyata bus. Tanpa harus melambai Bus tersebut sudah
tahu dengan pengunjung yang akan menaikinya.
Namja
itu pun berjalan dengan langkah beratnya, ia adalah Kim Tae Hyung. Saat
seseorang belum mengenalnya, ia akan di sangka namja yang pendendam dan tidak
banyak bicara. Itu terlihat dari tatapan tajam kedua matanya. Tetapi sifat itu
bukanlah yang nomor satu dalam dirinya, ia adalah namja periang yang reaksinya
terkenal berlebihan, bahkan hampir menyerupai manusia kurang 1000 ons. Tetapi
entah kenapa malam ini sifat dinginnya keluar. Membuat wajah tampannya itu
semakin terlihat sempurna.
Dengan
santai Taehyung mengambil kursi barisan sebelah kiri, tepatnya di kursi kosong
samping seorang yeoja yang duduk di dekat jendela dan yeoja itu tersadar dari
lamunannya karna ulah Taehyung. Padahal di bus tersebut masih banyak menyisakan
kursi, dan tepatnya sebelum ia memasuki bus tersebut, hanya yeoja itulah yang
masih setia duduk di kursi bus yang berada di nomor dua dari belakang itu.
Yeoja itu hanya diam dan tidak ingin mencari sebuah kesalahan dengan Taehyung.
Ia
melepas hodie jaketnya yang tadi menutupi kepalanya, bahkan wajahnya hampir
tidak terlihat jika dari samping. Rambut lurus blonde-nya memancarkan kilauan
ketika cahaya dari luar masuk menembus kaca bus tersebut.
Taehyung
POV
Apa
salahnya duduk di samping anak ini. Aku ingin tahu bagaimana rasanya menjadi
Jimin ketika menganggu yeoja misterius itu. Jadi.. apa boleh buat aku
mengganggunya, hahaha. Aku yakin pasti ia risih dengan keberadaanku, ku
luruskan kedua kaki ku agar ia ragu untuk menjauh, haha. Jimin-ah, kau bisa
mengganggu yeoja tetapi kau tidak berhasil, benar-benar payah!. Aku yakin yeoja
ini langsung luluh ketika aku merayunya. Fighting Kim Taehyung hahaha. Aku
berdehem lalu..
“Saranghamnida…..”
aku mengeluarkan suara beratku dan berharap ia langsung pingsan saat
mendengarnya.
“Saranghamnidaa….”
Ulangku lagi karna ternyata ia belum pingsan juga. Aku dapat mengetahuinya
meskipun tanpa menatapnya.
“Saranghamnida..”
ucapku lagi dan kali ini aku menggenggam tangannya yang bertumpu di pahanya.
Saat itu pula ia langsung
menatapku. Apa ia baru menyadari keberadaanku heoh?. Dengan tampang apa adanya,
aku mencoba mati-matian berharap ia akan mimisan ketika menatap kedua mataku
ini .
“Saranghamnida” tuturku layaknya sangnamja.
Aku tahu ia sedikit salah tingkah karna tingkahku, heol.. Taehyung daebak!
“Apa kau kekurangan obat, oppa?” satu kalimat
yang di ucapkannya seperti menganggap kalau aku ini orang gila. Apa aku ini
gila?
“Saranghamnida” aku
bersikeras ingin membuatnya luluh dan sangat berharap yeoja kawai ini juga
mengatakan kalimat yang sama.
“Arraseo.. ireumi
muosimnika?”
ia malah menanyakan nama ku?. Hei, apa ia tidak menghidupkan wifi sehingga
sinyal tidak tersambung ke otaknya?.
“Apa kau menyukai
ku?” terpaksa aku harus mengganti kata-kata embun itu.
“Yak, kau belum menjawab pertanyaanku” ujarnya
sedikit gusar. Kenapa ia jadi memberontak seperti ini?.
“Aku tidak akan
menjawab sebelum kau yang menjawab pertanyaan ku lebih dulu” desak ku sedikit
mendekatkan wajahku padanya.
“Aku tidak
menyukaimu..” jawabnya polos dengan jidat yang di kerutkan.
“Hm…” mendengar jawabannya sungguh membuat ku
kecewa. Ku sandarkan kembali tubuhku dengan bermuka masam. Mengapa namja
pangeran seperti ku ini bisa-bisanya di tolak. Apa ia yeoja yang mempunyai
kriteria namja jelek seperti Jimin? Aah, aniy aniy. Mungkin juga ia akan lebih
tergila-gila lagi jika Namjoon hyeong yang menembaknya. Hahahaha…
“Ireumi mwoeyo,
oppa?” suaranya yang sangat ke yeoja-yeojaan membuatku teringat pada dongsaeng
yeojaku. Suara dongsaengku memang cempreng, tidak seperti aku yang memiliki
pita suara sebesar biji buah mangga.
“Kim Tae Hyung
imnida” balas ku tanpa menatapnya. Tiba-tiba saja aku merasa hilang ingatan
sekarang.
“Dan kau siapa?” aku rasa aku juga harus
mengetahui nama yeoja ini.
“Ne ireumeun Lee Dong
Yoo imnida” jawabnya dengan penuh aegyeo.
“Nama yang bagus^_^” aku
langsung tersenyum padanya.
“Ehehe..” Dongyoo terkekeh mendengarnya.
Taehyung
POV end
~~
Mandi
dan makan telah selesai sekarang. Tidak mungkin yeoja seperti Jung Yeon Young
akan berlama-lama membiarkan akitivias seperti itu, ia sedikit perhitungan.
Bahkan jika satu pekerjaannya ada yang belum terselesaikan, maka dengan
terpaksa ia harus menyelesaikannya baru setelah itu bersantai. Tapi tidak untuk
tugas sekolah, jika ia malas, tugas tersebut dapat ia biarkan sampai
keberuntungan atau kesialan ia dapatkan.
Yeon
Young kembali ke kamarnya dan langsung menuju ke computer. Saat itu pula ia
langsung meng-Enter aplikasi Adobe Photoshop CS5 yang sudah tersedia di
desktop-nya. Tidak ada kata lain selain computer, entah kenapa dirinya sangat
candu dengan benda satu itu.
Tok
tok tok
“Haish jangan
bilang… ck!” Yeon Young mendecak kesal
lalu segera berdiri dan berjalan menuju pintu kamarnya yang ia kunci dari
dalam.
Ia menggeser pintu dan menampilkan
sosok Eomma-nya yang di tangannya tengah memegang kartu beserta catatan daftar
belanja. Mata datarnya menatap dengan muak, benci dengan aktivitas yang di
lakukan berulang-ulang setiap malam.
“Tolong beli
belanjaan ini” ujar Eomma-nya yang langsung menyurungkan benda-benda yang
berhubungan dengan won itu pada Yeon Young.
“Nae nae..-_-”
pasrah Yeon Young dengan wajah lesu.
~~
Yeon
Young POV
Selalu
seperti ini, selalu seperti ini. Tidak bisakah satu hari saja tidak menyuruhku
keluar malam-malam seperti ini??. Eomma jebaaal… ini waktu istrahatku, jangan
menyuruhku seperti ini terus-terusan.. Seberapa dekat pun market itu, aku tidak
akan sudi pergi ke sana. Ini karna perintah Eomma, jika saja ia tidak menyuruh
ku melakukannya. Lebih baik aku kelaparan dari pada harus keluar seperti ini.
Arrrghh…!! Lihat anak bedebah itu, buat apa dia memperhatikanku? Dan di
seberang sana, segerombolan namja gila juga memperhatikanku. Omo.. apa di
wajahku ini ada sesuatu yang aneh? Mataku tidak punya lampu, bibirku bukan
bibir kudanil, hidungku tidak punya empat lubang. Mengapa salah satu dari
kalian pasti memperhatikanku! Wae?? wae??. Wajah kalian memang tampak menyedihkan.
Neomu sekia!!!
Sepanjang perjalanan Yeon Young tidak
henti-hentinya menggerutu dan menyumpah dengan orang-orang yang terkadang
memperhatikanya. Meskipun tanpa melihat ke sumber, ia dapat mengetahuinya.
Memang letak market Sangji tidak terlalu jauh dari kediamannya. Tapi ia tidak
akan suka jika di suruh ke market itu seberapa pun dekatnya.
~~
Taehyung turun dari bus tersebut di
dekat sebuah halte sepi. Ia harus berjalan lagi untuk sampai ke komplek. Tapi
saat ini tujuannya bukan pulang. Ia menuju market Sangji, ingin mengisi
perutnya yang terasa kosong setelah berjam-jam menonton pertunjukkan Skateboard
di Hadong Expo.
~~
Tanpa di sadari dari kedua pihak.
Sebenarnya Taehyung berjalan tidak terlalu jauh di belakang Yeon Young dengan
tujuan yang sama, yaitu market Sangji. Mereka sama-sama memasuki market
tersebut dan akhirnya terpencar satu sama lain.
Tinggal beberapa belanjaan lagi yang
belum terpenuhi. Yeon Young terus mencari merek belanjaan yang sudah terdaftar.
Wajahnya sungguh seperti seonsaengnim killer, ia begitu kesal saat ini. Benda
yang ia ambil dari rak di lemparnya begitu saja ke dalam trolli, untung saja
itu bukan telor.
Ia
mengambil 3 kemasan Ramyeon siap saji, tapi tatapannya tanpa sengaja melihat
pada seorang namja dari celah-celah lemari besar market itu, namja itu tidak
lain adalah Taehyung yang juga tengah menatapnya dengan tatapan dinginnya.
Yeon
Young POV
Mwo?
Namja itu? Apa ia sudah lama menatapku?. Lebih baik aku pergi dari sini. Aku
sudah yakin kejadian seperti ini pasti terus terjadi. Arrrghh!! Lain kali aku
tidak akan mau jika di suruh, Yoon Dong hanya bersantai saja di kamarnya.
Kenapa tidak dia saja? Huh neomu pabo.
Yeonyoung
POV end
“Aigoo, yeoja angkuh itu” batin Taehyung yang
sadar.
Yeon Young yang sadar akan Taehyung
menatapnya dengan dingin, ia langsung menjauh dari tempat itu. Sementara
Taehyung, tampaknya ia masih merasa kesal dengan Yeon Young yang memang tidak
perduli dengan orang-orang yang tidak di kenalnya.
>>>
Di kampus. Namjoon, Jin, Yoongi,
Hoseok, Jimin, dan Taehyung sedang bermain basket di lapangan tepatnya di
halaman. Karna di kampus tersebut menyediakan dua lapangan basket, yakni di
dalam ruangan dan di luar ruangan tepatnya bersebelahan dengan pertamanan di
kampus tersebut. Jadi mereka lebih memilih dan kerap bermain di lapangan
terbuka.
“Taehyung-ah..!”
teriak Jimin yang satu tim dengan Taehyung agar melemparkan bola padanya.
Secepatnya Taehyung melempar bola
tersebut dengan kekuatan penuh. Bola tersebut terlempar terlalu jauh hingga
melewati keberadaan Jimin.
BUG!
Bola itu mengenai wajah seorang namja
yang tengah berjalan melewati taman di samping lapangan tersebut. Namja itu
sekarang tengah terduduk di tanah sambil menutupi hidungnya yang terasa sakit
mungkin, dua temannya terlihat khawatir dengan keadaannya sekarang.
“Ah, apa yang kau
lakukan Kim Tae Hyung?!. Tapi, aku kan tidak sengaja, jadi untuk apa aku
takut?. Hm, lihat.. sepertinya ia akan marah sekarang” batin Taehyung dengan
menatap datar pada namja itu.
“Yoon Dong-ah,
gwaenchanayo?” tanya Heechon khawatir.
Ia tidak menjawab, di usapnya darah
yang keluar sedikit dari hidungnya. Ia menatap marah pada Namjoon dan teman-teman
yang kini terdiam di lapangan sambil menatap ke arahnya. Yoon Dong langsung
berdiri lalu berjalan ke lapangan basket.
“Siapa yang melempar heoh?!!” bentak Yoon Dong
geram sembari mendekat ke arah Namjoon cs. Dengan ragu-ragu Jimin menunjuk ke
arah Taehyung.
Taehyung
POV
Heol.. ia
benar-benar marah. Dan kau Jimin pabo, sepertinya kau ingin aku dengannya
berkelahi. Cha.. selesaikan ini Kim Tae Hyung.
Taehyung
kini tengah menatap dingin pada Yoon Dong yang sekarang malah berjalan tepat ke
arahnya dengan membawa bola basket tadi. Dengan tempo cepat, Yoon Dong juga
melemparkan bola tersebut pada Taehyung dan
BUG!!
Bola
itu tepat mengenai jidat Taehyung dengan keras. Merasa tidak terima, Taehyung
datang ke arahnya dengan geram
BUG!!
Sebuah tinjuan dari Taehyung mengenai
sudut bibir Yoon Dong. Yoon Dong juga tidak mau kalah dan balas meninju wajah
Taehyung dengan keras. Taehyung mencekram kerahnya sampai ia termundur ke
belakang dan perkelahian hampir berlanjut.
“Yak yak yak yak…”
Hoseok datang secepat mungkin ke arah Taehyung dan langsung memegangi
lengannya.
Taehyung mengelak dan ia kembali
mencekram kerah baju Yoon Dong dengan tatapan tajamnya. Tetapi sekarang Seokjin
juga ikut menahannya. Heechon dan Inhaeng juga mendekat lalu menarik Yoon Dong
agar mundur. Yoon Dong dan Taehyung saling menatap satu sama lain dengan
tatapan marah.
“Jeongmal mianhae..
kami tidak sengaja” Jimin membungkukkan tubuhnya pada Yoon Dong.
Yoon Dong tidak menjawab apa-apa dan
langsung pergi dari lapangan tersebut, di ikuti dengan Heechon dan Inhaeng.
Taehyung masih menyaksikan kepergian ketiga orang tersebut dengan tatapan
kesalnya.
“Siphal!” ia
menyumpah sejadinya.
“Yak, kau sendiri
yang melakukannya, buat apa kau marah” Yoongi terkekeh melihat tingkah
dongsaengnya itu.
“Kau tahu sendiri
kalau Taehyung sensitive” bisik Jimin pelan.
“Aaa.. setelah
berkelahi dengan Jimin, kau berkelahi dengan kelas lain” Seokjin
menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Taehyung.
Taehyung meninggalkan hyung-hyungnya
di lapangan tersebut masih dengan wajah kesalnya. Para hyung-nya saling menatap
satu sama lain.
“Chakaman,
sepertinya.. sebelumnya aku pernah melihatnya” Jimin memegang dagunya.
“Itu karna kita satu
kampus pabo!” sambung Namjoon.
“Aniy, aku baru saja
melihatnya di kampus ini..” Jimin membenarkan lagi.
“Itu karna kita baru
melihatnya sekarang, kau pikir mengenali wajah mahasiswa di sini mudah?
Haish..” cibir Hoseok.
“Jimin benar, aku
juga merasa begitu..” Seokjin juga ikut memegangi dagu-nya.
“Aigo sudahlah.
Jangan menambah beban pikiran.. kajja” Yoongi mengajak teman-temannya itu untuk
pergi dari lapangan tersebut.
~~
Taehyung berjalan menuju toilet. Di
lihatnya wajah lebamnya di depan cermin.
Taehyung
POV
Teringat
wajah namja sekia itu. Mengapa terasa familiar? Seperti ada yang mirip
dengannya. Tapi siapa? Ah mollaseo..
Taehyung
POV end
~~
Di lain tempat. Yeon Young memandang
ke luar jendela menatap haksaeng-haksaeng di bawah sana yang lalu lalang,
sambil mendengarkan alunan lagu yang ia dengar lewat Headset.
Merasa bosan, ia pun melepas kedua
Headset yang menyumpal pendengarannya itu.
“Bagaimana
hubunganmu dengan Heechon?” tanyanya pada Je In yang sibuk mengerjakan tugas
rumah yang belum ia selesaikan.
“Hm.. joha..” Je In
tersenyum.
“Apa kalian sudah
berkencan?” tanya Yeon Young lagi.
Saat itu pula Dongyoo mencolek bahu
Yeon Young. Je In yang hampir menjawab menundanya sementara.
“Wae?” Yeon Young
menoleh ke arahnya.
“O, aniyo..” tolak
Dongyoo sembari menggeleng.
“Yak waeyo?” tampak
wajah Yeon Young curiga.
“Hm.. tapi apa kau
ingin mendengarkannya?” ujar Dongyoo takut ceritanya malah terdengar aneh di
telinga Yeon.
“Gwaenchana..” Yeon
Young.
“Kemarin malam ketika
di bus.. ada namja tampan. Nae.. ia sangat tampan, tapi aku rasa ia aneh..”
Dongyoo.
“Aneh? Kenapa?” Yeon
Young.
“Ah sudahlah tidak
usah di lanjutkan..” Dongyoo menggaruk-garuk kepalanya karna bingung. Yeon
Young hanya menatapnya dengan heran lalu ia kembali ke posisi semulanya dan
lanjut mendengarkan cerita dari Je-In.
~~
Pukul 21.54 KST.
Talk
Richan {Setelah pulang, kajja jalan-jalan
}
Soosup {Nae nae nae
}
Hakyo {Terdengar menyenangkan
, aku akan menghubungi nan oppa}
Dongyoo {Jinja?
Ah arraseo
arraseo}
Eunhwa {Yeeei, I like it! Traktiiir…
}
Je In {Okay.. mumpung uang bulananku masih banyak
}
Yeon Young {Aku mengantuk, keundae, gwaenchana..
}
Di
saat keheningan ketika Son seonsaengnim sedang sibuk menerangkan di papan tulis
tanpa menoleh ke arah murid-muridnya. Kesempatan bagi Je In CS untuk mengetik
pesan di tablet dan berkomunikasi lewat Talk. Lagi pula pelajaran saat ini
adalah pelajaran terakhir. Jadi tidak ada salahnya mereka mulai rusuh.
Yeon
Young menatap datar ke layar tablet-nya. Mau tidak mau, karna semua
teman-temannya setuju sepertinya ia juga akan ikut.
~~
Setelah tiba di kawasan pameran malam.
Mereka mulai berjalan ke sana ke mari untuk melihat berbagai macam
pertunjukkan, games, pernak-pernik yang di jual, sampai pada makanan dan
minuman.
Selang
beberapa menit kemudian. Mereka terpencar karna sibuk memperhatikan segala
macam yang ada di pemeran tersebut. Richan dan Soo-ah, Je In dan Yeon Young,
Dongyoo dan Eunhwa, mereka berjalan entah kemana, mereka sibuk dengan diri
mereka sendiri. Sementara Hakyo, ia tersesat sendirian.
Yeon
Young bersama Je In berjalan ke arah toko yang menjual berbagai gelang, bros,
dan hal semacamnya. Satu persatu barang-barang yang berjejer mereka perhatikan.
“Kau pilih yang
mana?” kata Je In di tengah kesibukannya.
“Mollaseo..” jawab
Yeon Young sedikit bingung.
~~
“Wuahahaha….
Huuuuuu!! Kalian kalah… hahahahaha” gelak tawa Namjoon membuat berisik kedai
tersebut.
“Hahahaha… ini
menyenangkan” tak kalah Yoongi juga tertawa puas.
“Hehehehe, yak kau
golden maknae, kemana perginya golden andalanmu itu heoh? Hahaha…” ejek Seokjin
sambil menunjuk wajah Jeongkook.
“Yak, kalian harus
siap menerima hukumannya. Wahahaa…” Hoseok memegangi perutnya karna ia tertawa
kelewat batas.
Jimin dan Taehyung hanya dapat tertawa
pasrah mendengar tim mereka kalah. Sementara Jeongkook, ia sudah merasa tidak
nyaman dengan akal para hyung-nya tersebut.
Namjoon, Yoongi,
Hoseok, Seokjin, dan Jimin asik menertawakan mereka dengan diam-diam, sementara
Taehyung hanya menampakkan reaksi blank-nya dengan mulut terbuka.
“Mwoya ige?. Mereka
pikir mendapatkan yeoja itu mudah heoh?. Lagi pula sejak dulu hingga sekarang
aku belum pernah sama sekali menembak yeoja. Eotteokhaji..??” pikir Taehyung
mulai kebingungan dengan akal hyungnya.
“Aahh.. ini dia
hukumannya” kata Hoseok, mereka berbalik ke posisi semula.
“Men..dapat..kan
yeo…ja..” kata Namjoon slow motion dengan gaya tangan kas-nya.
“Geurae..” tambah
Seokjin setuju.
“Hm.. itu mudah”
Jeongkook menganggap enteng.
“Sombong sekali kau,
mentang-mentang popular di sekolah” cibir Jimin.
“Waeyo? Apa kau
cemburu? Haha.. aku tahu kau itu tidak laku hyeong.. hahaha” tawa Jeongkook
lalu di ikuti yang lainnya, dan sekarang wajah Jimin tampak kusut. Sementara
Taehyung hanya tersenyum-senyum memperhatikan yang lain heboh berbicara.
Taehyung
POV
Yak
si Jeongkook mendapatkan yeoja. Yaah.. aku tahu yeoja itu satu sekolah
dengannya, lihat saja seragamnya! Huh payah kau Kookie.. Di sampingku namja
pemilik suara cempreng sejak tadi tidak berhenti tertawa, membuat telinga ku
mendengung sekaligus akibatnya. Di antara kami ialah orang paling mudah tertawa
dan sukar berhenti, Jiminie pabo.
“Yak! Kau yang
tertawa paling over, kau juga kena hukuman arraseo?” dan akhirnya hyeong ketua
menyambarnya juga.
“Ah hyeong.. perutku
sakit wuahahaha…” tapi tetap saja ia masih tertawa.
“Kenapa kalian masih
di sini?” Hoseok hyeong mengerutkan keningnya.
“Ah besok saja
hyeong, aku ingin membeli gelembung” kata ku asal segera keluar dari kedai ini.
“Nado nado.. di sini
tidak ada yang cantik, lain kali saja nae..” Jimin sepertinya juga membuntuti
ku. Tetapi aku langsung berlari agar ia tidak mengikuti ku lagi.
Hoosh.. hoshh… akhirnya Jimin
kehilangan jejak ku ahaha. Aku berusaha mengatur nafas ku yang tersengkal
setelah berlarian tadi. Ku lihat tepat di depan ku ada permainan Lotto. Heool…
hadiahnya ada boneka singa lagi!!!. Aku harus mendapatkannya.. HARUS!!
Ku masukan tanganku ke dalam wadah
berbentuk tabung yang di dalamnya terisi penuh oleh bola-bola kecil
berwarna-warni serta di setiap bola itu terdapat nomor undian. Ku aduk dengan
ganas bola-bola tersebut dengan wajah yang tampak aneh. Satu bola berwarna
hijau yang ku dapatkan dan bernomor 530.
“Ahjussi, ige” aku
memberikan bola tersebut pada namja paruh baya pemilik permainan itu.
Lelaki
itu segera mengecek nomor tersebut dengan hadiah-hadiah yang sudah tersedia.
Mataku pun mengikuti gerak-geriknya, dan lelaki itu ternyata mengambil boneka
singa yang sudah aku lirik sejak tadi. HEEOOOLLL… DAEBAAAKK!!!
“Yeeee…..
aku beruntung……….. singa singa singaaa….!!!”
Teriak
ku tidak tahu malu dan meloncat-loncat. Ku peluk erat-erat boneka ini, aku
menyukai singa karna menurutku gambaran hewan yang pas denganku adalah singa,
meskipun sifatku tidak seganas singa.. Keundae, aku bisa saja berubah menjadi
seperti singa jika aku dalam keadaan menyakitkan. Believe it.
Aku
berhenti berteriak tidak jelas ketika seorang yeoja tengah menatapku dengan
mulut terbuka. Apa aku ini gila?. Hm.. yeoja itu adalah Dongyoo. Yeoja yang
saat itu ingin sekali ku jadikan kekasih, dan sepertinya rasa ini masih
bergelantungan di benak ku, aku masih menyukainya. Tanpa ragu aku langsung
menemuinya.
“O!
yak Dongyoo-ssi..” aku mengejutkannya yang tengah melamun itu.
“Annyeonghaseo”
tegurku yang kedua kalinya, apa ia sedang mengalami pencucian otak?.
“O
annyeonghaseo, hehe.. kita bertemu lagi” ia menggaruk kepalanya seperti orang
linglung.
“Nae..
lihat! Aku mendapatkannya.. boneka singa. Sudah lama aku menginginkan ini,
sejak pameran tahun 2013 kemarin dan malam ini aku baru mendapatkannya^_^”
pamer ku sembari memamerkan boneka singa ini padanya.
“Aa..
joha joha. Aku senang mendengarnya, dan sejak tadi aku hanya mendapatkan permen
di permainan ini. Menyebalkan..” dengus Dongyoo, ahahaha.. ingin saja aku
tertawa keras ketika mendengarnya.
“Gwaenchana^_^”
dukung ku.
Taehyung POV end
~~
“Ah sudahlah, aku
bingung..” Yeon Young mendudukkan tubuhnya di kursi yang tersedia di depan toko
itu.
“Nae, lagi pula
barang di sini dominan mahal” sambung Je In lalu ikut duduk di samping Yeon
Young.
Mereka sama-sama terdiam duduk di
kursi itu sambil memperhatikan orang-orang yang lalu lalang di sekitar mereka.
“Aku ingin ke
toilet, gidaryeo nae” ujar Je In.
“Nae..” Yeon Young
mengangguk.
Yeon
Young POV
Aigo aku sendiri lagi, ini
sungguh memalukan. Dari pada tidak ada yang di lakukan, aku segera mengambil
tablet dari dalam saku blazer-ku, pura-pura terlihat seperti orang sibuk,
padahal hanya bermain game saja.
Yeonyoung POV end
~~
Taehyung dan Dongyoo berjalan di sekitar
area tersebut. Dan keheningan tercipta kembali sama seperti saat di bus. Saat
dalam diam wajah Taehyung tampak seperti tidak bersahabat, ia begitu dingin.
Entah apa yang sedang di pikirkan namja itu sekarang. Dongyoo yang merasa
sedikit ragu pada Taehyung terkadang meliriknya sesekali.
“Ah
mianhae opp…..”
“Saranghamnida…..”
ucap Taehyung saat Dongyoo mulai berbicara padanya.
“Ah oppa aku harus..”
“Saranghamnida…”
entah yang ke berapa kalinya Taehyung mengucapkan kata tersebut pada Dongyoo.
“Oppa
aku harus pulang sekarang karna Eomma mengkhawatirkanku” dengan tempo cepat
Dongyoo mengucapkannya.
“Annyeong” yeoja itu langsung melangkahkan
kakinya untuk pergi.
Sttt~
Dengan sekali tarikan Dongyoo terjerat
dalam pelukan Taehyung. Namja itu mengunci kedua lengannya di punggung Dongyoo,
membuat yeoja itu mati rasa.
“Saranghamnida..
kau harus menjadi yeojachingu-ku malam ini” tuturnya sangat pelan tepatnya di
dekat telinga Dongyoo, membuat bulu kuduknya berdiri.
“Yak!”
Dongyoo mendorong kuat tubuh Taehyung.
“Kau harus jadi yeojachingu-ku arra?” desak
Taehyung.
“Mwo?
Yak, bagaimana mungkin aku harus jadi yeojachingu-mu jika aku tidak menyukaimu?
Aku hanya menganggap kau hanya seorang oppa untuk ku” tutur Dongyoo polos.
“Jinja?
Baiklah kalau begitu, annyeong..” saat
itu pula reaksi lucu Taehyung kembali muncul, wajahnya terlihat seperti anak
kecil yang baru saja di bentak oleh eomma-nya. Ia membelakangi Dongyoo lalu
berjalan menjauh.
Taehyung berjalan menuju warung di mana
ia bersama para hyung-nya tadi berkumpul. Tetapi setelah ia masuk dan melihat
dalamnya, tidak ada siapa pun selain Ahjumma pemilik warung tersebut. Ia pun
keluar kembali dengan tempo jalan yang lambat dan dengan wajah lesu.
“Kemana
perginya mereka..? aku di mana..? aku siapa..? ke manakah harus aku pergi..??”
gumam Taehyung sambil melihat kiri-kanannya dengan wajah bingung
~~
Yeon Young POV
Je In eodiga? Kenapa ia selama
ini?. Aku tetap bersikeras untuk tidak menjauhkan pandanganku dari layar tablet
ini. Tiba-tiba saja Je In datang dan mendudukkan dirinya sangat dekat denganku,
aroma parfumnya juga begitu menyengat dan harum. Tapi sejak kapan Je In memakai
parfum seperti ini?. Ini aroma parfum namja. Segara aku menatapnya.
“Annyeong..”
MWO??
NAMJA NAKAL ITU!!!. Hahh.. tenangkan dirimu Jung Yeon Young. Jika kau bersikap
baik padanya, pasti ia tidak akan berani macam-macam denganmu, percayalah.
“Nado annyeong^_^” aku
sungguh berusaha terlihat baik hati di matanya. Ingat, dia adalah namja preman.
Ini berbahaya.
“Park Jimin imnida..
bagaimana kabarmu?” ia tersenyum manis hingga kedua matanya hampir hilang. Hm..
lebih baik bukan?. Semoga saja ia tidak akan menculikku malam ini.
“Joha joha^^..” jawabku
dan kembali memainkan tablet yang sudah ku genggam sejak tadi.
“Aa, nado joha..”
katanya, padahal aku tidak bertanya.
“Apa yang kau
lakukan?” tanyanya mendekat dan sedikit melihat ke layar tablet ku, apa-apaan
namja ini-_-.
“Menghubungi
temanku, ia lama sekali..” ujarku yang memang sejak tadi menunggu kehadiran Je
In.
“Memangnya kemana dia?”
katanya dan sedari tadi ia selalu menatap wajahku, aku sungguh tidak ingin
menatapnya berlama-lama.
“Ke toilet, tapi ia
tidak membalas pesan ku lagi. Apa ia langsung pulang?” ya.. aku rasa ia memang
sudah pulang. Mengapa ia begitu kejam?.
“Hm.. gwaenchana.
Aku akan menunggumu sampai ia kembali^_^” mwo? Haish.. mendengarnya sedikit
membuatku jijik.
“Ah gomapta..” meskipun
begitu aku tetap berusaha tersenyum.
~~
“Ah aku harus
pulang, mungkin Je-In memang sudah pulang. Tidak mungkin ia selama ini di toilet”
aku sudah tidak tahan berlama-lama di sini.
“Jinjayo? Apa kau
naik bus?” tanya Jimin dengan seringaiannya.
“Aniy,
aku akan menunggu Yoon Dong di depan. Baiklah aku pergi dulu, Annyeonghi gyeseyo
Jimin-ah” langsung saja aku melangkahkan kakiku.
“Gidaryeo!
Bagaimana jika kita keluar bersama?” seperti di drama-drama, ia membuatku
berhenti melangkah. Ku tatap matanya yang seperti bulan sabit itu, dan
mengangguk.
Aku hanya diam dan namja yang saat ini
masih setia menemaniku juga tengah diam. Tetapi matanya tidak berhenti untuk
sesekali menatapku, iiissh.. berhentilah menatapku pabo..!!.
“Ah
itu oppa ku, aku pergi dulu annyeong” aku mengejutkannya yang tengah melamun.
“O,
nae annyeong..” ia melambaikan tangan padaku sembari tersenyum. Aku juga tidak
percaya preman seperti dia bisa menjadi sebaik itu.
Yeonyoung POV end
>>>
Pukul
15.30 KST.
Taehyung POV
Untuk menghilangkah bosan, aku bermain
Play Station bersama Jimin pabo. Ini sudah menjadi kebiasaan kami berdua ketika
yang lain sedang sibuk mengerjakan yang lain.
“Aku
bosan..” keluh Jimin lalu melepaskan stick PS-nya.
“Yak
ambil kembali stick-mu!!” bentakku tanpa mengalihkan pandangan dari layar
televisi.
“Aniyo.
Aku ingin keluar..” ujarnya lagi. Ia sudah berdiri dari sampingku.
“Yak,
bukankah sebentar lagi kita lanjut bermain Alkaggi?” aku menatapnya dengan
curiga.
“Lalu
bagaimana dengan hukuman kita? Apa kau sudah menyelesaikannya? Heoh?” tanya
Jimin terlihat kesal.
“Animnida,
yeoja tadi malam menolakku” jawabku dengan nada rendah.
“Jinjayo?
Kau menembak seorang yeoja? Wuaahaha.. heol!” Jimin langsung kembali
mendekatiku.
“Nae,
tapi dengan mudahnya ia mengatakan kalau ia tidak menyukaiku, haish..” keluh ku
dan sekarang rasa sakitnya masih tertinggal.
“Hm,
sudahlah” Jimin kembali beranjak berdiri dan mulai melangkahkan kakinya lagi.
“Yak
bukankah kita ingin bermain Alkaggi?” tanyaku seperti orang kolot.
“YAK!!
Kau amnesia atau apa?? Sudah ku bilang kita belum menyelesaikan hukumannya,
jadi kita tidak bisa lanjut arra?!! Entah bagaimana dengan nasib Kookie, apa
yeoja itu menerimanya. Sudahlah aku ingin mengisi perutku” si pabo itu langsung
keluar begitu saja, aish..
“Hais..
padahal aku sekarang sangat-sangat ingin bermain itu. Aku ingin melihat
bagaimana wajah Yoongi hyeong kalah, ia selalu menang!” aku berbicara sendiri
sambil menatap ke layar televisi.
Taehyung POV end
~~
“Annyeong..”
Je In, Hakyo, Dongyoo, Eunhwa, Richan,
Soo-ah, dan Yeon Young berpisah di depan sekolah besar mereka. Nae, setiap
pukul kurang lebih 15.00 KST mereka harus pulang, tetapi bukan ke rumah
melainkan untuk kerja paruh waktu. Je In, ia mulai mencari kerja ketika berada
di kelas 10 bersama Yeon Young, hanya saja mereka berbeda tempat, ia bekerja di
sebuah Perpustakaan kota. Soo-ah, ia bekerja di Beauty Salon dan sudah memulai
pekerjaan tersebut sejak ia menginjak di kelas 12 seperti sekarang. Yeon Young,
ia menuruti kata Eomma-nya untuk bekerja di sebuah Caffe. Dongyoo, ia mengambil
kerja paruh waktu di sebuah market besar dan menjadi kasir di sana bersama
Eunhwa, mereka memang sangat dekat sampai-sampai kerja paruh waktu pun
mengambil tempat yang sama, mereka mulai bekerja ketika kelas 11. Hakyo, ia
menjadi pelayan di restoran dan ia lah yang paling lama di antara yang lainnya
mengambil kerja part time. Richan, ia bekerja di sebuah toko majalah dan hampir
sama dengan Soo-ah, ia yang paling terakhir mencari kerja.
Yeon Young, sekarang ia tengah
menjalankan tugasnya untuk bekerja sebagai pelayan di caffe Eulji. Caffe yang
sekaligus menyediakan layanan internet untuk semua pengunjung yang berdatangan
ke kedai tersebut.
Ia terus menawarkan buku daftar
makanan pada setiap pengunjung yang berdatangan lalu menghantarkan makanan dan
minuman tersebut kepada pengunjung yang sudah memesannya. Ia juga mempunyai
teman dekat yang juga merupakan pelayan di caffe tersebut, Shin Hyun Hyo.
Yeon Young POV
Setelah selesai menghantarkan beberapa
makanan kepada seorang ahjumma. Aku melihat namja yang mengenakan kaos putih
tanpa lengan memasuki caffe ini dengan membawa tas. Ia segera duduk di meja
paling pojok di mana meja tersebut belum ada yang menempatinya, dan ia segera mengeluarkan
benda berwarna silver dari dalam tasnya itu, sebuah laptop. Aku sangat mengenal
namja itu, Park Jimin. Aigoo.. jinja!.
Yeonyoung POV end
“Hyunie..”
panggil ku pada Hyun Hyo yang tengah menaruh makanan ke atas meja pelanggan.
“Jamsimanyo..”
setelah selesai ia langsung menemuiku.
“Waeyo?”
tanyanya tergesa-gesa.
“Layani
namja itu” aku menunjuk ke arah Jimin yang tengah bermain dengan laptop-nya.
“Yak!
Sedang apa kalian? Tidak lihat pengungjung banyak yang menunggu heoh?” bentak Junhong,
namja yang juga bekerja di sini dan ia menjadi tukang masaknya. Namja yang
selama ini selalu di jodoh-jodohkan dengan Soo-ah, tetapi nyatanya mereka hanya
berteman.
“Ah
baiklah”
Hyun Hyo langsung menemui Junhong untuk
mengambil makanan pesanan pengunjung. Aku hanya menatapnya dengan tatapan sayu.
Terpaksa aku harus menemui Jimin yang sudah terbengkalai sejak tadi, aku harap
ia tidak marah.
“Chogio..”
sapaku lemah lembut layaknya pelayan ramah.
Jimin langsung mengambil buku daftar
yang aku surungkan dan mencontreng Kentang goreng, Hamburger, dan Cola. Dan
ketika Jimin menyurungkan buku daftar itu kembali, ia menengadahkan kepalanya.
“O!
Jung Yeon Young?” ujar Jimin sedikit terkejut setelah melihatku. Ia memang baru
berkunjung ke cafee ini.
“Hm
nae..^_^” aku melemparkan senyum
padanya.
Aku segera kembali ke belakang untuk
mengambil pesanan. Menunggu Junhong mempersiapkannya, Hyun Hyo pun datang dan
sedikit mendekat ke arahku.
“Nugundae?”
bisik Hyun Hyo padaku.
“Jangan
menggosip di sini. Ini bukan waktunya bersenang-senang arrachi?” lagi-lagi Junhong
memotong pembicaraan kami.
“Kau
bukan ibuku arraseo?” balasku kesal padanya.
“Nae,
gaya berbicaramu seperti orang tua saja” tambah Hyun Hyo.
Setelah berdebat dengan Junhong aku segera
menghantarkan pesanan Jimin.
“Mianhae
jika lama” kataku sembari menaruh pesanannya ke atas meja.
“Gwachana,
yak.. apa oppa boleh meminta waktumu sebentar?” tanya Jimin pelan. Aigoo, apa
yang akan di lakukan namja ini lagi? Eeerghh…
“Algaesseoyo..”
tetapi tetap saja sebagai seorang pelayan dan agar menjaga image, aku menuruti
kata-katanya.
“Hm..
waeyo?” tanyaku ketika sudah duduk dengan rapi di hadapannya.
“Animnida,
hanya saja..” ia terlihat begitu ragu ketika mengatakannya.
“Jhoneun,
saranghamnida.. jadilah yeojachingu-ku” lanjutnya lalu respek menggenggam
tanganku. Mwoya igee??.
“Geuraeyo?
Ah jeongmal gamsahamnida..^_^” aku tersenyum manis padanya.
“N
nae??” tanya Jimin merasa sedikit aneh.
“Terima
kasih, karna sudah menyukaiku. Keundae.. nan niga anjoha Jimin-ah. Selamat
menikmati makananmu, sekarang aku harus kembali..” aku menolak tawarannya dan
menarik tanganku dari genggamannya perlahan. Lalu setelah itu kembali ke
belakang dengan membawa nampanku.
Apa yang ia katakana barusan memang
sedikit membuatku bergetar. Tetapi itu karna aku tidak biasa dengan perlakuan
seperti itu, aku memang tidak mempunyai rasa sama sekali padanya. Dan aku rasa,
bukan ia namja yang aku sukai saat ini, geurae.
Yeonyoung POV end
~~
“Mwo?
Kau menembak yeoja misterius itu? Jung Yeon Young??” tanya Taehyung sedikit
tidak percaya.
“Nae,
tapi ia tidak bersikap dingin padaku” jelas Jimin jujur.
“Ah..
bohong” cibir Taehyung.
“Terserah
kau saja percaya atau tidak” Jimin membelakangi Taehyung dan lanjut memainkan
laptopnya.
“Yak
kau kenapa? Jarang-jarang aku melihatmu bermuka masam seperti sekarang, hahaha”
ejek Taehyung.
“Yak!”
Taehyung mendorong punggung Jimin pelan.
“Yak
Jiminie..!” Senggol Taehyung lagi, tetapi Jimin tidak menggubrisnya sama
sekali.
Ia menatap Jimin dengan ragu lalu
meninggalkannya sendirian di ruang tengah dan ia pergi ke luar.
Taehyung POV
Aku semakin penasaran dengan yeoja itu.
Sungguh tidak percaya dengan apa yang barusan di katakan Jimin. Jika dulu ia
bersikap dingin, mengapa sekarang tidak?. Dan tadi malam, aku yakin ia sangat
menyadari keberadaanku. Tetapi ia menghilang begitu saja, aku rasa ia yeoja
misterius. Ini jangan sampai di biarkan, mungkin akan jatuh korban jika tidak
di tangani.
Ah nae, memangnya di mana Jimin bertemu
dengan yeoja itu?. Aku harus menanyakannya.
“Yeoboseyo,
ah Jiminie, di mana kau bertemu dengan yeoja itu??. Aa geuraeyo??? Mwo??
Pelayaan caffe??. Aniy, aku hanya bertanya.. wuahaha.. okay okay”
Tut~
Jinja?? Omo bagaimana bisa yeoja
seperti dia menjadi pelayan di caffe?. Hm.. ini sebuah tanda tanya besar!.
~~
“Caffe
Eul..ji.. hm!” ujarku membaca tulisan barner yang terpampang jelas di atas
caffe tersebut. Tidak salah lagi, langsung saja aku memasuki caffe tersebut.
Menerawang ke semua sudut di caffe itu, tetapi aku tidak melihatnya. Hanya ada
dua pelayan yeoja yang aku lihat di sini. Tidak lama kemudian, salah satu yeoja
tersebut berjalan menghampiriku yang masih setia berdiri di depan pintu.
“Eoseo oseyo..” ujar yeoja itu menyapaku
ramah. Aku pun membalas dengan membungkukkan badanku.
“Apa Jung Yeon Young bekerja di sini?” tanyaku
heran sambil melihat-lihat ke arah lain.
“Nae, waeyeo? Anda mencarinya?”
“Ah
animnida, gomapta” aku langsung keluar dari caffe itu.
Taehyung POV end
Hyun Hyo hanya mengerutkan jidatnya melihat
tingkah Taehyung yang langsung pergi dengan alasan tidak jelas tersebut. Ia pun
berjalan menemui Yeon Young yang ternyata berada di ruang bersantai mereka.
“Yak..”
tegur Hyun Hyo.
“Hm?”
sahut Yeon Young sembari memakan spagetinya.
“Berhati-hatilah”
kata Hyun Hyo lagi dengan wajah serius.
“Wae?”
kini Yeon menatap bingung pada Hyun Hyo.
“Ada
namja yang menanyakanmu dan ia pergi begitu saja ketika aku meminta alasan
padanya”
“Aa..
aku tidak percaya” Yeon Young kembali memakan spagetinya.
“Aiish
sudahlah” ia pun pergi dengan muka masam dan lanjut menjalankan tugasnya.
~~
Yeon Young tengah duduk di depan caffe
Eulji yang sudah tutup sejak tadi. Tidak lain sekarang ia sedang menunggu
jemputannya. Dan untuk menghilangkan rasa bosan ia juga memutar lagu lewat
kedua headset-nya yang terhubung ke pendengarannya. Suara mobil yang lewat pun
mungkin tidak akan terdengar oleh Yeon Young jika tidak ia sendiri yang
melepasnya.
Seorang namja tampan yang mengenakan
baju hitam berlengan panjang, memakai topi, dan mengenakan masker yang menutup
mulut beserta hidungnya. Ia kini tengah melangkah tepat ke arah Yeon Young yang
tidak sadar dengan kehadirannya tersebut.
Kini namja itu berdiri tepat di hadapan
Yeon Young dan menatapnya dingin. Perlahan Yeon mengangkat kepalanya dengan
heran. Dan ketika ia menatap wajah tersebut, ia sedikit terkejut.
Yeon Young Pov
Hey,
mengapa manusia gila ini menatapku? ia menatapku seakan-akan aku sudah mencuri
satu lusin celana dalamnya. Keundae, aku mengenali namja ini. Bukankah ia namja
yang mirip Baekhyun itu?. Ia pikir dengan menyamar seperti itu aku tidak akan
mengetahuinya? Dari matanya saja aku sangat mengetahuinya.
Yeonyoung POV end
Nae, apa yang di ucapkan Yeon di
benaknya itu memang benar. Namja itu adalah Taehyung. Tiba-tiba saja Taehyung
melepas headset sebelah kanan milik Yeon Young.
“Wae?”
tanya Taehyung dingin.
Yeon
hanya mengerutkan alisnya tidak mengerti. Ia mengambil kembali headset kanannya
yang tadi hanya bergelantungan dan kembali ingin memasangnya, tetapi Taehyung
menahan pergelangan tanganya.
“Wae?”
tanya Taehyung lagi dan ia menatap tajam pada Yeon Young.
Karna resah dengan tingkah tidak jelas
Taehyung, Yeon Young pun beranjak berdiri dan melangkahkan kakinya. Dengan
cepat Taehyung menangkap pergelangan tangan Yeon lagi, sehingga tubuhnya
sedikit mendekat ke arah namja itu. Yeon Young sungguh tidak ingin menatap
wajah namja itu. Taehyung mendekatkan kepalanya pada telinga Yeon, lalu di
turunkannya masker yang tadi menutupi mulutnya.
“Apa
yang kau lakukan pada Jimin?, kau akan membuatnya sakit. Setidaknya kau bisa
membuatnya tersenyum kembali. Arra?”
Setelah membisikkan kata-kata tersebut
Taehyung langsung pergi begitu saja. Yeon Young yang masih terpaku di tempat
itu sekarang hanya menatap kosong ke depan.
~~
“Ayo
tambah lagi” Namjoon menuangkan wine pada gelas Taehyung.
“Sedikit
saja hyeong” Taehyung langsung meneguk wine tersebut.
“Ah
kalian ini.. apa enak?” tanya Hoseok memperhatikan teman-temannya itu.
“Daeyeonhaji,
kau tidak ingin mencobanya?” Yoongi melirik Hoseok. Hoseok hanya menatapnya
dengan penuh pertanyaan.
“Aigoo,
ternyata kau tidak pernah berubah dari dulu Hoseok-ah. Dan kau satu-satunya namja
yang tidak memakai anting-anting di sini.. ckck” ejek Seokjin.
Hoseok hanya tersenyum simpul melihat
kelakuan para sahabatnya tersebut. Entah adakah niat di dalam batinnya untuk
ikut melakukan kerjaan temannya itu.
“Ayolah
hyeong, kau kalah denganku? Haha..” cibir Jeongkook yang sudah beberapa gelas
meminum wine-nya.
“Haruskah
aku mencobanya?” Hoseok mengambil gelas yang sudah terisi wine dan menatapnya.
Dan pada akhirnya ia meminumnya juga dan
bisa di lihat dari reaksi wajahnya ia tampak kepahitan, itu karna ia pertama
kalinya.
“Yak,
Jimin tidak kembali juga” sadar Yoongi yang sudah meminum beberapa gelas.
“Mungkin
ia membeli air mineral lagi. Kau tahu sendiri, ketika ia meminum wine maka
setelah itu ia pasti membeli air mineral untuk menetralkan pusingnya” sambung
Hoseok dan ia kembali menuangkan wine pada gelasnya, sepertinya ia mulai
menikmatinya.
“Padahal
itu tidak membantunya sama sekali, haha Jiminie pabo!” ejek Taehyung yang sudah
menghentikan minumnya.
“Cari
dia hyeong, ia akan tertidur di jalanan. Tumben sekali malam ini ia banyak
minum wine” Jeongkook.
“Ini
karna yeoja itu” kata Taehyung dan kembali wajahnya terlihat kesal.
“Nugundae?”
Namjoon.
“Yeoja
yang waktu itu di hadang Jimin. Sudahlah, aku akan mencarinya”
Taehyung meninggalkan teman-temannya
yang masih menetap untuk berada di kedai tersebut.
~~
Taehyung Pov
Sudah
beberapa pelosok ku lewati. Tetapi aku belum juga mendapatkan Jimin. Mengapa ia
selalu saja menyusahkanku heoh? Mungkin kalau tidak ada aku di kelompok itu ia
tidak akan selamat, hanya aku yang perduli padanya. Dan bodohnya ia, ia pasti sudah
tahu jika tubuhnya sangat mudah mabuk karna alkohol, seharusnya ia tidak
meminumnya. Aigoo kau memang Jiminie pabo.
“O!
Jimin-ah..!” aku tersadar saat melihat Jimin yang tergeletak di bawah halte bus
dengan seorang yeoja di sampingya. Langsung saja aku berlari menemuinya.
“Dongyoo-ssi?”
aku setengah terkejut karna yeoja itu adalah Dongyoo.
“O!
itu taksi..” ia mengalihkan pembicaraanku, haish.
Taehyung POV end
~~
“Yak
kita tidak membawanya ke rumah sakit?” tanya Dongyoo yang duduk bersebelahan
dengan sopir.
“Aniy,
langsung pulang saja” sahut Taehyung santai sambil memperhatikan Jimin yang
masih belum sadar itu.
“Kau
tidak lihat ia sangat pucat sekarang, oppa?” Dongyoo.
“Sudahlah
kau jangan banyak bicara. Aku sahabatnya dan sudah tahu betul dengan kerjaannya
yang seperti ini. Ia hanya perlu beristirahat di rumah” Taehyung.
“Hm..”
Dongyoo mengangguk.
“Yak”
tegur Taehyung dengan suara beratnya.
“Nae
oppa?” Dongyoo menoleh ke arahnya.
“Kau
mengenal Jimin? Sejak kapan?” tanya Taehyung dengan tatapan dingin andalannya
yang terkenal dapat membuat serangan jantung itu.
“Mwo?
Yak, memangnya ada apa jika aku mengenalnya? Tampaknya kau keberatan..”
Dongyoo.
“Nae,
aku sangat keberatan” ia masih menatap Dongyoo dari belakang.
“Waeyo?
Bukankah aku bilang aku tidak menyukaimu. Jadi kau masih tidak terima?. Asal
kau tahu saja, aku baru saja bertemu dengannya tadi dan aku sudah menyelamatkannya.
Jika tidak, mungkin wajah mulusnya itu akan menghantam lantai di halte itu”
jelas Dongyoo.
“Mwo?
Jadi Jimin menimpamu lalu mencium bibirmu begitu?” desak Taehyung.
“A
apa? Tahu dari mana kau oppa?” Dongyoo jadi salah tingkah dan ia sedikit tidak
nyaman dengan sopir yang berada di sampingnya, sopir itu tengah menahan tawanya
sekarang.
“Aku
sudah kerap menonton drama” jawab Taehyung polos.
“Aku
tidak akan membiarkanmu menyukai Jimin,
Lee Dongyoo” Taehyung berbicara dalam hati sembari menatap yeoja yang tengah
membelakanginya itu dengan tatapan evil.
>>>
Jimin terbangun lalu mengangkat
tubuhnya perlahan yang sedikit terasa nyeri. Di lihatnya Taehyung yang sedang
bercermin sambil mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.
“Yak,
aku rasa.. tadi malam ada sesuatu yang mengganjal bibirku. Apa itu kau?” tanya
Jimin sambil memegangi bibirnya.
“Nae,
itu aku” ujar Taehyung asal.
“MWO??
Haiish menjijikan!” Jimin menggosok bibirnya sendiri.
“Sudahlah
mandi saja” Taehyung melemparkan handuk pada Jimin dan ia keluar kamar.
“Kau
pikir aku akan mengatakan kalau yang kau cium itu Dongyoo heoh? Maldo andwae”
batin Taehyung licik.
~~
“Ah
menyebalkan!”
Tiba-tiba saja Dongyoo yang baru saja
datang langsung melemparkan tasnya ke atas meja dengan wajah sedikit kesal.
“Waeyeo??”
tanya Eunhwa heran.
“Kim
Taehyung.. namja keras kepala. Aku tidak menyukainya, ia seperti melarangku
untuk tidak menyukai namja lain. Memangnya siapa dia? Heoh bullshit!
“Geuraeyeo?
Kenapa itu bisa terjadi?” ujar Soo-ah mendekat di susul Richan.
“Aku
hanya menganggap ia sebagai oppa dan tidak lebih. Sebenarnya aku menyukai namja
lain dan aku tidak sangka namja itu ternyata sahabatnya sendiri. Aku yakin ia
enfi” tutur Dongyoo dengan wajah cemberut.
“Kau
yakin tidak menyukainya Kim Taehyung itu?” tanya Richan dengan mengerutkan
jidatnya.
“Aniy,
ia aneh.. aku merasa ilfeel jika di dekatnya” jawab Dongyoo.
“Hm..
apa ia tampan?” Je In.
“Sangat
tampan, tapi bagaimanapun aku memang tidak menyukainya” jelas Dongyoo dan
sangat yakin dengan ucapannya.
Seperti kebiasaan, Yeon Young hanya
memandangi teman-temannya yang sibuk berbicara. Ia juga tidak sadar bahwa namja
yang bernama Kim Taehyung itu adalah namja yang menemuinya tadi malam, yang ia
tahu hanyalah namja kembaran dari Baekhyun Exo.
Yeon Young Pov
Mendengar cerita Dongyoo membuatku
teringat pada namja kembaran Baekhyun Exo tadi malam. Sifatnya sedikit sama,
sepertinya ia namja yang keras kepala. Bagaimana tidak? Ia menyuruhku untuk
membuat Jimin tersenyum. Itu sama saja ia menjodohkanku dengan Jimin. Aku jadi
penasaran dengan namja itu.
Yeonyoung POV end
“Yak,
apa akhir-akhir ini kalian mempunyai rasa pada seorang namja?. Dan sebelum
kalian bertanya, sudah pasti jawabanku adalah Jeongkook. Kalian sudah
mengetahuinya sejak dulu bukan?. Sekarang aku ingin tahu dengan kalian” Hakyo
mengubah pembicaraan yang sedikit berbeda sekarang.
“Jaeyong
Oppa…” sambar Eunhwa nyaring.
“Haha
si pabo” ledek Hakyo.
“YAAK!!”
Eunhwa menatapnya tajam.
“Naneun..
molla.. mungkin hanya sekedar suka, bukan cinta” ujar Richan seperti berpikir.
“Nugu?”
Soo-ah pun menatapnya dengan tatapan evil.
“Yoon
Gi oppa, ia kapten basket yang terkenal di kampus Seoul
National University. Ia sungguh keren” puji Richan.
“Wuaa
jeongmal?, apa ia mengenalmu?” Eunhwa.
“Aniy..”
jawab Richan dengan wajah memelas.
“Aku
Heecheon oppa..!” ujar Je-In semangat.
“Hm
arra arra” Eunhwa menanggapinya cepat, mereka memang sudah tahu akan itu.
“Naega
eobsoyeo, tidak ada yang dapat membuatku luluh akhir-akhir ini” kata Soo-ah
dengan muka pasrah.
“Hm
begitu.. dan kau Jung Yeon Young?” Hakyo menatap pada Yeon.
Yeon Young hanya menggeleng dengan
tanpa eskpresi. Siapa saja yang melihatnya pasti orang-orang akan berpikiran
kalau yeoja seperti dia bukan yeoja yang mudah jatuh cinta.
“Kita tidak akan tahu apakah Yeon Young itu tengah menyukai seseorang atau tidak, karna setiap hari wajahnya selalu saja seperti itu” ujar Eunhwa.
“Geurae,
meskipun ia menyukai namja mungkin ia tidak akan memberitahunya pada kita”
tambah Soo-ah. Sementara Yeon Young hanya diam, ia tidak akan marah meskipun
teman-temannya menjahilinya, ia hanya diam dan diam. Masa bodoh untuknya
melayani mereka.
“Lalu
bagaimana dengan mu Dongyoo-ssi, apa kau memang menyukai namja itu? Sahabat Kim
Taehyung?” Hakyo.
“Nae
nae.. sepertinya aku menyukainya. Jimin oppa, nae itu namanya..” kata Dongyoo
dengan wajah sumringah.
Saat itu pula Yeon Young sedikit
membulatkan kedua matanya.
Yeon Young Pov
J
Jimin? Benarkah itu Park Jimin??. Lalu jika itu memang Jimin.. berarti..
sahabatnya itu.. adalah namja kembaran Baekhyun itu?? K Kim Taehyung.. namanya
Kim Taehyung??. Ia menyukai Dongyoo??. Ia melarang Dongyoo menyukai Jimin,
dan.. ia juga mengancamku untuk mendekati Jimin?? Apa itu semua ia lakukan
karna Dongyoo???.
Yeonyoung POV end
“Wae?”
tanya Je-In heran dengan perubahan wajah Yeon.
“Wae?
aku rasa wajahnya tidak berubah sama sekali” Eunhwa.
“Gwaenchana”
jawab Yeon Young datar.
~~
Di
kampus lagi-lagi mereka hanya mengisi waktu mereka dengan bermain basket.
Tetapi hanya Taehyung dan Jimin yang tidak ikut, mereka berdua hanya menonton
di pinggiran lapangan tersebut.
“Kau
masih menyukai yeoja itu?” tanya Taehyung.
“Sebenarnya
aku sangat berusaha untuk melupakannya” sahut Jimin tanpa mengalihkan
pandangannya.
“Aku
yakin ia akan datang padamu” Taehyung.
“Ia
memang bersikap sangat baik padaku, tetapi sikap baiknya itu ia lakukan karna tidak
menyukaiku” tambah Jimin dengan wajah dinginnya, ia sekarang tidak kerap
tertawa lagi.
“Mwo?,
ia bersikap baik denganmu karna tidak menyukaimu?. Tetapi bagiku ia adalah
patung, ia tidak pernah sama sekali mau menatapku apalagi tersenyum padaku”
“Itu
karna ia menyukaimu” sambung Jimin dengan cepat.
“Yak,
bagaimana bisa?” Taehyung kini menatap wajah Jimin.
“Kau
buktikan saja sendiri” Jimin meninggalkan Taehyung dan ia ikut bergabung
bermain basket.
“Yeoja
itu memang selalu menghindar jika aku ada di dekatnya. Apa perkataan Jimin itu
benar?” Taehyung mulai menerka-nerka
~~
Taehyung Pov
Malam
ini aku tengah duduk di depan caffe Eulji, tempat di mana yeoja itu bekerja.
Aku sengaja menunggunya untuk membuktikan apakah ia memang menyukaiku.
Hampir
3 menit aku berada di sini, akhirnya pintu besar caffe itu terbuka perlahan.
Dan yeoja itu, Yeon Young setengah kaget melihatku, aku dapat melihatnya. Ia
hampir melangkahkan kakinya pergi.
“Gidaryeo”
sanggahku cepat. Aku segera berdiri dan menemuinya.
“Bisakah
malam ini aku meminta waktumu sebentar?” tanyaku sambil menatapnya, ia tidak
menatapku sama sekali.
“Oppa-ku
akan menjemputku” jawabnya pelan. Saat itu pula tabletnya bergetar dan ia
mengeluarkannya dari kantong jaket tebalnya. Langsung saja aku merampas tablet
tersebut dari tangannya.
“Yoon
Dong oppa? Aa.. aku akan bilang padanya kalau kau tidak usah di jemput” ujarku
sambil menulis pesan di tabletnya tersebut.
Ia hanya diam ketika aku melakukannya,
tetapi wajahnya terlihat sedikit kesal. Sepertinya ia bukan yeoja pemberontak,
sedingin itukah dia?.
“Ige,
cha.. aku sudah mengirim pesan padanya. Jadi, apakah kau mau menemaniku
jalan-jalan sebentar?” ku serahkan tablet-nya dan aku memasang senyum manis
padanya ketika ia menatapku, meskipun tatapan itu hanya datar.
Akhirnya ia mau menuruti kata-kataku.
Aku membawanya ke tepi sungai Han dan kami hanya duduk di sana. Ia menatap laut
Han yang tampak indah ketika malam hari tersebut.
“Kau
ingin es krim? atau coklat?” tawarku begitu ramah, yaah.. aku hanya ingin
membuktikan perkataan Jimin itu.
“Aniy”
sahutnya singkat.
“Ah
geuraeyo? Hm baiklah..” aku tersenyum, meskipun senyuman manisku ini tidak di
lihat olehnya.
Semakin lama aku semakin gemas dengan
dirinya. Bagaimana tidak, ia tidak akan berbicara jika aku tidak bertanya. Itu
pun beberapa dari perkataanku tidak di gubrisnya, apa-apaan yeoja ini??.
“Yak,
kau menyukaiku kan?” ujarku tiba-tiba dan lagi-lagi berhasil membuat ia sedikit
membelalakkan kedua matanya.
Tetapi tetap saja ia diam dan tidak
ingin menatapku. Tanpa segan-segan aku menangkup wajahnya dan menariknya hingga
berhadapan dengan wajahku. Ku tatap matanya dengan tajam, aku benar-benar
penasaran dengan yeoja ini.
“Jika
kau tetap diam maka aku akan melakukan sesuatu, kau menyukaiku?, geurae?” aku
kembali bertanya, dan ia menatapku dengan tatapan kesal. Wae?.
“Jawab
atau aku akan menciummu” lanjutku dingin.
Ia tetap diam, terpaksa aku pun
benar-benar menambah kedekatan wajahku pada wajahnya. Menatap kedua matanya lekat
lalu beralih menatap bibirnya yang hanya beberapa cm dariku itu. Hidungku pun
hampir menyentuh hidungnya. Aku sungguh dapat merasakan nafasnya yang mulai
tidak beraturan. Tinggal sedikit lagi bibir ini akan menyentuhnya.
“Aniy”
jawabnya pelan dan membuatku menghentikan aktivitasku.
Ia memang menjawab pertanyaanku, tapi
aku tidak yakin dengan itu. Aku pun kembali mendekatkan bibirku yang tinggal
setengah cm itu dan saat itu pula ia menjauhkan wajahnya. Tangannya mendorong
tubuhku yang hampir dapat memeluknya itu. Ia beranjak berdiri lalu melangkahkan
kedua kakinya.
“Jika
kau tidak mengaku, mungkin aku akan benar-benar menciummu” teriakku dan ia
semakin mempercepat langkahnya. Aku yakin ia malu mengatakannya, haha Taehyung
daebak.
Taehyung POV end
~~
Yeon Young Pov
Di jalan aku tidak berhenti
terbayang-bayang dengan apa yang terjadi tadi, itu hanya mimpikan? Ayolah..
memangnya sejak kapan aku ingin melakukannya? nae, aku yakin hanya mimpi.
Yak sadarlah Jung Yeon Young, ia namja
playboy. Nae, ia menyukai Dongyoo, jadi.. buat apa aku harus dekat-dekat
dengannya. Keundae, kenapa tiba-tiba saja aku jadi sakit hati? Wae???
aaarrrghhhhhh..!
Sampai di depan pintu, ku buka dengan
perlahan pintu tersebut. Ku lepaskan sepatuku lalu berjalan menuju dapur,
tenggorokkanku sungguh dehidrasi sekarang. Aku baru saja belok ke arah dapur
dan
“Eoh!”
Kaget karna Yoondong yang hampir menabraku.
“Kenapa
dengan wajahmu?” ia menatapku dengan senyum sinisnya.
“Wae?
aniy” aku langsung meninggalkannya.
“Kau
tahu? Wajahmu seperti tomat”
Aku pura-pura tidak mendengarkannya,
untung tidak ada eomma. Kalau tidak, ingin di taruh dimana mukaku ini?.
Yeonyoung POV end
>>>
Pagi pukul
08.00 KST ketika semua haksaeng di korea berhamburan di jalanan untuk pergi ke
sekolah mereka. Dongyoo baru saja turun dari bus dan dari jauh Yeon Young juga
baru datang. Ia sengaja tidak memanggil sahabatnya itu, entah apa yang
membuatnya jadi sedikit menghindar dari Dongyoo.
Sementara Dongyoo
tetap berjalan hingga sampai ke kelas, karna ia memang tidak menyadari
keberadaan Yeon Young di belakangnya yang agak jauh itu.
~~
“Chaa..
pada hitungan ke tiga barisan paling depan akan langsung terjun dan melakukan
gaya bebas sejauh 50 meter. Arra?” teriak Hyorin saem dengan suara centilnya.
“Arra..”
jawab para haksaeng yeoja serentak.
Saat ini para haksaeng yeoja kelas
12-B tengah berada di kawasan kolam renang di sekolah megah tersebut. Sekarang
adalah jadwal mereka karna pertemuan sebelumnya para haksaeng namjalah yang
tengah berlatih.
Kini mereka sudah berganti dengan pakaian renang
yang begitu ketat, tanpa lengan dan bawahan di atas lutut. Barisan mereka sudah
terbentuk sesuai petak yang tertera di kolam renang tersebut. Semua tampak
bersemangat, terkecuali Yeonyoung. Ia hanya merunduk lesu.
“Eottae?”
bisik Yeonyoung khawatir pada Hakyo yang sebaris dengannya.
“Eum,
kau bilang saja sedang sakit” usul Hakyo terdengar mengganjal.
“Sejak
dulu juga aku selalu berkata seperti itu. Aku tidak ingin kejadian saat itu
terjadi lagi” raut wajah Yeonyoung semakin kusut mengingat ia pernah lemas
karna tenggelam di kolam renang tersebut.
“Aah
benar juga. Bagaimana jika..”
“Jung
Yeonyoung!!” tiba-tiba saja suara Hyorin saem membuat kedua yeoja itu sama-sama
terkejut.
“Nde
saem” sahut Yeonyoung yang berada di barisan paling belakang.
“Aku
sudah tahu kau tidak akan bisa mengikuti olahraga ini. Terpaksa setiap kali jam
olahraga berakhir ini kau harus membersihkan tempat ini, arra?” ujar guru
wanita termuda di sekolah itu sambil menepuk pelan pundak Yeonyoung.
“Nde
saem” yeoja itu mengangguk pasrah.
“Aah
sebenarnya aku kasihan juga padamu.. tapi itu bla bla bla bla….”
Yeonyoung tidak mengindahkan celotehan
Hyorin saem lagi. Ia mundur dari barisan tersebut dan lebih memilih duduk
lesehan di sana sendirian sambil memperhatikan teman-temannya yang sibuk
berenang dengan lihai. Salahnya sendiri karna tidak bisa berenang sejak kecil,
jadi sampai sekarang ia tidak pernah berani untuk mencobanya.
“Gwaenchana^^” support Soo-ah sambil tersenyum
lebar yang menatap Yeonyoung di belakangnya.
“(Sampai kapan aku terus seperti ini-_-)” Yeonyoung
sendiri bingung dengan dirinya yang tidak pernah ingin masuk ke kolam renang
apalagi belajar renang. Ia seperti mempunyai pobia kolam renang, mungkin.
~~
Bel istirahat berdering, haksaeng-haksaeng mulai berhamburan keluar
kelas, terutama di kelas mereka. Soo-ah dan Richan sudah stand by di depan
kelas menunggu yang lainnya sedang membereskan buku untuk pergi ke kantin
bersama-sama.
“Palli palli..” kata Soo-ah sambil menggoyangkan
kaki kirinya, sementara Richan hanya memandangi haksaeng-hakeng yang sedang
beraktivitas di lapangan dari kaca kelas.
“Cha.. kajja..” seperti kebiasaan, Dongyoo langsung
merangkul Yeon Young. Tetapi Yeon Young hanya diam, biasanya ia akan ceria jika
bersama Dongyoo. Tapi hari ini tersenyum saja tidak.
“Waeyo?” Dongyoo mengerutkan alisnya heran.
“Aniy” Yeon Young tersenyum pada Dongyoo. Tapi
yeoja itu tahu betul kalau Yeon Young hanya tersenyum karna terpaksa, ia masih
bisa melihat sesuatu yang di sembunyikan dari Yeon Young. Sementara yang
lainnya hanya memilih untuk diam.
~~
Di
lain tempat terlihat Taehyung yang tengah berjalan menemui Jimin di kompleknya.
“Kajja ke perpustakaan” Taehyung merangkul bahu
Jimin.
“Kau saja” Jimin menjauhkan dirinya dan
meninggalkan Taehyung.
“Ah, pasti ia masih kesal dengan Yeon Young” gumam
Taehyung pelan sambil menatap heran pada Jimin yang sudah berlalu.
~~
Taehyung
berjalan menuju caffe Eulji ketika setelah menyelesaikan tugasnya dari
perpustakan yang ada di kampusnya, tapi yang ia lakukan di perpustakaan itu
bukan belajar melainkan hanya membaca komik jepang.
Ketika
sampai di depan caffe tersebut, ia memandangi dari luar sambil melipat kedua
tangannya di depan dada dan di sana masih menyisakan beberapa orang yang
mungkin adalah pegawai caffe itu sendiri, karna sepertinya caffe itu sebentar
lagi akan tutup. Ia pun mendorong pintu caffe itu dan dengan cepat salah
seorang pelayan menyambutnya ramah.
“Eoseo oseyo..”
Segera
Taehyung membungkukkan tubuhnya juga dan segera mencari meja yang akan ia
duduki. Matanya mengitari seluruh ruangan caffe itu mencari sosok Yeon Young. Tidak
lama kemudian Hyun Hyo datang membawakan daftar makanan untuknya.
“Mianhamnida, sebelumnya.. bisakah anda panggilkan
Jung Yeon Young?”
“Ah tentu saja” Hyun Hyo meninggalkan Taehyung yang
masih setia menunggu.
Caffe
itu benar-benar sepi sekarang, hanya Taehyung-lah satu-satunya pengunjung di
sana. Sambil menunggu, ia memperhatikan jalanan yang sudah sepi dari dalam
caffe itu. Memainkan jari-jemarinya sehingga menimbulkan suara kecil di atas
meja tersebut.
Tap,
tap, tap~
Samar-samar
terdengar suara langkah kaki yang berjalan menuju ruang pengunjung tersebut.
Taehyung tersadar dan langsung memandangi siapakah pemilik langkah kaki itu.
Tidak lain
itu adalah Jung Yeon Young, yeoja yang ia tunggu. Tetapi yeoja itu hanya
berdiri dengan jarak yang tidak dekat dengan dirinya. Ia menatap dingin pada
Taehyung, tetapi namja itu tetap berusaha tersenyum manis padanya.
“Kemari” panggil Taehyung manis.
“Waeyo?” tanya Yeon Young tanpa ekspresi.
“Aniy, aku akan mentraktirmu. Kemarilah..”
Yeon
Young menatapnya dengan ekspresi yang tidak bisa di tebak. Merasa kesal Taehyung
pun berdiri dari kursinya, berjalan menuju Yeon Young, menggandeng tangannya
dan mendudukkan yeoja itu tepat di meja itu juga, meja yang tadi ia pilih. Lalu
Taehyung pun duduk kembali ke kursinya yang semula. Ia memanggil pelayan dan
dengan cepat pelayan itu datang yang tidak lain adalah Hyun Hyo. Taehyung
memilih makanan dan minuman yang ia pesan, setelah itu ia menatap pada Yeon.
“Pesan apa?” tanya Taehyung dan Hyun Hyo sudah
menunggu sambil tersenyum.
“Animnida”
“Wae..? satupun kau tidak mau?” Taehyung
mengerutkan jidatnya.
Yeon
Young menggeleng pelan. Taehyung hanya dapat menghembuskan nafas menahan
amarahnya.
Sambil
menunggu pesanan, Taehyung tidak bosannya menatap Yeon Young, membuat yeoja itu
mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia benar-benar heran kenapa yeoja yang
sekarang tengah duduk tepat di hadapannya mempunyai sifat yang aneh. Sebenarnya
Taehyung merupakan namja yang menyukai yeoja dengan sifat perduli, karna suatu
saat, jika ia sudah mempunyai kekasih ia ingin kekasihnya dapat
memperdulikannya setiap waktu. Meluangkan waktunya hanya untuk mengurus
Taehyung.
“Tidak seharusnya kau bersikap seperti itu padaku.
Jelas-jelas aku lebih tua darimu” ucap Taehyung yang membuat Yeon Young
menatapnya.
Yeon
Young hanya menanggapi kata-katanya cukup dengan tersenyum simpul lalu ia
kembali menatap jalanan di luar caffe itu. Tetapi ketika ia melamun menatap ke
arah luar, ekspresinya sungguh berbeda, jauh lebih terlihat seperti yeoja
polos. Taehyung yang memang menyadarinya tersenyum simpul tanpa sepengetahuan
Yeon Young.
“Kau masih kekanak-kanakan, tetapi sifatmu seperti
orang dewasa. Kau membuatku semakin penasaran dengan dirimu. Apa kau bisa
ceritakan sedikit tentang sisi kehidupanmu? Seperti lingkungan sekolah,
keluarga, bahkan orang-orang yang kau cintai. Hm?” Taehyung masih setia
mengajaknya berbicara.
“Wae?” tanya Yeon Young pelan masih menatap jalanan
itu dengan tatapan sendu. Reaksinya kembali berubah ketika suara Taehyung
lagi-lagi menyambarnya. Entah kenapa setiap ia mendengar Taehyung berbicara
ataupun menatap wajahnya, ia akan menatapnya dengan sinis dan terkadang tanpa
reaksi.
“Kenapa? Katamu kenapa? Kau tahu? Sejak aku bertemu
denganmu dan hingga sekarang kau hanya berbicara satu dua kata saja. Apa perlu
aku menjadi guru bahasamu heoh?” Taehyung tidak habis pikir. Ia terus berusaha
agar Yeon Young berbicara lebih banyak padanya.
“Kau membuat Jimin berubah, kau tahu itu? Apa kau
sudah melakukan apa yang ku perintahkan? Atau kau tidak melakukannya sama
sekali?. Atau jangan-jangan, kau menyukaiku, benarkan?” ia sedikit menaikan
nadanya.
Yeoja itu
hanya menatap Taehyung dengan wajah sinisnya. Ia beranjak berdiri dan berjalan keluar dari
caffe itu, meninggalkan Taehyung sendirian di sana.
Taehyung
menghela nafas panjang, berusaha menahan amarahnya yang mulai memuncak karna di
acuhkan oleh yeoja dingin itu.
Taehyung Pov
Bukankah ini
sebuah penghinaan?. Apa ia sungguh tidak menyukai Jimin?, dan benarkah ia
menyukaiku? Aaah.. tapi itu sangat tidak mungkin, dari wajahnya saja tidak
tersirat sama sekali bahwa ia menyukaiku. Soal ia yang kerap terkejut saat itu,
itu mungkin karna efek wajah tampanku, hm.
Aaaaah!!
Tapi anak itu sungguh keterlaluan, ia benar-benar membuatku penasaran.
Membuatku gemas sekaligus geram, jika saja ia kekasihku mungkin ia akan ku buat
menyesal seumur hidup.
“Mianhae karna lama..” pelayan caffe itu baru
muncul setelah aku sudah kenyang karna ulah Yeon Young. Nafsuku hilang begitu
saja.
“Ini, kau makan saja nona, aku sudah kenyang” aku
memberikan bayarannya lalu keluar dari caffe tersebut.
Taehyung POV end
Hyun Hyo menatap kepergian Taehyung dengan tatapan bingung. Ia menatap
makanan yang sudah di pesan oleh Taehyung tadi.
“Benar juga apa katanya” gumam Hyun Hyo sambil
mengangguk kecil. Ia pun duduk di kursi yang tadi di tempati oleh Yeon Young,
lalu memakan makanan yang memang baru di buat oleh Jun Hong. Sayang akan
makanan tersebut, lagi pula ia memang belum makan.
Sementara
Yeon Young, sejak ia tahu kalau ada seseorang yang menunggunya di caffe itu, ia
pun segera mengganti pakaian seragamnya karna setelah itu ia memang akan
langsung pulang.
~~
Taehyung hanya berjalan kaki untuk mencapai kompleknya, ia bosan jika
harus naik bus atau taksi terus-terusan, menikmati angin malam sekarang sedikit
membuatnya tenang.
Dari
jarak beberapa meter matanya menangkap sosok yeoja yang ia kenal, yeoja itu
tengah duduk di halte yang di mana tempat itu adalah tempat ia menemukan Jimin
pingsan.
“Lee Dongyoo?” gumam Taehyung pelan sambil
menyipitkan kedua matanya untuk memperjelas.
Tanpa
keraguan Taehyung berjalan tepat ke halte itu. Dongyoo yang tersadar pun
merundukkan kepalanya, tidak ingin menatap mata tajam yang Taehyung miliki.
“Annyeong” sapa Taehyung yang langsung duduk tepat
bersebelahan dengan Dongyoo.
“Nae..” jawab Dongyoo pelan. Ia masih menundukkan
pandangannya, ia takut Jimin akan datang saat itu juga.
“Menunggu bus nae?” Taehyung berusaha melihat wajah
Dongyoo yang sedang di tekuknya itu.
Dongyoo
hanya menggeleng. Taehyung mengerutkan jidatnya melihat tingkah Dongyoo yang
menurutnya berubah drastis itu. Ia pun tersenyum lalu tangan kirinya ia
rangkulkan ke punggung Dongyoo.
“Kau ada masalah?” tanya Taehyung kembali.
“Yak! Apa yang kau lakukan?!”
Suara
seorang namja yang kehadirannya tidak di sadari oleh Taehyung sedikit
membuatnya terkejut. Namja itu tidak lain adalah sahabatnya sendiri, Park
Jimin. Jimin langsung menarik pergelangan kanan Dongyoo, di liriknya Taehyung
dengan tatapan sinis. Lalu membawa Dongyoo pergi dari halte tersebut.
“Heol.. sejak kapan mereka?? Aarrghh!!!. Mengapa
semua manusia hari ini membuatku gila!” batin Taehyung panas.
Taehyung
berdiri sambil berkacak pinggang, dan amarahnya lagi-lagi memuncak.
BUG!
Ia
menendangkan kakinya kuat ke kursi besi di halte tersebut. Untung saja kursi
itu permanen, jika tidak mungkin akan terbalik karna ulahnya.
~~
Taehyung berusaha memejamkan kedua matanya dengan di temani lagu yang
ia dengar lewat headset. Tetapi cara tersebut tidak membuatnya tertidur juga.
Alhasil, ia hanya menatap kosong ke langit-langit kamarnya.
Kret~
Pintu
kamarnya terbuka dan menampakkan sosok Jimin di depan pintu tersebut. Namja itu
tetap terlihat dingin, ia pun berjalan ke kasurnya yang berseberangan dengan
kasur Taehyung. Taehyung bangun dan mendudukkan tubuhnya.
“Yak, apa Yeon Young sudah menemuimu?. Aku sangat
yakin pada akhirnya ia akan menyukaimu, ia masih berusaha menyesuaikan diri,
nae. Dan.. kenapa bisa-bisanya kau kenal dengan Dongyoo?” ia membuat Jimin
terhenti untuk naik ke kasurnya.
“Hey
bodoh! ia menyukaimu arraseo? kenapa kau lakukan itu padanya? Percuma.. ia
hanya menyukaimu dan tidak akan pernah ingin melakukan apa yang kau suruh.
Apa kau selama ini tidak sadar heoh?”
“K
kenapa kau bisa tahu jika aku membujuk Yeon Young untuk mendekatimu?” tanya
Taehyung bingung.
“Yak,
kau pikir aku bisa di bodohi begitu?!. Dari gerak-gerikmu saja aku sudah bisa
menebaknya. Dan berhentilah mendekati Dongyoo, ia milikku. Kau sudah berhasil
merebut Yeon Young dariku, ia hanya menyukaimu karna kau lebih tampan dariku,
tapi kau tetap berusaha mendekati Dongyoo begitu?. Jangan buat keadaan semakin
sulit, arraseo!!” dengan langkah cepat Jimin berjalan menuju pintu dan keluar
begitu saja lalu menghempaskan pintu tersebut dengan cukup keras.
Saat itu pula wajah Taehyung langsung
berubah. Ia masih belum bisa menerima jika Dongyoo sudah menjadi milik Jimin.
Matanya sedikit memerah karna lagi-lagi amarahnya meninggi, di remasnya dengan
kuat kasur yang tengah ia duduki sekarang.
>>>
Yeon Young bergegas menuju meja makan yang di sana
keluarganya sudah berkumpul untuk sarapan pagi, seperti hari-hari biasanya. Ia
langsung menyantap roti yang sudah ia olesi dengan selai coklat kesukaanya.
Sambil
menikmati makanan, kedua orang tuanya berceloteh tentang masalah mereka sendiri.
Sementara ia dan kakak laki-lakinya sama-sama tidak perduli, mereka tetap
memakan hidangan mereka masing-masing.
Appa melepaskan pisau dan garpu yang tadi ia genggam. Di
ikuti pula oleh Eomma yang memang telah menyelesaikan sarapan paginya. Mereka menatap
pada kedua anak mereka sembari tersenyum.
“Yoondong-ssi, Yeon Young-ah.
Oneureun, Appa dan Eomma akan pergi ke Gyeonggi dan akan tinggal di sana dalam beberapa
minggu. Appa harap kalian bisa menjaga diri masing-masing, algaechi?”
“Nae Abheoji” Yoondong.
“Nae Abheoji arraseo” tambah
Yeon dengan tampang polos.
“Joha, Jung Yoondong.. jaga
dongsaengmu dengan baik” Eomma menatap pasti pada Yoondong.
“Nae Eomma, meskipun tanpa ku
jaga, ia bisa mengurus dirinya sendiri” kata Yoondong lalu kembali memakan
rotinya.
Yeon Young yang mendengarnya tidak perduli sedikit pun. Ini
bukan yang pertama kalinya mereka di tinggal oleh kedua orangtua mereka, jadi
mereka sudah terbiasa. Dan Yeon Young akan tetap turun sekolah tanpa harus
mengantar kedua orang tuanya, karna baginya itu hanya hal sepele.
Selesai sarapan pagi, Yeon Young meraih tas sekolahnya yang
tadi ia taruh di sofa ruang tengah. Ia berjalan menuju kedua orang tuanya lalu
pamit dan segera menyusul Yoondong yang sudah siap akan menghantarkannya ke
sekolah.
~~
Pukul 21.45 KST.
Taehyung
Pov
Di malam
yang sangat-sangat dingin ini aku berniat pergi ke caffe Eulji lagi. Yaah.. aku
hanya ingin menjahili yeoja misterius itu dan memastikan apakah ia sungguh
menyukaiku, meskipun pada akhirnya aku tetap tidak di perdulikan olehnya. Gwaenchana..
Tetapi aku
baru sadar, ternyata jalan yang aku lewati adalah jalan di mana letak halte
tempat menunggunya Dongyoo berada di sekitar sini. Aaaarghh.. aku sungguh sesat
mengambil jalan, harusnya aku memintas jalan Seowon sedari tadi.
Semakin
lama aku semakin mendekati keberadaan halte tersebut. Keundae.. di halte itu
tidak ada siapa-siapa di sana. Syuu.. untunglah, aku tidak ingin melihat yeoja
itu lagi, begitu pula dengan Jimin. Melihat mereka berdua hanya akan membuatku
murka saja. Di komplek aku dengan Jimin tidak ada berkomunikasi sama sekali,
sampai-sampai para hyeong heran dengan sikap kami.
Aku
melewati sebuah market yang tidak jauh setelah keberadaan halte yang aku lewati
tadi, tetapi bayangan mataku seperti mendapat sesuatu yang aneh. Aku pun langsung
melihat apa itu
Deg~
“J jimin-ah..?”
To be continued . . .

Wahh banyak fanfictionnya ada ikannya juga hihi
BalasHapusjangan lupa main ke blog ku juga ya chingu ^^
jangan lupa join juga ya?
iskafanfiction.blogspot.com
Ne gomawo udah mampir. Oke chingu :D
HapusIni lanjutannya mana chingu..???
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusChingu lanjutannya mana? belum selesai yah? post dong chingu kalau sdh selesai. ceritanya bagus banget
BalasHapuslanjutin dong.. Seruu.. ^^
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusYahh si author
BalasHapusLanjut dong
Gantung ceritanya
BalasHapus